32. Niat Baik & Takdir Tuhan

74 8 21
                                    

Bahagiamu adalah bahagiaku.
Kuatmu adalah kuatku.
Lemahmu adalah lemahku.

Bangunlah, jangan sampai tak sadarkannya dirimu menjadikan hal serupa pada diriku.

Kamu tahu? Aku ingin menjagamu.

Zaidan Dwi Arsya•

—🐼—

"Yaa Allah, Yaa Rabb, si Rara dan kawan-kawan lama banget, sih!" gerutu Eric.

Sejak kepergian Rara, Nazwa, dan Vira 40 menit yang lalu, mereka memutuskan untuk lebih dulu mengerjakan beberapa soal yang ditugaskan Bu Rani, guru fisika. Ya biar cepat selesai. Mudah-mudahan aja jawabannya benar.

"Jangan-jangan mereka pada godain mas-mas kasir yang ganteng lagi?!" tebak Eric, histeris.

"Ngaco lo!" sahut Glenn.

Drtt drtt drtt

Glenn melihat ponselnya yang bergetar, tanda masuknya panggilan. Diambilnya ponsel itu. Glenn cukup terkejut ketika melihat nama Vira tertera di sana. Tumbenan nelepon? Pikirnya.

"Siapa?" tanya Eric.

"Vira." jawab Glenn.

Kemudian Glenn mengangkat panggilan dari Vira.

"Hiks, G—Glenn …"

Glenn mengernyit mendengar isakan tangis Vira. Tunggu … terdengar ada suara isakan lain di sana. Glenn yakin, itu pasti Nazwa. Atau mungkin Rara? Tapi, ada apa? Kenapa mereka harus menangis?

"Ya? Kenapa?" jawab Glenn.

"Ke—ke sini ce—cepetan, hiks …" ucap Vira.

"Nape sih? Ada apa? Lo kenapa nangis?" tanya Glenn.

Eric yang mendengar ucapan Glenn menoleh, terkejut.

"Ra—Rara, hiks, hiks …" jawab Vira terbata-bata.

Glenn mengernyit. Ia benar-benar bingung sekarang. Ada apa dengan Rara?

"Tenang, Vir … Lo kenapa?" tanya Glenn.

"Ce—cepetan ke sini, Glenn …" ucap Vira lagi di sela-sela isak tangisnya.

"Oke, oke, share loc, ya." putus Glenn kemudian. Perasaan nya tidak enak. Ditambah dengan Vira yang menangis. Tidak biasanya.

"Kenapa?" tanya Eric bingung.

Glenn tak menjawab pertanyaan Eric. Ia berlari menuju kamarnya di lantai dua. Menaiki tangga dengan tergesa-gesa. Sesampainya di kamar, Glenn langsung mengambil jaket jeans berwarna hitam miliknya, kemudian kembali ke bawah, menemui Eric.

"Glenn, lo mau ke mana? Lo kenapa, sih? Buru-buru amat. Oh iya, tadi si Vira ngomong apa?" tanya Eric lagi.

"Gue juga nggak tau. Tadi di telepon Vira nangis, dia nyuruh gue buat cepet ke sana. Dia udah share loc, kita ke sana sekarang. Gue takut ada apa-apa sama mereka bertiga." jawab Glenn panjang.

"Perasaan gue ga enak." gumam Eric.

Dengan segera Eric mengambil hoodie berwarna hitam miliknya di sofa, "Ayo ke sana!" ajak Eric cepat.

"Glenn, camilan nya udah datang?" Widya tiba-tiba menghampiri Glenn dan Eric.

Widya terkejut melihat ekspresi Glenn dan Eric sekarang yang terlihat panik, "Kalian kenapa?"

LOVE LESSON [1 OF 3M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang