Gulf yang baru saja keluar dari kamarnya mengamati sekeliling dengan was-was. Pagi ini dia harus mengantar Sean pergi ke sekolah, mau tidak mau Gulf harus meninggalkan kamar. Gulf berharap hari ini hantu Ann tidak melayang-layang di rumah itu. Semoga saja Ann sedang berkumpul dengan hantu-hantu lainnya dan jalan-jalan ke mall, mungkin. Sambil c
coba menajamkan indra penciuman dan pedengarannya Gulf melangkahkan kaki jenjangnya pelan, sesekali berhenti menoleh ke kanan dan ke kiri sangat hati-hati. Sepertinya sejauh ini cukup aman. Tidak ada aroma lavender khas Ann dan tidak ada suara nyaring penuh suka cita mirip suara Sean yang berisik."GULF!" Nyonya Han memanggil Gulf sambil menepuk bahu putranya itu keras membuat Gulf terlonjak kaget.
"Mama! Jangan mengagetkan Gulf!" Gulf mengomel kesal.
Nyonya Han ikut mengamati sekitar seperti yang Gulf lakukan sebelumnya. Sangat aneh Gulf celingukan di rumah suaminya sendiri. Jadi Gulf berencana mencuri surat tanah Bapak Gula atau apa?
"Kenapa Gulf tengok kanan dan kiri? Mau nyebarang?" Tanya Nyonya Han heran.
Mendengar pertanyaan sang Mama membuat Gulf memutar bola mata malas.
"Ah ya, mari kita sarapan. Menantu Bu Han sudah menunggu," ujar Nyonya Han sambil menggandeng Gulf.
"Mama!" Gulf menahan tangan Nyonya Han dan tetap berdiri di tempatnya urung mengikuti ajakan Nyonya Han untuk turun. Nyonya Han memalingkan tubuhnya memberi atensi pada Gulf yang sekarang terlihat bingung. "Ada yang ingin Gulf katakan pada Mama."
"Apa itu?" Nyonya Han bertanya penasaran. Gulf masih mengunci mulutnya lalu sekali lagi mengawasi sekitar memastikan Ann benar-benar tidak ada di dekat Gulf sekarang.
Gulf kembali menghirup udara lalu aroma lavender itu tercium samar dari area bawah. Gulf berdiri di dekat pilar besar lalu melongok melihat keadaan dibawah dimana Sean, Mew, Boat, Mild dan Gun begitu gaduh berebut menu makan. Gulf meyakini aroma lavender itu datangnya dari sana. Ckk sudah jelas hantu Ann sedang lapar dan sedang ikut makan disana. Itu yang ada di imajinasi Gulf.
Meskipun kenyataan tidak seperti apa yang Gulf imajinasikan. Di bawah sana Ann duduk pada kursi kosong di sisi Mew, kursi yang menjadi singgasananya dulu. Tapi kini, itu adalah tempat Gulf. Ann dengan senyuman yang khas melihat pada Mew yang makan dengan lahab dan sesekali menyuapkan roti keju pada Sean. Ann sengaja tidak bersuara, dia tidak ingin Gulf mengetahui keberadaannya disana jika dia bersuara. Ann sedang tidak ingin berkompromi pada Gulf untuk hal apapun, sekarang.
"Ikut Gulf, Ma," ajak Gulf sambil membawa pergelangan Nyonya Han agar ikut bersamanya memasuki kamar. Gulf mengunci pintu kamar dengan rapat lalu mengajak Nyonya Han duduk bersama di atas tempat tidur.
"Apa Mama pernah mendengar arwah penasaran?" Gulf bertanya pelan.
Nyonya Han mengangguk. "Maksud Gulf arwah yang belum bisa ke surga karena memiliki keinginan yang belum terwujud?" Nyonya Han sepertinya sedang dalam mode nyambung untuk saat ini. Gulf bersyukur.
"Kurang lebih seperti itu Ma. Tapi kali ini roh itu masih ada disini karena mencari keadilan untuknya," jelas Gulf.
"Gulf bisa melihatnya?" Nyonya Han terkejut.
"Ckk. Tidak. Tapi, Gulf bisa merasakannya saat dia ada di dekat Gulf. Mama, jangan katakan ini pada siapapun terutama P Mew. Gulf tidak ingin P Mew sedih kalau tahu P Ann masih di sekitarnya," ujar Gulf murung.
"Bagaimana mungkin Ann disini? Itu tidak mungkin Gulf. Mungkin itu halisinasi Gulf saja ih!"
"Mama, ingat kan kemarin saat Gulf memakai rok? Itu rok milik P Ann."
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴏᴜʀ sᴇᴀɴsʜɪɴᴇ (ᴘʀᴇǫᴜᴇʟ ʙᴏᴏᴋ ᴘᴀᴘᴀ)
FanfictionSebelum Gulf jatuh cinta pada Mew, Sean adalah orang yang pertama kali membuat Gulf jatuh cinta. Gulf akan melakukan apapun untuk Sean, si kecil pemilik senyuman secerah mentari. Untuk Sean, Gulf tidak akan menyerah pada apapun. Termasuk pada hantu...