5. Perhatian

134 30 13
                                    

Hari kedua Rara bersekolah di sekolah barunya, ia sebenarnya agak lemas, namun ia mencoba untuk tetap bersemangat. Kali ini, Rara tidak telat bangun lagi, ia memasang alarm setengah jam lebih awal dibanding kemarin.

Rara sedang bersiap-siap di dalam kamarnya, tiba-tiba ibunya mengetuk pintu kamarnya. Tok tok tokk.

"Nak, ayo cepet siap-siap nya. Ada temen kamu ngejemput tuh, udah nungguin."

Seketika Rara bingung, siapa yang menjemput dirinya sepagi ini? Sedangkan ia saja belum sempat sarapan.

"Hah? Ngejemput? Siapa?"

"Namanya... Haduh siapa, ya, tadi.. Udahlah ayo cepet siap-siap nya, habis itu ke bawah sarapan, ya."

"Hm.. Iya, ibu duluan aja."

"Cepet, yaa."

"Iya, ibuku sayang.."

Siapa yang ngejemput gue? Masa Najma? Mana mungkin anak itu seniat ini. Batin Rara

Setelah selesai bersiap-siap, Rara keluar kamar lalu menuju ke ruang makan untuk sarapan. Ia benar-benar terkejut, karena ternyata teman yang menjemputnya adalah Andy. Sekarang Andy sedang duduk di meja makan bersama keluarganya.

Rara yang tadinya tak begitu bersemangat pergi ke sekolah karena lemas, seketika semangat itu muncul dan ada rasa bahagia di hatinya ketika ia tahu bahwa Andy lah yang menjemputnya.

"Andy??"

"Eh, hai, Ra."

"Lo.. Ngapain jemput gue? Ngerepotin banget lho ini.."

"Rumah gue ga jauh dari sini. Kebetulan jalan yang biasanya gue lewatin lagi dicor, makanya gue lewat sini, dan ngelewatin rumah lo juga. Daripada pergi sendirian, mending gue jemput lo buat berangkat bareng. Gapapa kan?" Andy menjelaskan kemudian tersenyum.

"Gue sih gapapa. Tapi lo nya yang gimana.. Gapapa?"

"Gapapa lah, makanya gue jemput lo sekarang."

"Heh udah dulu diskusi nya, ayo sarapan dulu. Ayo, Andy, dimakan." ayah Rara mempersilakan.

Rara pun duduk berhadapan dengan Andy di meja makan. Mereka pun makan bersama. Selesai makan, mereka berpamitan berangkat ke sekolah bersama.

"Yah, Bu, kakak berangkat dulu, ya." pamit Rara seraya mengecup punggung tangan kedua orang tuanya. Andy pun melakukan hal yang sama.

"Om, Tante, kami berangkat dulu, ya."

"Assalamu'alaaikum." Rara dan Andy mengucap salam bersamaan.

"Wa'alaikumussalam."

Saat perjalanan, mereka hanya saling diam dan sibuk masing-masing. Rara membaca novel, sedangkan Andy fokus menyetir mobil. Sesampainya di sekolah, mereka pun turun dari mobil bersamaan.

"Ayo, ke kelas bareng." ajak Andy.

"Gapapa, lo duluan aja, gue mau ke toilet dulu."

"Oh, oke."

Saat mereka berdua turun dari mobil, teman-teman mereka melihatnya. Di sana ada Glenn, Eric, dan Bobby.

"Asikk, berangkat bareng cewe lo, Dy. Siapa? Pacar?" Eric antusias.

"Apaan, temen doang."

"Palingan nanti juga jadian." ledek Glenn kemudian tertawa, begitu juga dengan Eric dan Bobby.

"Udah lah, ayo ke kelas!" ajak Andy.

Suasana di kelas sama seperti biasanya, semua murid khusyuk mendengarkan guru yang sedang menjelaskan. Kali ini pelajaran Bu Rika, guru kimia. Cara menjelaskan yang asik membuat murid-murid semakin serius mendengarkan.

| • |


Kring kring kringg, bel istirahat berbunyi. Semua murid bersemangat menuju ke kantin.

"Ra, ayo ke kantin!" ajak Vira bersama dengan Najma, Nazwa, dan Syahira, sahabat Rara.

"Kalian duluan aja, gue mau makan bekel dulu."

"Yaudah deh, kita duluan yaa."

Rara mengangguk. Kemudian ia pun membuka tasnya untuk mengambil bekal roti selai kacang kesukaannya.

"Wiii enak nih! Eh, susu coklat nya mana? Kok ga ada?" Rara mencari-cari di dalam tasnya. Namun tetap saja tidak ada. Rara mengetuk dagunya sambil mengingat-ingat.

"Haduhh! Ketinggalan di meja makan! Ampun ada-ada ajaa. Yaudah deh, gue beli di kantin aja."

Sampai kantin, ia mencari-cari susu coklat kemasan yang juga merupakan kesukaannya. Namun susu coklat itu juga tidak ada di kantin.

"Lho, kok, ngga ada? Bi Ida, susu coklat nya abis?"

"Wah, kayaknya iya, neng. Tadi sisa satu, tapi kayaknya udah ada yang ngambil."

"Yaahh.. Gimana dong.."

"Maaf, ya, neng.."

"Iya gapapa bi." Rara tersenyum. Kemudian hendak pergi menuju kelas.

Ternyata, Andy yang membeli susu coklat itu. Saat Rara dan Bi Ida—ibu kantin—sedang berbincang, Andy mendengarnya. Tanpa ragu, ia pun menghampiri Rara yang hendak meninggalkan kantin untuk memberikan susu coklat miliknya, karena Andy tahu, Rara sangat menyukai minuman dan makanan yang berbau coklat. Salah satunya susu coklat.

"Ra, ini buat lo."

"Ng... Ngga usah, Dy. Itu kan punya lo."

"Gapapa, buat lo aja, gue bisa beli kopi."

"Ga usah, ga usah.. Gue beli yoghurt aja deh."

"Nanti sakit perut, masih pagi. Udah, nih, buat lo."

"Mmm, beneran?"

"Iyaa beneran, nih." Andy menyodorkan susu coklat itu kepada Rara.

"Makasih banyakk, Dy." Rara dan Andy saling melempar senyum.

Andy baik banget. Batin Rara.

Gapapa deh, gue bisa beli kopi. Kata ibunya tadi, Rara kan ga suka kopi. Batin Andy kemudian tersenyum.

———
Wahhh! Andy perhatian banget sama Rara🥰. Apa jangan-jangan... Andy suka sama Rara? Ga tau deh.. Jangan bosen bacanya, yaa😁❤.

LOVE LESSON [1 OF 3M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang