51. If Only

3.8K 433 7
                                    

Tolong jangan siders ya. Kita sama-sama senangin aja. Aku senangin kalian sama ceritaku, kalian bantu senangin aku sama vote dan komen kalian wkwkwk.

Jangan datang kemari kalian wahai kaum siders. :( aku gak butuh kaliannn :(

❤❤❤

Sontak Rose membuka matanya saat meraba-raba kasur disebelahnya namun terasa kosong. Jaehyun tidak berada disana. Rose terduduk dari posisinya dan mengusap matanya sejenak. Tatapan matanya berubah gelisah.

Bagaimana jika Jaehyun memutuskan untuk meninggalkannya tanpa sepengetahuannya? Dan lagi Rose belum memastikan tiket kepergian Jaehyun ke L.A memang dinyatakan sudah hangus atau tidak. Siapa yang tahu jika pria itu menutupi sesuatu darinya lagi?

Sekelebat bayangan pikiran buruk menghampiri benaknya saat matanya tidak melihat keberadaan koper yang pertama kali dilihatnya saat pertama kali datang ke apartemen Jaehyun.

Rasanya sekarang Rose ingin menangis saja, ditambah lagi teleponnya tidak diangkat oleh Jaehyun. Padahal Rose sudah berusaha menghubunginya berkali-kali.

Sontak Rose berlari keluar dan saat sampai di lobby gedung apartemen, Rose baru bisa bernafas lega saat melihat keberadaan Jaehyun. Rose sontak menghampiri keberadaan Jaehyun dan memeluknya erat-erat.

Jaehyun mengerjapkan matanya berulang kali saat melihat gerak-gerik Rose yang begitu mencemaskannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun mengerjapkan matanya berulang kali saat melihat gerak-gerik Rose yang begitu mencemaskannya. Bahkan nafas gadis itu sampai tersengal-sengal. "Kenapa kamu lari-lari begitu, sih?" omel Jaehyun yang mengusap-usap kepala Rose. Harusnya ia yang lebih cemas sekarang.

"Aku pikir kamu pergi meninggalkan aku," isak Rose yang tak bisa membendung air matanya. Dia benar-benar sudah ketakutan. Karena terlalu berpikir negatif, Rose sampai merasakan kalau dirinya dilanda migrain ringan.

"Astaga, aku hanya keluar sebentar untuk membelikan kamu camilan Rose, karena di kulkas tidak ada stoknya. Kamu 'kan biasanya suka mengendap-endap ke kulkas kalau di tengah malam sedang lapar, jadi aku kepikiran untuk membeli makanan kesukaanmu," jelas Jaehyun yang tertawa kecil kemudian menghela nafasnya. Ia melepaskan pelukan mereka sebentar sekedar untuk membuka coat-nya dan menyampirkannya pada bahu Rose.

Setelahnya pria itu menggendong tubuh Rose untuk kembali ke apartemen. "Cuacanya dingin banget loh, kamu seharusnya tidak melupakan jaketmu sayang," titah Jaehyun yang menghela nafasnya saat menatap manik mata teduh milik Rose. Gadis itu memang mudah masuk angin.

"Aku sudah tidak bisa memikirkan apapun, Jae. Aku benar-benar takut kalau menerima kenyataan kamu akan meninggalkanku," ungkap Rose lirih dan mencengkeram kuat ujung baju Jaehyun.

"Gak mungkin aku ninggalin kamu, Rose. Kamu lupa aku gak bisa hidup tanpa kamu?" kekeh Jaehyun yang menggelengkan kepalanya berulang kali saat melihat sikap Rose yang terlalu mencemaskan hal itu.

Are You Really My Daddy? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang