22. Eyes Talk to Each Other

3.9K 509 7
                                    

"Jangan-jangan bapak ini cuma jadi bapak sewaan buat Rose, ya?"

"Bu, gausah mancing emosi ya. Saya lagi serius!" marah Jaehyun yang hampir menggebrak meja tapi Rose menahannya.

"Sabar pa, udah pa," bisik Rose mengingatkan. Tapi beneran euy, tatapan papanya itu lagi nyeremin banget.

"Gak mungkin orang tua semuda ini," cengir guru BK Rose sambil mengusap tengkuknya sehingga Jaehyun melemparkan KTP-nya tepat dihadapan guru tersebut.

"Kembalikan juga foto yang udah kamu curi dari anak saya!" ketus Jaehyun.

Sena pun mengembalikannya dan setelah mendapatkan hasil final Sena akan di skors, barulah Jaehyun bisa keluar dari dalam sana. Dibuntuti oleh Rose yang mengantar papanya itu sampai depan gerbang sekolah.

Rose menatap ke sekeliling dengan tatapan melongo. Itu yah, dibalkon lantai dua udah kayak kelompok semut. Semua murid memperhatikan ke arahnya, ahh bukan! Maksudnya papanya.

"Om ganteng, Line or WA boleh lah?"

"Udahlah Rose, kamu pindah sekolah aja. Beneran ngeselin nih sekolah," decak Jaehyun setibanya di parkiran.

Jaehyun menghela nafasnya sembari melonggarkan dasinya dengan gerakan kasar.

"Kalau pindah sekolah pun, tapi masih tetap punya papa ganteng sama aja ujung-ujungnya kejadian kayak gini juga," gumam Rose sehingga Jaehyun menoleh kearahnya.

"Jadi kamu mau papa pergi?"

"BUKAN PA, ASTAGA!" sahut Rose cepat dan menggeleng kuat-kuat.

"Maaf ya, kayaknya gegara papa kamu jadi mengalami kesulitan gak masuk akal terus," lirih Jaehyun sehingga membuat Rose bergerak memeluk papanya itu.

"Aku gak pernah nyesel udah dibuatin papa ke dunia ini. Aku bersyukur lahir dari kasih sayangnya papa," ungkap Rose yang kemudian menangis keras, "TAPI BENDA KESAYANGAN AKU RUSAK, HUAA! AKU GAK ADA SOFT COPYNYA. HIKSSS!" gerutu Rose kesal sambil merengek-rengek.

"Hadehh, harusnya kamu tuh nangis kalau pemberian dari pacar kamu yang rusak atau hilang. Kalau cuma foto sih, apalagi cuma kenangan sama ayah yang udah bau tanah ini gak berarti apa-apa. Gimana sih." Jaehyun menggeleng-gelengkan kepalanya menatap tingkah laku Rose.

"WTF, PA? BAU TANAH? PLISSS AKU PUNYA PAPA AJA DI DUNIA INI ORANG-ORANG PADA IRI." Rose hanya bisa membatin sambil ngurut dadanya.

"Kan papa berarti buat aku. Papa gak pernah tau gimana hidup dengan single parent. Selama ini aku cuma hidup sama papa. Selain jadi papa, papa juga jadi ibu buat aku. Intinya berarti bangetlah. Ihhh jadinya gimana ini?! Gak bakalan bisa tidur aku buat selamanya," sedih Rose berlebihan. Harusnya ia masih punya salinan fotonya, tapi kameranya udah rusak dan baru ganti 6 Bulan yang lalu.

Rose mendongak saat kepalanya dipukul dengan sesuatu. Jaehyun memberikan ponselnya ke tangan Rose, "Papa ada salinannya, kamu kirim aja ke ponsel kamu dulu soft copynya nanti dirumah papa print kan," ungkap Jaehyun. Rose keliatan girang banget disela-sela sisa tangisnya.

Jaehyun tersenyum simpul kemudian menyeka bekas air mata di pipi Rose. "Hehhhh.. Dasar jelek kalau udah cengeng," kekehnya.

"Berarti kalau lagi senyum cantik dong?" sahut Rose.

"B aja," elak Jaehyun. Rose menatap ayahnya dengan wajah berseri-seri.

"Makasih loh, pa. Sayanggggggg papa," sumringah Rose yang kembali meluk Jaehyun.

Sebelum pulang Jaehyun mengobati luka disekitaran wajah Rose. Dia tidak membiarkan Rose di obati oleh dokter penjaga ruang kesehatan karena terlanjur kecewa dengan sekolah ini. Masa jaga anaknya aja gak becus?

Are You Really My Daddy? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang