Part 10. Jemput

167 26 0
                                    

"Jin bangun lo gilak!" Yeji menepuk-nepuk tangan Hyunjin yang tengah tertidur.

Hyunjin merasa tidurnya terganggu, ia mengerang, "5 menit lagi ah, Ji." Hyunjin masih memejamkan mata.

"Gila lo! Udah jam 6 ini. Bangun lo." Ucap Yeji.

Seketika Hyunjin membuka matanya dan terduduk di kasur.

Anjir gue harus jemput Ryujin.

Hyunjin segera melesat ke kamar mandi dan mandi secepatnya, setelah mandi ia memakai seragam dengan terburu-buru tidak peduli bahwa dasinya hanya tergantung di kerahnya. Ia pergi ke dapur, mengambil roti kemudian memakannya sambil mengambil kunci motornya dan berjalan ke garasi.

"Eh tungguin gue!" Ucap Yeji.

"Gue mau jemput pacar, lo sama si hanjing, eh, si hanjis aja." Ucap Hyunjin lalu segera menyalakan mesin motornya, tidak lupa memakai helmet untuk keselamatannya.

Ia mengeluarkan motornya dari garasinya dan melesat menuju rumah Ryujin.

"Eh si anjing ditinggal gue." Gumam Yeji, lalu mengingat sesuatu, "eh si goblok helm gue dibawa anjir." Yeji mendengus lalu menelepon kekasih bobroknya untuk datang menjemputnya.

🐙

Knock.. Knock..

Hyunjin mengetuk pintu rumah Ryujin.

Ceklekk..

Pintu rumah Ryujin terbuka dan menampilkan wanita paruh baya yang sangat mirip dengan Ryujin.

"Permisi Tante, saya Hyunjin," ucap Hyunjin sopan, "saya mau jemput Ryujin, Tante."

"Ryujin ini udah dijemput." Ucap wanita tersebut.

"Iya bentar mom, ini belum habis sarapannya." Ucap Ryujin dari dalam rumahnya.

"Oh bentar ya Ryujinnya masih sarapan." Ucap wanita tersebut yang ternyata momnya Ryujin.

"Iya, Tante." Hyunjin tersenyum.

Ia menunggu Ryujin selama beberapa menit.

"Udah ah kuy buruan." Ucap Ryujin lalu mencium pipi momnya, "mom, Ryujin berangkat dulu."

"Tante, kami berangkat dulu ya." Hyunjin tersenyum sopan.

"Iya, hati-hati ya dijalan." Ucap momnya Ryujin.

Hyunjin mengangguk, "iya Tante tenang aja."

Hyunjin berjalan menuju motornya dan memakai helmetnya. Ia menyodorkan helm Yeji yang ia bawa pada Ryujin.

Ryujin mengambil helmnya dan memakainya. Ia berpegangan pada bahu Hyunjin dan menaiki mogenya Hyunjin.

Hyunjin menjalankan motornya.

Tiba-tiba ngegas motornya kenceng.

"EH GILA LO HWANG HYUNJIN!!" Teriak Ryujin karena kaget dan takut, "ANJIR GAUSAH NGEBUT!"

Hyunjin terkekeh lalu mengencangkan gasnya.

Ryujin panik, otomatis meluk Hyunjin.

Hyunjin kaget.

Deg.

Eh? Apaan ni?

🐙

Hyunjin memarkirkan motornya di parkiran sekolahnya.

"Udahan ini ngebut-ngebutannya, masih aja lu meluk-meluk gue." Ucap Hyunjin.

Bughh..

"Aw.. sakit begok!" Hyunjin memegang pundaknya yang tadi ditonjok sama Ryujin.

"Gila ya lo!" Ryujin emosi. Dia bener-bener gasuka kebut-kebutan, dia belum siap mati.

Hyunjin hanya terkekeh dan mengacak-acak rambut Ryujin gemas.

"Dahla, kuy masuk." Hyunjin menggenggam tangan Ryujin.

Tentu saja mereka jadi bahan pembicaraan orang-orang yang berlalu lalang sambil melihat kedekatan mereka.

Ada yang berbisik tidak suka, ada yang diam saja, ada yang berbisik karena senang melihat kedekatan mereka karena mereka cocok.

"Hyunjin!"

Hyunjin menoleh, karena mengenali suara kembarannya yang menyebalkan.

Ia melihat Yeji yang sedang berjalan kearahnya dengan Jisung yang mengikuti Yeji dari belakang.

"Lo make tinggal-tinggal gue, mana helm gue dibawa lagi!" Ucap Yeji kesal.

Hyunjin menatap Yeji, Yeji menatap Hyunjin lalu menatap Ryujin.

"E-eh, Ryujin." Yeji nyengir.

"Hai ka." Ryujin tersenyum kepada Yeji.

Hyunjin menatap Ryujin. Eh buset gemes banget dah senyumnya, manis.

To be continued.

Stuck [HwangShin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang