Terganggu

140 24 1
                                    

"Matanya terus mengawasi, suara ketukan pintu itu terus menerornya, perlahan pintu terbuka dan...
DUUUAARRR..... "

"Aaaaa setan kau!!"

"hahaha, kaget ya"

Inilah yang dilakukan 3 pemuda itu untuk mengisi rasa bosannya saat jam istirahat les malam. Fika,Revan, dan Sasa sedang asyik bercerita horror sampai pada saat giliran Revan yang membuat mereka kaget karena suaranya yang seperti toa itu.

Revan bercerita tentang seorang anak yang ditinggal luar kota oleh orang tuanya dan malam harinya anak itu diganggu oleh makhluk halus yang mengetuk pintunya terus menerus.

"Giliran gw ya yang cerita" Ujar Fika yang siap akan memulai ceritanya.

Revan dan Sasa mengangguk dan membenarkan posisi duduk agar nyaman, oiya mereka di kelas cuma bertiga karena anak lain pada keluar karena di kelas panas jadinya mereka pada keluar untuk cari angin, kecuali 3 orang itu yang memilih di kelas untuk bercerita horror.

"Cepet kek mbak, lama amat mulainya" pinta Revan yang sudah tak sabar mendengarkan cerita itu

"Kalian tau nggak?"

"Gatau" crocos Revan dan dibalas tonjokan dari Fika.

"Gw belum selesai ceritanya anjir!!" Mendapat cengiran dari Revan, ia tak memperdulikan kan memilih melanjutkan ceritanya.

"Kalian tau kan kalo sekolah kita ini bekas pabrik plastik tua? nah gw kan waktu itu sengaja pulang sore karena males banget di rumah makanya milih pulang sore buat sekedar jalan² ke ruang² yang ada di sekolah kita ini.

Nah pada saat gw sampai di ruang musik tu, gw lihat pak Wira lagi main gitar gitu. Pas gw ketuk jendelanya, dia sama sekali nggak noleh padahal ya lumayan keras lah ketukan gw. Gw nggak begitu peduli pada saat itu, gw pikir pak Wira emang lagi sibuk main gitar, yaudah gw lanjut jalan ke ruang perpustakaan. Nah disana gw lihat pak Wira lagi main gitar sambil nanyi sama petugas perpustakaan, gw kaget lah mana mungkin pak Wira jalan dari ruang musik ke perpustakaan cepet banget.

Gw nanya tu ke pak Wira kalo td gw lihat beliau lagi diruang musik, eh jawaban dia 'saya nggak ke ruang musik kok, saya dari habis mengajar terus kesini'

Sejak itu gw nggak berani lagi pulang sore cuma buat kepentingan yang nggak jelas, gw gamau lagi ketemu sama kayak begituan "

Setelah selesai cerita, Fika meraih botol minum untuk menghilangkan rasa hausnya. Usai minum akhirnya Revan menanggapi cerita yang Fika alami itu.

"Kalo gw pribadi sih, belum pernah tu lihat hantu yang katanya para korban karyawan lah, para pekerja yang bunuh diri lah. Jadi ya selama ini aman² aja"

Saat mereka hanyut dalam pikiran mereka masing², tiba-tiba ada ketukan jendela dari sebelah kanan. Disana ada seseorang yang membuka jendela dan menyuruh mereka jangan bercerita terlalu keras. Mereka bertiga segera mengangguk dan meminta maaf, Revan mengajak dua temannya itu untuk keluar menyusul teman yang lain.

Saat menuruni tangga,Revan menghentikan langkah dan membuka pembicaraan

"Tunggu, tadi yang di jendela nyuruh kita diem siapa?"

"Satpam yang tugas kalik, atau nggak ya guru yang ngajar di kelas sebelah" ujar Fika tanpa menyadari kejanggalan dari pertanyaan Revan

"Mana ada,jendela sebelah kanan itu kan nggak ada akses buat naik keatas, kelas kita kan di lantai 3" jawab Revan dengan perasaannya yang sudah tak enak.

Fika hanya terdiam,tak habis pikir ia malam² begini akan menemui hantu. Saat Fika dan Revan saling menatap,Sasa angkat bicara.

"Kayaknya kita udah mengganggu mereka deh"

"Kalian mau kemana?Mau bapak antar?"

Suara itu berasal dari ujung tangga, dan menampakan seseorang yang tadi menegur mereka. Kakinya? Oh tentu saja tidak menginjak tanah.

Seketika mereka bertiga mempercepat langkah dan cepat menemui teman yang lainnya,tanpa memikirkan siapa bapak² tadi.


By:Allya Listiara Putri

Kumpulan Cerpen HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang