Part 1. MOS

511 42 2
                                    

"Hyunjin!" seseorang menepuk pundak Hyunjin.

"Minggir, gue mau duduk."

"Santai aja kali Han Jisung." Jisung mendelik terhadap ucapan Hyunjin.

Hyunjin beranjak dari bangkunya, dan duduk di bangkunya sendiri. Hari ini hari pertama di tahun pelajaran baru, Hyunjin sudah naik ke kelas 11 atau kelas 2 SMA. Dan dia tidak sabar untuk menjahili adik kelas baru.

Felix Lee, masuk ke kelas dan duduk di sebelah Hyunjin, "Lu udah siap jailin ade kelas?" Ucapnya tersenyum jahil.

"Siap lah, ga mungkin gue belum siap." Ucap Hyunjin semangat.

"Tapi kan lu bukan ospek, Jin," Jisung menanggapi perkataan Hyunjin, "ya terserah gue lah mau jailin ato ngga." Hyunjin membalas.

Jisung hanya menggeleng kepalanya, Hyunjin memang keras kepala.

Mereka bertigapun keluar kelas dan turun ke lantai 1, berjalan di koridor kelas 1, mereka disuguhi tatapan-tatapan terpesona dari banyak adik kelas baru mereka, ya jelas karena mereka tampan. Terutama Hyunjin, Hyunjin berparas sangat tampan dan bertubuh tinggi.

"Kak!" Panggil seorang adik kelas, mereka bertiga menoleh.

"Ya ada apa?" Jawab Jisung tebar pesona.

Adik kelas itu menggeleng, "aku memanggil kakak yang itu," adik kelas itu menunjuk Hyunjin, "boleh aku minta nomor kaka?" Lanjutnya sambil menyodorkan ponselnya.

Jisung mendengus.

"Oh, boleh aja," Hyunjin mengambil ponsel adik kelasnya itu lalu mengetik nomornya sendiri. "Nih," Hyunjin mengembalikan ponsel adik kelas itu lalu kembali berjalan.

Mereka berjalan menuju kantin, membeli roti dan minuman, lalu duduk di salah satu meja.

Mereka mulai makan dan minum. Tapi Hyunjin teringat sesuatu. "Gue lupa nanyain nama adik kelas yang tadi," Ucap Hyunjin.

"Kalo kata lu dia cantik ga?" Tanya Felix

"Kalo kata gue sih ya, dia tuh-" Ucapan Jisung terpotong.

"Gue ga nanya ke lu dah, Jis." Felix memotong perkataan Jisung, yang dibalas Jisung dengan geplakan di kepala Felix.

"Weh sante ae dong bro." Felix menjitak dahi Jisung.

"Udah woi kaga usah berantem, ga guna, kaya anak kecil aja mainnya berantem." Hyunjin memisahkan dua anak kecil yang sedang berantem itu.

"Eh gue bukan anak kecil!" Ucap Felix dan Jisung bersamaan. Lalu mereka saling bertatapan dan melotot.

"Ngikutin ae lu bisanya." Felix kesal.

"Lu kali," Jisung juga kesal.

"Udah woi!" Hyunjin menyentil kepala mereka lalu berdiri dan jalan ke arah tangga, kembali melewati koridor kelas 1.

Ganggu orang lagi makan aja, pikir Hyunjin.

Jisung dan Felix pun mengikuti Hyunjin dari belakang.

Tiba-tiba speaker sekolah berbunyi, "Untuk anak kelas 1 laki-laki harap berkumpul di lapangan dan untuk yang perempuan berkumpul di aula."

Bisa dilihat sekarang anak kelas 1 mulai berhamburan dan mendatangi tempat yang diperintahkan.

Brugghh...

"Ahh.." Hyunjin meringis lalu menoleh pada orang yang menabraknya.

"Maaf ka, saya ga sengaja, saya permisi." Ucapnya sedikit judes lalu pergi, Hyunjin hanya menatapnya, tidak membalas permintaan maafnya, dia hanya menatap adik kelas perempuan itu.

Cantik, pikirnya.

"Buset cantik amat tu cewe, lumayan bisa gebet." Ucap Jisung.

Hyunjin menggeplak kepala Jisung, "inget pacar, bodoh, awas lo nyakitin Yeji."

Jisung meringis, "iyaiya, gue cuma sayang sama Yeji." Jisung menatap sinis Hyunjin.

"Nah yang tadi buat gue," ucap Felix.

"Dih, ga bisa gitu," Hyunjin mendengus, "buat gue lah."

To be continued.

Stuck [HwangShin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang