08 : Rasi Bintang

126 23 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acha menghela napas, berpikir Renjun ternyata sejauh ini mengetahui apa saja yang Acha suka, lakukan, perbuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Acha menghela napas, berpikir Renjun ternyata sejauh ini mengetahui apa saja yang Acha suka, lakukan, perbuat. Acha pikir Renjun hanya main-main, tapi, ini bukan main-main lagi jika sudah terlalu niat begini.

Sehabis Renjun mengirimi Acha pesan itu, Acha langsung berdiri hendak pergi ke perpustakaan. Namun, saat ia bangkit dari bangku, Ara menahan tangannya.

"Mau kemana lu?" tanyanya mendongak ke arah Acha tak lupa tangannya yang memegang pergelangan tangannya.

"Perpus," jawab Acha singkat.

"Ngapain? Dih, tumben nggak ajak gue."

Acha menghela napas, mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan pesan di mana Renjun memintanya pergi ke perpustakaan.

Melihat itu mata Ara seketika terbelalak, merampas ponsel Acha secara mendadak, ekspresi wajahnya sulit diartikan, antara terkejut tak percaya dan takjub.

"Gila lu, cepet banget perkembangannya. Perasaan baru kemarin kenal, sekarang udah berani ngajak lu. Mana katanya duduk di pojok. Pantes nggak ngajak gue, rupanya ada yang mau mojok-mojok berduaan yakan," goda Ara tersenyum sambil menyenggol lengannya.

Acha memutar kedua bola matanya malas, lalu diambilnya ponsel miliknya dari tangan Ara.

"Dih, apaan. Awas aja lu ngira gue pacaran sama Renjun," gerutu Acha menunjuk Ara tepat di wajah manis anak gadis itu.

Yang ditunjuk malah tersenyum menjahili. "Tapi otw pacaran nih, ihiyyy."

Menggeleng kepalanya, Acha mengusap wajah pasrah. "Sinting nih temen gue."

Ara terkekeh, memutar badan Acha lalu didorongnya pelan. "Dah, sana lu ke perpus, kesian yayang Renjun nungguin lu sendiri di perpus."

Acha terdorong, kakinya menuntun jalan keluar, tak lupa mulutnya sempat mencibir, "Idih, yayang yayang pala kau macam kuyang."

Lagi-lagi Ara terkekeh. "YANG SEMANGAT PEDEKATE-ANNYA! JANGAN LUPA PEJE ALBUM ENSITI MIMPI-MIMPI YA!" teriak Ara menyemangati.

"Asem," cicit Acha pelan, bergegas pergi ke perpustakaan.

























April | RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang