35. "Bukan gue."

28 6 25
                                    

"Ra … kamu …" Andy tergagap.

Yang pasti sangat terkejut dengan perubahan dari sang kekasih yang tiba-tiba. Meskipun sebelumnya Rara pernah bicara dan mengungkapkan keinginannya untuk menutup aurat karena mimpi semasa koma, tetapi Andy masih benar-benar terkejut.

Karena ia pikir, Rara tidak akan pernah benar-benar melaksanakannya. Tapi ternyata dugaan Andy salah. Salah besar. Buktinya, kini sang kekasih tampil dengan pakaian yang menyejukkan mata.

Kringg kringg

"Selamat pagi, kepada seluruh siswa dan siswi dimohon untuk segera menuju lapangan karena akan dilaksanakan upacara bendera. Sekali lagi kepada seluruh siswa—"

Zarina mengedarkan pandangannya. Sudah banyak anak IPS yang ke luar kelas dan berjalan menuju lapangan. Melihat itu, Zarina segera pamit. "Guys, gue ke kelas duluan, ya. Mau ambil topi, bye!" katanya lalu belari kecil menuju kelasnya.

Andy menetralkan raut keterkejutan yang masih membekas. Lantas ia menoleh kepada Zaidan, "Dan, lo udah bawa topi?" tanya nya.

Zaidan merogoh saku celana bagian belakang. Kemudian mengangkat topi miliknya ke udara, "Nih, udah."

Andy mengangguk. Ia mengalihkan pandangannya penuh kepada sang kekasih, Rara. "Ra, masuk dulu gih, simpen tasnya," tuturnya.

Rara mengangguk. Kemudian melangkah memasuki kelas.

"Gue gak salah liat? Itu tadi beneran Rara, kan?" tanya Nazwa.

Yang lain mengangguk sebagai jawaban.

Nazwa menutup mulutnya menggunakan telapak tangan dramatis. "Kok bisa? Gue aja yang sering temenin Bunda ke kajian-kajian, belum bisa seyakin itu buat pake hijab."

Eric menoyor kepala Nazwa pelan. "Itu mah, lo aja yang gak tobat-tobat, oncom!" sinisnya.

Nazwa manyun. "Gue pengen banget hijrah. Tapi … susah, ya," gumamnya tanpa ada satupun orang yang mendengar.

Vira menyenggol lengan Nazwa. "Ayo ke lapang, malah bengong."

Nazwa mengangguk lantas berjalan bersama Vira, Bobby, Eric, dan yang lainnya.

Andy berjalan di samping Zaidan. Ya. Dia meninggalkan Rara. Andy merasa kini ia harus beradaptasi dengan Rara yang baru.

Penampilan Rara yang sekarang membuat Andy menyimpulkan bahwa ia harus menjaga jarak dengan Rara. Ia tidak ingin membuat Rara merasa terganggu, terlebih kini terlihat bahwa Rara sedikit menjaga jarak darinya. Andy mengerti. Dan akan selalu mencoba mengerti.

Zaidan menghentikan langkahnya, membuat Andy ikut berhenti seraya mengernyit heran. "Kenapa lo?"

"Kebelet," cicit Zaidan, nyengir.

Andy malah terbahak. "Ya udah sana ke toilet, nanti ngompol. Gue duluan," ucapnya masih diselingi tawa.

"Oke," sahut Zaidan.

Andy melangkah meninggalkan Zaidan yang segera berlari ke toilet.

Sedangkan di dalam kelas Rara terlihat bingung dan khawatir. Gimana enggak khawatir kalau topi miliknya enggak ada di tas?!

Ke mana coba, topi miliknya itu? Perasaan tadi Rara sudah memasukkan semua barang-barang yang harus ia bawa ke sekolah. Termasuk topi. Tetapi kenapa sekarang malah enggak ada?

Rara membuka resleting tasnya. Mencari-cari topi miliknya yang kalau enggak salah tadi ia masukkan juga ke dalam tasnya. Kalau enggak salah.

Rara melotot. Lalu menepuk jidatnya, "Aduuhhh, ketinggalan di kamar!"

Nah, kan. Emang suka gitu Rara tuh. Perasaan udah dimasukin, perasaan udah disiapin, semuanya aja pakai perasaan. Pantesan dia sedikit gampang baper. Huh.

LOVE LESSON [1 OF 3M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang