12. I'm Okay

90 22 19
                                    

Hari ini adalah hari Senin. Rara pun menjalani hari-hari nya sebagaimana biasanya anak-anak kelas 11 bersekolah. Saat ini adalah jam kosong di pelajaran terakhir karena Bu Tuti selaku guru Matematika ada rapat dan hanya menyuruh murid-muridnya untuk membaca buku. Di banding teman-teman Rara yang membaca buku di dalam kelas, Rara lebih memilih membaca buku di taman sekolahnya.

Mata Rara sembab karena kemarin ia menangis terlalu lama kemudian tertidur dan terbangun tadi pagi. Rara meletakkan dagunya di bawah tangannya. Ia tampak sedang sangat bersedih walaupun ia mencoba untuk tidak memperlihatkan kesedihannya.

Ia juga masih teringat kejadian kemarin. Ia juga masih teringat dengan janjinya kepada Andy bahwa akan membantunya dan Syasya yang merupakan sahabatnya sendiri untuk menjalin hubungan.

Saat Rara sedang merenung, seseorang menghampirinya.

"Ra,"

Sontak, Rara langsung menoleh ke sumber suara itu, "Ya?"

"Lo gapapa?" tanya gadis berambut sebahu dan bertubuh 5cm lebih pendek darinya. Ya, itu adalah Syasya, seseorang yang sedang Andy cintai.

"Eh, gapapa kok." Rara tersenyum paksa.

"Yakin?"

"Iya lah, yakin." Rara tertawa palsu.

Teringat dengan janjinya kepada Andy perihal hubungan dengan Syasya, Rara langsung melaksanakan janjinya. Ya, walaupun hatinya sendiri harus menjadi korbannya.

"Eh, Sya! Lo tau ga? Ada yang lagi suka sama lo!" Rara berpura-pura antusias.

"Hah? Siapa?" Syasya penasaran.

"Andy!" Rara tertawa. Ya, ia masih saja tertawa walau sebenarnya hatinya memang sedang menangis.

"Ngaco lo!"

"Ya ampun ni anak ga percaya!" Rara menepuk keningnya.

Kini, Syasya sedang senyum-senyum sendiri.

"Gue tau kalo lo juga lagi suka sama Andy. Iya kann? Ngaku aja lo!"

"Hehe." jawab Syasya sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Nah kan! Apa gue bilang!"

"Lo tau dari mana, Ra?"

"Kemaren tu anak badak bilang ke gue. Dia cerita, katanya dia lagi suka sama lo."

"Masa?"

"Iya, Sya! Sumpah deh, gue ga boong."

"Bisa gitu, ya."

"Bisa lah."

Syasya semakin salah tingkah.

"Nih, ya, daripada lo senyam-senyum sendiri di sini kaya orang gila, mending lo masuk kelas, samperin Andy. Siapa tau dia mau nembak lo."

"Apaan si lo! Yaudah gue ke kelas dulu, bye Rara sayang!"

Rara bergidik geli, "Alay lo budak cinta!"

Syasya pun meninggalkan Rara sendirian di taman. Ia berlari menuju kelasnya yang juga merupakan kelas Rara dan Andy. Rara tersenyum getir.

Ngga, Ra. Lo ga boleh nangis sekarang. Lagipula, Syasya itu sahabat baik lo, harusnya lo bahagia dan percaya kalo Syasya itu cewe yang baik buat Andy. Bahkan lebih baik dari lo. Batin Rara sendu.

Entah apa yang ada di pikiran Rara. Ia lebih mementingkan kebahagiaan orang lain yang justru memberikan kesedihan kepada dirinya sendiri. Mungkin jika orang-orang tahu apa yang Rara lakukan, banyak yang mengatakan bahwa Rara itu bodoh. Tetapi Rara tetaplah Rara yang teguh pada pendiriannya. Sedikit egois memang, tapi dari tindakannya, memang banyak orang yang bahagia dibuatnya.

LOVE LESSON [1 OF 3M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang