Derapan langkah itu seperti suara...
"Pagi anak², hari ini Bu Rina hanya memberikan kalian selembar kertas berisi soal yang bisa kalian kerjakan. Les hari ini tidak sampai sore kok, hanya jam 3 sore sudah selesai""Iya bu" jawab mereka serentak.
Les hari sangat membosankan bagi Bryan, walaupun les hanya selesai jam 3 tetapi hari ini ia malas karena ayahnya luar kota sehingga tidak bisa menjemputnya.Jujur saja ia sangat tidak suka naik angkot karena harus menunggu lama belum lagi harus berdesakan dengan pedagang yang pulang dari pasar.
Lembar kertas itu tidak ia kerjakan satu soal pun,ia masih memikirkan bagaimana ia pulang nanti.Apa iya harus menebeng temannya? Mau ditaruh dimana muka dia. Bryan terlalu gengsi untuk hal seperti itu.
Suara lonceng sudah bunyi menandakan kelas tambahan sudah selesai,rasanya seperti mau di eksekusi mati pikir Bryan.Keringat dingin sudah dari tadi ia rasakan,memikirkan bagaimana dirinya pulang.
Bryan berjalan dengan lesu dan gontai,pikirannya kacau saat ini hanya karena tidak ada yang menjemput saya dia sudah stress apalagi kalau ia diberi tugas fisika seratus lembar, udah mati duluan dia.
Jalanan sepi,di pos satpam juga masih ada anak yang menunggu jemputan.Bryan duduk di kursi, pikirannya kosong bingung apa yang harus ia lakukan.Menghubungi ibunya itu tidak mungkin,karena gak bakal dijawab sama ibunya yang sudah beda alam.
"Bry!, nunggu jemputan?" Ujar salah satu siswi yang memakai jaket tipis bewarna pink itu.
"Ayah luar kota, gatau pulang gimana"
"Naik angkot aja yuk, kita kan satu arah.Gue juga gak dijemput ni sama papa"
Bryan mulai berpikir, gapapa sih sebenarnya naik angkot toh juga ada temennya.
"Yaudah sih ayo aja, nunggu didepan aja wi" Ucap Bryan kepada siswi yang bernama Wina tadi.
Baru saja mereka sampai dipinggir jalan sudah ada angkot jurusan yang mereka tuju, tapi kok...
Angkot ini aneh, warnanya agak berbeda dan juga...
Ah bodoamat pikir Bryan, yang penting ia cepat sampai rumah.Winda melambaikan tangannya agar angkot itu berhenti.
"Bry! Ayo naik lo mau pulang apa mau disitu ampe tu bandara jadi pelabuhan?""Eh iya wi bentar"
Di dalam angkot hanya ada mereka berdua dan sopirnya, Wina sibuk bermain hp dan Bryan sibuk dengan rubiknya.
Tidak ada percakapan diantara mereka, tiba-tiba Wina menyuruh angkot itu untuk berhenti.
"Stop pak!, kiri!"
"Lho wi, kan belum sampe kita"
"Iya ada sesuatu, pokoknya turun dulu aja ayo"
Wina turun dan memberi selembar uang 5000 kepada sopir angkot itu dan segera menarik Bryan ke warung pinggir jalan.
"Kok malah ke warung sih wi? Nanti keburu sore kita pulangnya"
"Pak, teh anget 2 ya" wina malah menghiraukan ucapan Bryan dan memesan minuman.
"Jadi alasan gw ngajak turun karena, lo tau kan kalo angkot jurusan kita itu ga pernah sepi penumpang?"
"Ya mungkin aja lagi sepi wi"
"Nggak cuma itu Bry. Lo tau kalo angkot jurusan kita mana ada yang ganjil?. Kan aturannya setiap jurusan harus ganjil genap"
"Ini non teh angetnya" ucap bapak tadi sembari meletakkan 2 gelas teh anget yang Wina pesan"
Brakkk....
Tiba-tiba Bryan menggebrak meja yang membuat bapak tadi kaget dan juga Wina.
"Eh anjir sial bener sih!!" Ucap Bryan sambil duduk di kursi.
"Astagfirullah den... ngagetin aja, ada apa sih?"
"Eh ini pak tadi saya sama temen saya ini naik angkot jurusan Ladang Tinggi, nah angkot jurusan itu kan dapat jatah kode angka genap.Tapi tadi yang saya tumpangi kok ganjil, makanya saya turun takutnya ada apa²"
"Oh angkot itu, haduh... udah jadi gaib aja masih mau narik penumpang" ucap bapak tadi sambilan tersenyum tipis
"Maksud bapak?" Tanya Wina dan Bryan bersamaan.
"Jadi dulu angkutan jurusan di Ladang Tinggi itu kode ganjil, tetapi suatu hari ada kecelakaan beruntun yang hampir kendaraannya itu angkutan jurusan Ladang Tinggi. Sejak peristiwa itu tidak ada lagi yang berani naik karena takut, nah untuk mengpus isu dari masyarakat pihaknya mengubah kode karena mereka menganggap kode ganjil itu sial"
"Tapi yang kita tumpangi tadi bukan angkot setan kan pak?" Tanya Bryan dengan keringat yang sudah bercucuran di pelipisnya.
"Kalau soal itu saya kurang tau,tapi angkutan jurusan kalian sudah tidak ada yang kode ganjil"
"Yaudah kalau gitu pak, kita permisi ya ini uangnya"
Wina dan Bryan pun keluar warung dan duduk di pinggiran jalan.
"Terus kita gimana pulangnya wi?"
"Eh itu ada mobilnya pak Burhan pulang dari pasar, kita nebeng yuk"
Bryan melambaikan tangan kearah mobil pick up milik pak Burhan yaitu tetangga mereka dan meminta ijin untuk menebeng.
"Kok kalian tidak dijemput sama orang tua kalian?"
"Ayah saya luar kota pak, tadi naik angkot sama Wina malah dapet apes"
"Kok apes?"
"Iya kita naik angkot hantu tragedi kecelakaan beruntun itu, untung bisa turun dan mampir di warung tadi pak"
"Warung? warung yang mana"
"Tadi warung di belakang kita pak, yang ada terpalnya biru"
"Mana ada warung, sejak kecelakaan itu tidak ada satu pun orang yang berani buka warung disitu"
"Maksud bapak?"
"Kalian ini turun di mana kecelakaan itu terjadi hahaha" ucap pak Burhan sambil tertawa geli.
"Berarti teh anget yang kita beli tadi apaan Bry?"
"Mana gw tau, kan lo yang habis banyak"
"Gila dah tu sopir angkot sama pemilik warung udah janjian kalik ya buat ngerjain kita wi"
"Sudah, nanti pulang kalian langsung mandi dan wudhu ya"
"Ya pak Burhan, makasih ya udah mau ngasih kita tumpangan"
"Sama-sama"
Mereka senang untung saja ada pak Burhan yang mau memberi mereka tumpangan, kalau tidak mereka tak tau apa yang akan terjadi di emperan jalan.
By:Allya Listiara Putri
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen Horror
HorrorAre you sure you read it yourself? selamat membaca dan semoga menyukainya Tidak mengizinkan untuk kepentingan tugas sekolah,kuliah,maupun yang lain.Meski alasan akan mencantumkan nama saya,tetap tidak saya izinkan.Hargai penulis dan jadilah pembaca...