Part 9. Perjanjian

171 26 0
                                    

"Apaan?"

"Tunggu dulu, nanti gue ngomongnya, tunggu kelasnya kosong." Ucap Hyunjin.

Hyunjin kira Ryujin tidak akan mau menemui Hyunjin, tapi nyatanya balasan chat Ryujin cukup mengejutkan, karena Ryujin membalas "oh yaudah".

"Jan aneh-aneh lu!" Ucap Ryujin.

"Iya santai, ini penting and bersifat rahasia jadi tungguin kelasnya kosong dulu." Ucap Hyunjin.

"Alah lebay lo bacot." Ucap Ryujin sambil terus membaca novelnya.

Setelah kelas kosong, Hyunjin menatap Ryujin.

"Ryu." Panggil Hyunjin.

"Hm? Apaan?" Tanya Ryujin.

"Errmm.."

"Apaan buruan?"

"Bantuin gue, lu harus pura-pura jadi pacar gue."

"Kalo gue gamau gimana?" Ryujin menatap mata Hyunjin tajam.

"Harus mau Ryu." Hyunjin memasang wajah memelasnya.

"Tujuan lo minta gue pura-pura jadi pacar lo apa?"

"Soalnya gue mau ngindarin Heejin."

"Tapi kalo nanti gue kena labrak gimana?"

"Gabakalan deh beneran." Ucap Hyunjin menatap Ryujin dengan puppy eyesnya.

"Enak untungnya di lo, gue ga untung apa-apa, malah mungkin rugi ntar gue." Ucap Ryujin kesal.

"Gue janji deh gue bakal ngelakuin apa aja buat lu." Ucap Hyunjin.

Mendengar itu Ryujin langsung menatap mata Hyunjin, "apa aja?"

"Apa aja." Jawab Hyunjin.

"Yaudah kalo gitu," Ryujin memasang smirknya, "lo harus nganterin gue kemana-mana, kalo gue suruh harus mau, ga boleh males sama nolak kalo udah gue suruh."

"Anj—"

"Napa lo? Mau nolak? Oh, Yaudah. Selamat menikmati gangguan Heejin." Ryujin berdiri dan mengambil tasnya.

"Eh iya-iya. Gue terima syarat-syarat laknat lu." Ucap Hyunjin.

"Okay, deal?" Ryujin mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Hyunjin.

Hyunjin membalas uluran tangan Ryujin, "deal."

"But, jangan lupa kalo ini rahasia kita berdua doang."

"Iya-iya, bacot, dah tau gue."

🐙

"Turun lu! Dah nyampe."

"Iya-iya ah berisik." Ryujin pun turun dari mogenya Hyunjin.

"Besok anterin gue ke sekolah ye, jan telat lo!" Ucap Ryujin

"Iya sayang iya." Ucap Hyunjin.

"Ew, what the fuck?! Ngomong gitu sekali lagi gue bunuh lo." Ucap Ryujin

Hyunjin cuma ketawa.

"Jangan lupa bilang?" Ucap Hyunjin.

Ryujin memutar bola matanya malas, "thanks." Lalu segera masuk ke dalam rumahnya.

"Idih malesin tuh orang." Gumam Ryujin kesal.

Hyunjin pun ngegas motornya dan pergi meninggalkan tempat kediamannya Ryujin.

Ryujin masuk ke kamarnya terus tiduran di kasurnya.

Males sih gue tuh nerima perjanjiannya si Haje, tapi ya lumayan gue jadi punya ojek pribadi.

Ryujin mengambil handphonenya di saku seragamnya dan menonton oppa oppa kesukaan Ryujin di youtube.

Ryujin mengambil ciki di tasnya dan membuka bungkusnya, ia mulai memakan ciki tersebut sambil menonton youtube.

Knock.. Knock..

Jangan nyanyi lo pada.

Cklekk..

Pintu kamar Ryujin terbuka, Ryujin menoleh dan menemukan mamanya yang sedang menatapnya.

"Udah makan siang?" Tanya mama Ryujin.

Ryujin mengangguk, "udah ma."

Mamanya tersenyum, "yaudah mama tinggal ya."

Ryujin membalas senyumannya dan mengangguk, "iya ma."

Lalu mama Ryujin pun pergi meninggalkan kamarnya.

Ryujin melanjutkan kegiatannya yaitu menonton oppa oppa.

Lama-lama matanya menjadi berat dan Ryujin pun ketiduran.

To be continued.

Stuck [HwangShin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang