Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Heh! Kita udah berapa kali bolak-balik jalan ini, lo nggak tau jalan ya?!" gerutu Acha pada Renjun yang mengendarai kendaraannya tidak sesuai tujuan.
Renjun tidak menggubris, diam-diam Renjun melirik Acha melalui kaca spionnya. Wajah yang menunjukkan kekesalan membuat kesan imut di mata seorang Huang Renjun. Namanya juga budak cinta.
"Oh, iya, gue kok bodoh? Lo pasti nggak tau alamat rumah gue, kan? Makanya dari tadi muter mulu."
"Tau, kok. Aku sering ke rumah kamu bareng anak lain, nggak sadar ya kamu? Makanya, kalau ada tamu tuh dilayanin, kesian kakak kamu ngebabu di rumahnya sendiri. Dasar kaum rebahan."
Acha mendengus, memutar kedua bola matanya. Memang benar, Acha tidak tahu kalau kakaknya pernah membawa anggota gengnya ke rumah, Acha terlalu menjadi manusia bodo amat dalam hal ini, setiap ada tamu yang tidak penting Acha selalu mengurung diri di kamar. Hanya karena enggan menunjukkan muka saja.
"Ya kalo tau, kenapa muter-muter?! Buang waktu aja tau! Supaya apa coba, hah???"
"Sejak kapan Acha banyak tanya kayak pembawa acara sesi quiz berhadiah uang satu juta?"
"Cih, kali aja lo mau ngeculik gua gegara ada dendam kesumat yang gua nggak tau."
Berdeham, lagi-lagi Renjun melirik Acha di kaca spionnya. "Yang ada supaya perjalanannya lebih lama, jadi aku bisa menghabiskan separuh hari ini bersama Acha."
"Ck, nggak usah ngawur lo, modus."
Mendengar itu, Renjun hanya diam, senyuman merekahnya tadi luntur menjadi senyuman tipis.
"Terlalu sakit saat usahaku tak dianggap."
"Cha," ucap Ara menggantung, gadis itu mengulum bibirnya.
"Hm, mau bareng beli makan?" Acha masih sibuk membaca buku paket rangkuman materi yang mencangkup pelajaran IPA salah satunya seperti, Biologi, Fisika, Kimia.
Ara menggeleng. "Bukan, itu... Atas dasar apa ya Renjun nyamperin lo kemarin di kantin?"
Acha hampir saja melupakan kejadian kemarin. Sejenak anak itu terdiam kemudian kembali melanjutkan kegiatannya sambil mendelikkan bahu. "Entah."
"Masa sih, Renjun si most wanted yang dikenal tampan keturunan China-surga, dingin, si juara paralel, inceran pada kaum Hawa di sekolah dengan hangatnya nyamperin lo yang bukan siapa-siapanya, maksud gua tuh bukan temen deket atau temen sekelas. Langka banget gila, andai ada museum video, gua dokumentasikan terus gua masukin di museum video bersejarah kisah antara Renjun dan Acha."
"Lebay lo. Kali aja dia lagi jalanin tantangan dari temennya?"
Nampak, Ara sedang berpikir. "Hm, iya kali, ya?"
"Eh, tapi, Cha!" heboh Ara menatap Acha serius, Acha pun ikut menatap Ara dengan tatapannya yang datar. "Kalau Renjun beneran ada niat PDKT-in lo, gimana?"