"Njun, ke belakang gih, apa perlu gue sang penerus Dilan dua ribu dua puluh ini antar lo ke UKS?" kata Jaemin khawatir dengan Renjun yang wajahnya mulai memucat, upacara kali ini berlangsung lumayan lama ditambah matahari terasa sangat terik.
"Gue masih kuat, Jae," jawab Renjun berusaha tak peduli bahwa sudah banyak keringat menetes di sekujur tubuh dan wajahnya.
"Dih, mending gue antar langsung lo ke UKS, daripada nanti ambruk. Gue males ngangkat lo, kita-kita jadi para penonton pas lo diangkat para petugas UKS aja."
"Hah? Renjun sakit? Sini Dek Somi aja yang antar," ajak Somi yang mendengar bahwa Renjun ingin pergi ke UKS, sekalian ingin modus.
"Heh, Somi! Bagian gini lo cepet, giliran pacarnya sendiri pas sakit nggak dijengukin," celetuk Haechan, pacar Somi.
Somi hanya bisa mendengus dan memutar kedua bola matanya. Sudah tau dia sudah punya pacar, si Haechan, masih saja mau ngegebet Renjun yang fans-nya banyak bak kacang goreng. Untungnya Renjun mengacuhkan Somi yang selalu mendekatinya, dan mengadukan semuanya pada Haechan, teman akrabnya.
Haechan juga tidak marah pada Renjun karena pacarnya lebih memilih Renjun dibanding dirinya, sebab ia tahu kalau Renjun sering mengabaikan perempuan, tak peduli, bahkan dingin, jadi ia tidak takut kalau pacarnya akan selingkuh dengan Renjun. Pikirnya Renjun sudah pasti akan menolaknya.
Renjun menghela napas pasrah, mau tidak mau ia menerima ajakan Jaemin yang ingin mengantarkannya ke UKS, Renjun sudah tidak kuat, matanya mulai berkunang-kunang, tubuhnya pun hampir lemas.
Dua sejoli itupun menyapu pandangan ke seluruh ruangan di hadapan mereka. Tampak sepi, petugasnya pun tak ada, mungkin sedang berkeliling?
"Wih, tumben sepi, biasanya penuh kek ikan asin lagi dikeringin. Jadi pengen ikut rebahan juga," ucap Jaemin membuat Renjun menggelengkan kepalanya sambil masuk ke dalam UKS.
"Batas lo ke UKS sudah berlebihan, lo mau dipanggil ke BK cuman gegara keseringan ke UKS buat ngehindarin ucapara sama pelajaran?" cerca Renjun duduk di atas kasur.
"Ya, nggak, lha! Bisa dijewer emak gue kalo dipanggil BK," jawab Jaemin memelototkan matanya. "Gue tinggal dulu."
"Tunggu!"
Langkah Jaemin terhenti kala Renjun menyuruhnya diam. "Paan?" Jaemin membalikkan tubuhnya menatap Renjun datar.
"Gue nggak liat Acha tadi, hampa banget pemandangan gue pagi ini. Bosen gue liat muka-muka lo pada mulu. Jadi, kalo lo liat Acha, bilangin ada salam dari Renjun."
Jaemin mendelik geli lalu menggelengkan kepala. "Baru kali ini gue liat lo se-bucin ini. Iye, gue sampai-in salam lo, tapi bubble tea menanti di depan rumah gue, ya~" Jaemin langsung berlalu keluar dari UKS meninggalkan Renjun.
Renjun mulai merebahkan diri di atas kasur secara perlahan yang sedari tadi ia duduki. Rasanya Renjun ingin tidur pagi ini dan sekali-kali membolos jam pelajaran Kimia, ia sudah terlalu bosan melihat tabel periodik.
Hampir saja Renjun mulai tertidur, mengistirahatkan tubuhnya, terdengar suara menyapa indra pendengarannya.
"Lo? Ngapain lo di sini?" tanya Acha dingin.
Renjun segera bangun dan mendapati seorang Acha berdiri di samping kasurnya.
"Lho, Acha di sini juga? Gue tadi tiba-tiba nggak enak badan, makanya dianter Jaemin ke sini."
"Gue tugas piket hari ini. Hm, nggak nanya juga sih lo tadi diantar siapa."
Renjun hanya tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
April | Renjun
Fanfiction❛ Mungkin rasa ini tak memiliki arti lagi sebab pemiliknya telah luruh kian menepi ❜ // Huang Renjun'au, 2O2O - 2O21