Ketahuilah, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin mengenalmu hanya itu, tapi kau malah takut kepadaku.
🔽
Disuatu tempat yang Rain gak tau. Rain dibawa dua orang cowok, Ingin bertanya, tapi ia takut. Rain di dudukan tanpa diikat. Rain menundukkan kepalanya.
"Bisakah kalian melepaskanku. Aku ingin pulang. " gumamnya pelan.
Salah satu cowok itu menggebrak meja.
Brak!
Rain tersentak kaget. Ia mendongak meliriknya sekilas. Cowok itu malah cengir kuda. Si cowok satunya natap dia tajam.
"Sorry, tangan gue gatel" ucapnya watados. Cowok satunya mendengus.
Cowok itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Rain. Rain natapnya sendu.. "Siapa kalian?"
Si cowok itu malah ngakak tak jelas.
"Are you kidding me? You dont know me" ucapnya tak percaya.
Rain geleng-geleng kepala.
Si cowok meringis.
"Ternyata dunia ini tak seindah keliatannya. Masa lo gak kenal gue. Gue terkenal tampan rupawan dan setia"
Rain melongo,
"Ekm, kenalin gue cogans nan kece. Ivan Ferdian" Ivan memperkenalkan dirinya.
Rain cengo, si cowok satunya berdiri terus pergi. Giliran Ivan yang melongo,
"Jirlah, malah ditinggal.. Jahadnya"
Rain natap Ivan iba. Dia berdiri tapi kembali duduk. Tatkala cowok satunya kembali bawa bingkisan aneh.
Dia mendekat ke arah Rain, terus ngasih bingkisan itu tanpa bicara. Rain dibuat heran. "Buat siapa?" tanya Rain.
Cowok itu menyodorkan bingkisan itu tepat diwajah Rain, Rain mengeryit. Tapi ia terima juga. Si cowok kembali duduk di kursinya. Rain natap tuh bingkisan lama. Ivan mulai geram.
"Kalau penasaran dibuka ajah kali"
Rain nengok ke dia yang duduk, dia sih cuek dan acuh tak acuh. Kemudian Rain lihat Ivan. Ivan mendengus sebal.
"Kalau gak mau buat gue ajah sini" Ivan merampas bingkisan itu tapi terpending karna tangannya kena sambit.
Ivan meringis, Rain ketawa kecil. Si pelaku terdiam memperhatikan Rain. Dengan perlahan ia buka bingkisannya.
Dan jeng....jeng...jeng...Jrengg...
Isinya tuh box makanan. Kebetulan Rain laper. Daripada mubazir mending dimakan. Ia sendokkan nasinya, terus ia masukkin kemulutnya. Ia lirik ke dua orang disana. Yang satu diam. Yang satunya malah ngiler. Rain jadi gak enak. Ia ambil sebagian. Sisanya ia pinggirin..
Rain berdiri mencari sesuatu, ia raba-raba punggungnya. Loh kok gak ada?!
"Ey, cari apa lu?" tanya Ivan heran.
"Ta-tas. Tas aku mana?" tanya Rain panik. Dia ngubek-ngubek tuh tempat kosong. Tapi nihil. Ia mendekat kearahnya.
"Kamu liat tas aku gak?" tanyanya lagi. Si cowok itu diam. Bergerak ajah kaga. Pernyataannya dia napas apa gak?
Rain lirik Ivan. Ivan mengacuhkan bahunya. Dia berpikir lama.
"Kayaknya lu gak bawa tas deh."
"Gak mungkin, jelas-jelas tadi aku bawa"

KAMU SEDANG MEMBACA
Devil or Angel [END]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Namanya Dimas Ardian. Dijuluki The Devil di dunia hitam. Hobinya tawuran mainstream, balap liar, troublemaker sejati, dingin dan kejam. DIA tak punya hati. Tidak ada satu pun yang berani one-on-one dengannya. DIA tak kenal a...