Brugghh..
Ryujin terdorong dan menabrak meja di depannya.
"EH RYUJIN SIALAN!!!"
Ryujin memutar bola matanya malas, Apa sih masalah hidupnya sama aku?!
Ryujin berdiri lalu menghadap cewe yang mendorongnya tadi —Jeon Heejin, yang sedang menatapnya penuh emosi.
"Apa sih masalah hidup lo sama gue?" Ucap Ryujin kesal.
"Udah gue bilangin lo ga usah deket-deket sama Ka Hyunjin!!" Jawab Heejin.
"Idih, males gue juga deket-deket dia," ucap Ryujin, "ga liat apa lo?! Dia duluan yang ganggu gue, gue juga males kalo dia dah dateng."
"Halah alesan lo! Gausah keganjenan jadi orang!" Heejin mendorong tubuh Ryujin lagi.
"Lo tuli ato gimana sih? Gue bilang dia yang duluan gangguin gue!" Nada bicara Ryujin meninggi.
"Cih, udah ganjen, sok kecantikan lo," Heejin menoyor kepala Ryujin, "jelas gue jauh lebih cantik dari lo, jauh." Heejin memberikan penekanan pada kata terakhir yang ia ucapkan.
"Apaan sih lo?! Kepedean amat." Ryujin mendorong Heejin.
Ryujin benar-benar malas untuk bertengkar ataupun berdebat dengan seseorang saat ini. Yang ia mau sekarang hanya pulang ke rumahnya dan memeluk boneka kesayangannya.
"Gue ga kepedean ya sorry, yang gue bilang tadi tuh kenyataan." Ucap Heejin.
Dia tuh sebenernya pengen nunjukin kalo dia suka Ka Hyunjin ato mau pamer visual sih.
Ryujin sih diem aja males nanggepin kalimatnya Heejin yang menurut Ryujin sangat keluar dari topik.
"HEH JAWAB DONG BITCH!" Bentak Heejin.
"Eh udah woi udah." Chaeryoung berusaha menenangkan.
Merasa tersinggung karena dipanggil bitch, Ryujin melototi Heejin, "sembarangan lo kalo ngomong! Ga ngaca ya lo."
🐙
"Eh Hyunjin!" Panggil Jisung.
"Apaan?"
"Nyontek PR dong broo." Jisung memelas.
"Ambil aja sono di tas gue." Ucap Hyunjin.
"Eh Hyunjin!" Panggil Felix, "Ryujin tuh, Ryujin."
"Eh Ryujin kenapa? Di mana?" Tanya Hyunjin.
"Itu di kantin sama Heejin lagi—" Ucapan Felix terpotong.
Hyunjin langsung berlari menuju kantin dan mencari cari keberadaan gadis bermarga Shin itu di antara kerumunan anak-anak dan Hyunjin menerobos kerumunan anak-anak yang sedang menyaksikan pertengkaran Ryujin dan Heejin.
"RYUJIN!" Panggil Hyunjin.
"Dateng nih pahlawan kesiangan." Ucap Chaeryoung yang kemudian dibalas tatapan tajam dari Hyunjin.
"Ampun om!" Ucap Chaeryoung.
Ryujin menoleh karena merasa terpanggil.
"Apaan sih lu?!" Ucap Hyunjin menatap Heejin kesal.
"Kaka gausah ikut campur! Kalo kaka ga ngediemin aku karena Ryujin semuanya ga akan kaya gini!" Ucap Heejin.
"Lo yakin, huh?" Ucap Hyunjin, "bukannya harusnya, 'Kalo gue ga ganjen and ga gatel ke Ka Hyunjin, semuanya ga bakal kaya gini', gitu kan?"
Heejin emosi, dia mendorong Hyunjin lalu melotot ke arah Ryujin dan menampar pipi Ryujin kencang.
Ryujin membeku, perlahan air matanya menetes. Dia merasa sangat kesal, emosi, dan merasa tidak adil. Kenapa dia ditampar?! Padahal dirinya tidak melakukan kesalahan apapun.
"HEEJIN! LO GILA!!" Hyunjin mendorong Heejin pelan lalu menarik tangan Ryujin membawa Ryujin ke ruang UKS.
Hyunjin mengambil kompres dan mengompres pipi Ryujin yang merah.
Ryujin sangat emosi, dia meneteskan air matanya satu demi satu. Dia masih speechless.
"Udahlah," Hyunjin menenangkan Ryujin sambil menghapus air mata Ryujin, "air mata lu berharga, jangan lu sia-siain cuma karena dajjal yang satu itu."
Ryujin menatap mata Hyunjin tajam, Hyunjin membalas tatapan Ryujin dengan tatapan bingung.
"Please, jauhin gue."
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck [HwangShin]
Fanfiction"Bantuin gue, lu harus pura-pura jadi pacar gue." "Kalo gue gamau gimana?" headsontheclouds, 2020