Knock.. Knock..
Cklek..
"Kuy ah buruan," Hyunjin menggenggam tangan Ryujin.
"Eh tunggu gue belum pamit sama mom." Ucap Ryujin melepas pegangan tangan Hyunjin.
Ryujin kembali masuk ke dalam lalu berpamitan pada mom tercintanya.
"Kuy, buru." Ucap Ryujin.
Baru saja Hyunjin ingin memegang tangan Ryujin lagi, tapi Ryujin sudah berjalan melaluinya dengan cepat.
Hyunjin menyusul Ryujin lalu menaiki motornya, diikuti Ryujin yang ikut menaiki motor Hyunjin.
Mereka pun berangkat ke sekolah.
🐙
Kringg..
"Ah, akhirnya istirahat juga bro." Ucap Jisung sambil meregangkan badannya.
"Kuy bre ngantin." Ucap Felix menoel lengan Hyunjin dan Jisung.
"Kuy ah laper gue." Jisung berdiri dan merangkul Felix.
"Kalian dulu aja, gue mau nyamperin tuan putri dulu." Ucap Hyunjin sambil cekikikan sendiri.
"Gila lu," ucap Felix, "bucin, najis."
"Au tuh, kuy ah kita duluan aja, Lix." Ajak Jisung lalu merekapun pergi meninggalkan Hyunjin sendirian di dalam kelas.
Hyunjin keluar dari kelasnya dan berjalan menuju kelas Ryujin.
"Ryu— eh, Chaeryoung kan?" Tanya Hyunjin pada Chaeryoung.
"Iya apa kak? Nyari Ryujin?" Tanya Chaeryoung yang dibalas anggukan dari Hyunjin.
"Oh tadi dia ga tau tuh dibawa kemana sama Heejin." Ucap Chaeyoung.
Mata Hyunjin terbelalak, "eh beneran Chaer?!"
Chaeryoung mengangguk, "iya kak."
Hyunjin langsung ke luar kelasnya Ryujin lalu bertanya pada anak-anak yang lewat di sekitar situ tentang keberadaan Ryujin.
"Oh, dia tadi lagi sama Heejin di taman belakang sekolah."
Hyunjin langsung melesat ke taman belakang sekolah. Jujur, dia khawatir.
Dia melihat 3 orang cewe yang sedang menindas seorang cewe yang terduduk menyandar pada dinding.
"Ryujin!" Panggil Hyunjin.
Seketika keempat cewe itu menatap ke arah Hyunjin.
"Dateng nih pahlawan kesiangan." Ucap seorang dari 3 penindas itu.
"Eh ka Hyunjin, ngapain disini?" Ucap salah seorang lainnya, Heejin.
"Lu yang ngapain disini." Hyunjin mendekati mereka lalu menarik tangan Ryujin untuk berdiri. Hyunjin menarik tangan Ryujin pergi dari tempat itu.
"Lu gapapa?" Tanya Hyunjin dengan wajah khawatirnya.
Ryujin mendecak, "gapapa."
"Yakin? Lu diapain sama dia? Ada yang luka ga?" Tanya Hyunjin.
"Ga diapa-apain, dia cuma ngomong ga jelas, gue sih ga dengerin dia ngomong apa aja tadi, yang jelas dia nyebut-nyebut nama lo." Jawab Ryujin lalu pergi ke kelasnya meninggalkan Hyunjin.
🐙
"Ryujin, kuy pulang."
"Hmm.." Ryujin berjalan melewati Hyunjin yang sedari tadi menunggunya.
"Beli ice cream kuy," tanya Hyunjin, "mau ga?"
"Ga."
"Gue traktir."
"Ga."
"Yaudah lu maunya apaan? Gue traktir."
"Ga."
"Lu cuma bisa ngomong 'ga' ya?"
"Ga."
"Anj—"
Ryujin melotot ke arah Hyunjin, "mulut dijaga, mas."
"Iya iya." Ucap Hyunjin.
Hening.
Sampai akhirnya mereka naik ke motor.
"Lu gapapa kan?" Tanya Hyunjin.
"Gapapa gimana?" Tanya Ryujin.
"Tadi sama Heejin."
"Yaelah, gapapa gue." "Buruan jalan!"
"Iya ndoro."
Hyunjin menjalankan motornya menuju rumah Ryujin.
Bukan, bukan.
Menuju toko ice cream.
"Heh gila!" Ucap Ryujin, "rumah gue bukan disini."
"Ya kan udah gue bilang tadi, kita makan ice cream dulu." Ucap Hyunjin.
"Ya kan tadi gue udah nolak." Ucap Ryujin.
Hyunjin turun dari motor dan melepaskan helmnya.
Melihat rambut Hyunjin yang udah berantakan banget kayak otaknya membuat Ryujin spontan menarik kepala Hyunjin membuat kepalanya sedikit menunduk agar wajah mereka sejajar, diapun memperbaiki rambut Hyunjin yang membuat jarak wajah mereka hanya beberapa centimeter.
Hyunjin memperhatikan wajah Ryujin yang sangat cantik.
Deg!
Eh anjir jantung gue kenapa? Ini mukanya kedeketan woi.
Hyunjin terus memperhatikan wajah Ryujin membuat telinganya memerah.
Hyunjin, jangan baper, Hyunjin.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck [HwangShin]
Fanfic"Bantuin gue, lu harus pura-pura jadi pacar gue." "Kalo gue gamau gimana?" headsontheclouds, 2020