06. Holishit

3K 639 116
                                    

Perjalanan ke Karimunjawa ditempuh waktu lebih dari tujuh jam. Mereka berangkat sore dari posko UKM, sampai kota Jepara malam. Sebelum menyebrang laut, mereka sempat bermalam di mobil sebelum paginya melesat ke pelabuhan.

Jisoo seharusnya tidak ikut, tetapi terpaksa ikut. Sepanjang perjalan dia lebih banyak diam dengan ekspresi cemberut. Biarpun ada Hwasa, tetap saja dia jengkel setengah mati, mengingat tidak banyak teman Taeyong yang dia kenal, kecuali Yuta, Scoups, dan Johnny. Lebih jengkelnya lagi, Taeyong mengajaknya pergi tanpa menganggapnya ada.

Keberadaannya di situ seolah tak dianggap. Walaupun tidak pernah lepas darinya. Namun, tatap muka pemuda itu selalu mengarah kepada yang lain. Ceweknya yang lain, Jisoo sekadar cewek yang “kebetulan” jadi pacarnya.

Sial!

Jangan salahkan ekspresi Jisoo yang selalu terlihat jutek. Belum lagi Yuta terus menghasutnya, “Cewek kenalan Taeyong di Tinder.” Padahal Jisoo tak mau tahu dia siapa, karena bukan urusannya. Akan tetapi, Yuta seperti berkata lain. Senang sekali dia mengacaukan suasana hati Jisoo.

“Sa, pokoknya lo jangan jauh-jauh dari gue!” pintanya pagi setelah mereka turun dari mobil. Hwasa memang mengiyakan, tapi Yuta berkata lain. Dia kerap menyabotase Hwasa, sehingga pacarnya itu agak kesusahan mendekati Jisoo.

Hwasa cover-nya garang, dalemnya hello kitty. Kalau sama Yuta nurut banget. Kelihatan sih, sayang. Jarang banget mereka kelihatan barentem, tak seperti Johnny-Seolhyun, pasangan selingkuh tapi kerap berantem. Heran, deh.

Selain ada Hwasa dan Jisoo, ada lima cewek lainnya. Jisoo belum sempat berkenalan dan tak ada niatan untuk berkenalan dengan mereka. Sekadar tahu nama mereka dari panggilan orang-orang.

Mau pulang, rengeknya dalam hati. Meratapi nasib tiga harinya di tempat asing yang baru pertama kali dia sandangi.

“Ayo!” Taeyong merangkul pundaknya. Namun, air mukanya menghadap cewek itu lagi. Si cewek Tinder.

Jisoo meringis kemudian melepas rangkulan Taeyong dan berpindah menghampiri Scoups yang sejak awal terlihat sendirian.

“Galak amat tuh, muka,” ucap Scoups meledeknya.

“Teman lo tuh, bajingan,” ungkapnya mendengus sebal. Membuat Scoups terkekeh, kemudian menengok Taeyong yang tampak seru mengobrol bersama dua teman Tinder-nya.

“Udah tahu bajingan, tapi mau aja lo pacarin.”

“Ter-pak-sa.”

“Sabar,” balasnya.

“Gue mesti sabar gimana sih, Scoups? Kesabaran gue udah habis!” ujar Jisoo.

Scoups terkekeh lagi, lantas membalas ujaran Jisoo, “Maklumi aja kelakuan cowok lo.”

“Dah, lah. Dia teman lo, tentu lo belain.” Lalu berdiri siap berpindah ke tempat Johnny. Lagi-lagi terhadang oleh Taeyong yang entah dari kapan sudah menyusulnya.

“Suka banget ngilang,” kata Taeyong.

“Daripada lo, suka banget ganjen!” tandasnya, tanpa peduli ekspresi tercengang Taeyong saat ditinggalkan olehnya.

“Jis ... Jis.” Johnny mentertawakan ekspresi cemberut Jisoo, sembari bergeleng dan melirik Taeyong. “Cowok lo emang sinting.”

“Diem, John. Gue mau duduk tenang di sini, gak usah sebut-sebut manusia bajingan.”

“Ohhh, galak,” beo Johnny kontan dihadiahi tendangan betis kaki Jisoo. Johnny memekik sakit, mulutnya terkatup, enggan berkomentar apa-apa, takut kena azab.

Fall in Hell | Taesoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang