Epilog

836 43 1
                                    

Satu persatu dinding tebal
di hancurkan
Dia datang bagai badai
Sebuah hati yang mati rasa
Perlahan bangkit, menyembuhkan luka
Dia ... Rain Syakira.
Sang bidadari yang tercipta untuknya.

✨✨✨

Rain membuka matanya, ia tersenyum hanya mengingatnya. Rain bangkit mulai membasuh dirinya. Setelah semuanya selesai. Rain ke luar kamar dan dia melihatnya. Dia bagai mentari yang bersinar di pagi hari. Rain berlari ke arahnya.

"Selamat pagiiii...," sapanya senang.

"Pagi." Keduanya berpelukan.

Hari-hari keduanya di selingi tawa renyah. Rain tertawa saat menonton kartun kudaniel saat berguling ke depan. Tapi tawanya terhenti saat sebuah tangan merangkulnya.

"Berhenti tertawa, ayo kita makan."

Rain mengangguk. Ia menyantap makanan yang dihidangakan.

"Woah, enaknya. Aku tidak tau kau bisa masak." Dia hanya tersenyum angkuh.

Rain mendengus. Ia menghiraukan tatapan itu, dia sudah terjebak akan pesonanya. Ya Rain sudah jatuh.

***

Keduanya bergandeng tangan. "Kita mau ke mana?" tanya Rain padanya. Dia tak menjawab. Rain mengikuti sampai langkahnya terhenti di sebuah pemakaman. Rain menautkan alisnya.

"Siapa yang--- , "ssstt, ikut aku ...."

Rain dibawa masuk ke dalam. Mengikutinya dari belakang. Di tengah-tengah keduanya berjongkok di sebuah nisan. Bertulisa nama 'Evelyn'

Rain terpaku akan nama yang tertera. Dia menatap Dimas. Dimas menggenggam tangannya.

"Dia orang yang kau cari, dia orang yang sama yang mempertemukan kita."

"A-Apakah dia Eve?" Dimas mengangguk. Rain meneteskan air matanya. Dia memeluk nisan itu.

"Eve ini aku. Rain ... hiks akhirnya kita bertemu, tapi bukan ini yang ku harapkan." Rain menangis seenggukan.

Dimas memeluk Rain erat.

"Apa hubungan kau dengannya?"

"Dia Kakakku, Kakak yang selalu ada untukku. Dia satu-satunya tempatku untuk pulang."

"Aku tak mengerti."

Dimas menghela napas. Perlahan ia menceritakan semuanya. Dari yang tergelap dari masa lalunya. Evelyn menyelamatkan hidupnya. Menjadikannya dirinya adik. Merawat serta menjaganya. Tapi, sebuah kesalah harus merenggut semuanya.

Rain memeluk Dimas. "Sudah cukup! Aku tak ingin mendengarnya. Itu sudah berlalu, jadi ku mohon jangan salahkan dirimu. Itu terjadi bukan karnamu."

"Aku monster. Karnaku, dia pergi."

"Tidak!" Dimas meluapkan semua amarah dan penyesalan. Sisi rapuhnya terungkap di depannya. Rain membanya dalam pelukan hangat.

"Kau pantas bahagia...."

Dimas menatapnya. "Denganmu aku bahagia." Rain mengangguk.

"Ya, kau dan aku. Menjadi kita."

Haruskah ia bersyukur di pertemukan olehnya. Dimas berterimakasih kepada Kakaknya, karnanya ia bisa bertemu lagi dengannya. Bertemu dengan gadis di mimpinya. Dia--- Nyata.

*****

Rain berhasil menenangkannya, Rain cukup terkejut. Mimpi itu nyata. Dimas tertidur di pangkuannya. Rain membelai wajahnya. Mata tajam itu tertutup.

Evlyn, kau benar-benar tak disangka. Kau mengirimnya kepadaku. Maafkan aku yang tak tahu apa pun. Tapi terimakasih karna kau aku bersatu dengannya.

"Rain ...," gumamnya kecil.

Rain berbisik, "I'm here, stay with you."

Dimas membuka matanya, dia duduk tegak. Sepasang mata beradu.

"Apa yang kau pikirkan?"

Rain menggelengkan kepalanya. Dimas menatapnya curiga. Tapi Rain berpaling ia berdiri, tangannya ditahan.

"Mau ke mana?"

"Melihat pelangi." Dimas bangkit. Keduanya menapatap langit. Kebetulan tadi hujan. Awan gelap perlahan menghilang. Sebuah pelangi terbit.

BAHAGIA ITU SEDERHANA.

- S E  L E S A I-

Cerita Devil or Angel berakhir sampai di sini. Sang Devil menghilang, digantikan dengan cinta sang Angel❤

Terimakasih tuk para pembaca yang sudah mengikuti cerita ini :) Saya senang, ternyata banyak juga yang baca.

Maaf jika kurang ngena sama endingnya. Sudah waktunya cerita ini berakhir :) Jika diteruskan saya tidak yakin. Cukup sekian dan terimakasih :)
.

Devil or Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang