33. Our Times

3.5K 447 27
                                    

Jaehyun menoleh saat merasakan sebuah tangan memeluknya. Ia sedang termenung tadinya di balkon. Jam masih menunjukkan jam 05.30 pagi

"Tumben kamu dah bangun wkwkkw," cibir Jaehyun karena biasanya Rose itu susah bangun kalau gak dia bangunin.

Rose hanya terkekeh-kekeh dan menyenderkan kepalanya di punggung Jaehyun. "Papa udah mandikah? Wangi," ujar Rose.

"Iya, udah. Kamu mandi gih," balas Jaehyun.

"Gak mau ah, dingin," balas Rose.

"Malah mandi pagi itu sehat loh," ungkap Jaehyun.

"Mungkin kalau di mandiin jadi hangat kali, pa."

"Astaga, kamu nggak malu ya ngomong gitu?" sahut Jaehyun sambil geleng-geleng kepala. Rose tertawa kecil, "Bercanda papa, baper ya?"

"Gak, biasa aja," balas Jaehyun.

Hening setelahnya. Rose masih senantiasa memejamkan matanya. Jaehyun menggenggam erat tangan Rose, mengusap-usap punggung tangannya. "Mungil banget tangan kamu, padahal banyak makan," kekeh Jaehyun.

"Papa nyuruh aku gendut, ya?" dengus Rose pelan. Jaehyun hanya meresponnya dengan tawaan.

Rose yang sedari tadi memeluk Jaehyun dari belakang kini berdiri dihadapan Jaehyun untuk memeluk papanya itu.

"Astaga, manja banget kamu ini. Heran," ungkap Jaehyun sambil mengusap-usap kepala Rose.

Rose mendongakkan kepalanya, menatap Jaehyun lekat-lekat.

"Kenapa? Ada sesuatu di wajah papa?" tanya Jaehyun yang membalas tatapan Rose yang begitu intens.

"Gak apa-apa, aku mau lihat wajah papa aja," balas Rose.

"Jangan."

"Kenapa? Papa malu, ya?" goda Rose yang tertawa kecil.

"Kamu gak bakalan kuat."

Rose tertawa lagi, tapi bener sih. Jantungnya sekarang udah gak tau lagi kondisinya gimana. Rose yang merasa deg-degan akhirnya memutuskan untuk menjauhi Jaehyun, tapi pria itu justru kembali memeluknya.

Rose cuma takut Jaehyun mendengar degup jantungnya, tiap kali Jaehyun merasakan ketidakwajaran dalam dirinya itu, pasti papanya itu akan bersikap dingin padanya.

❤❤❤

Sesudah mandi dan membenahi dirinya, Rose turun ke lantai bawah untuk sarapan. Di lihatnya Jaehyun lagi sibuk masak.

Kalau dipikir lagi papanya itu memang suami idaman, multitalenta. Rose belum pernah melihat Jaehyun gak bisa melakukan sesuatu. Jaehyun adalah sosok pria yang bisa diandalkan.

Rose menghampiri Jaehyun, "Pa. Rose mau bantu," ungkap Rose yang mengambil pisau, tapi direbut oleh Jaehyun dan pria itu menggelengkan kepalanya berulang kali.

Rose mendengus, "Kenapa sih, pa? Papa selalu larang aku bantuin papa masak, padahal aku pengen banget jadi istri idaman yang jago masak. Kalau kayak gini terus nanti aku gak bisa masak terus dicampakkan sama suamiku," gerutu Rose yang mengerucutkan bibirnya.

"Paling kalau dia berani mencampakkan kamu, dia bakalan mati," kekeh Jaehyun.

"Beuhh serem," balas Rose yang bergidik ngeri. Dia kembali mengambil pisau, "Aku bantu potong-potong buah, pa!" ujar Rose bersikeras sehingga Jaehyun tidak bisa menolaknya. "Yaudah, tapi hati-hati."

"Awww!" ringis Rose saat tangannya teriris. Jaehyun langsung menghampiri Rose dan menatapnya cemas, "Tuh 'kan, ngeyel sih kamu," omel Jaehyun yang kemudian membersihkan luka ditangan Rose dan mengobatinya.

Are You Really My Daddy? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang