8

3.2K 344 61
                                    

              "SAAA!!! APAKAH SEAN SUDAH DIMANDIKAN?! APAKAH SEAN SUDAH SIAP?! JANGAN MEMBUAT SEAN TERLAMBAT!" Suara keras yang datang dari lantai atas membuat orang-orang yang berkumpul di ruang makan otomatis mengangkat kepalanya.

"Yay, Papa sudah bangun!!" Seru Sean.

"Yak. Akhirnya dia bangun setelah tidur seperti orang mati," rutuk Nyonya Han sambil melihat pada Gulf tanpa minat. "Menantu, apakah dia memang selalu malas-malasan begitu? Kalau dia masih hidup bersama Bu Han, Bu Han akan menyiramnya dengan air garam,"

"Tidak, Ma. Gulf hanya sedang lelah," jawab Mew lalu tersenyum simpul pada Gulf yang berjalan mendekat untuk bergabung di ruang makan.

"Duduk dan makan malam bersama kami, Gulf," ajak Nyonya Jong.

"Makan-- malam, Bu?" Gulf membeo lalu melihat ke arah luar, gelap. "Ini malam? Gulf fikir sekarang pagi. Gulf tidur sangat lama," gumam Gulf bingung sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.

"Kamu tidur siang sangat nyenyak, sayang," ujar Mew lembut lalu mengusak pucuk kepala Gulf.

Dengan tatapan yang bingung Gulf coba mengingat apa saja kegiatannya hari ini. Dia pergi mengantar Sean sekolah lalu kembali ke rumah dan berbincang dengan Nyonya Jong. Setelahnya Gulf dan Nyonya Han pergi ke kamar dan...

"Sial, P Ann!!" Sungut Gulf dalam hati. Gulf memicingkan mata pada Nyonya Han dengan sengit merasa sia-sia percaya pada jimat dari Nyonya Han. Kenyataannya Ann masih dengan leluasa meminjam tubuh Gulf.

"Gulf, ada yang salah?" Heran Mew melihat ekspresi antagonis Gulf.

"Euh, tidak P hehe."

"Gulf makan sayur ini, sayur ini baik untuk janin," ujar Mild sambil menyodorkan sayur tumis benih labu pada Gulf.

Sepasang mata Gulf membola galak, "Hey, apa kalian berfikir aku hamil?!"

"Ao? Aku fikir kamu hamil, kamu selalu marah-marah seperti orang sedang hamil muda," cengir Mild membuat orang-orang di ruang makan menahan tawa.

Nyonya Han menepuk dahinya, memasang wajah nestapa, "Aku tidak bisa membayangkan Gulf hamil. Ketika tidak hamil seperti ini saja dia sangat pemarah. Saat Gulf menabrak almari, almarinya yang minta maaf. Bayangkan saja kalau dia hamil? Apa kalian bisa mengatasinya?" Semua orang lantas tergelak sementara Mew terlihat sangat tersiksa karena menahan tawanya sendiri.

"Asal Mama tahu, P Mew yang akan hamil!" Sahut Gulf tidak terima.

"Uhuk." Seketika Nyonya Jong tersedak sementara yang lainnya bersamaan melihat le arah Gulf dengan tatapan 'YANG BENAR SAJA'.

"Yay!! Sean memiliki Adik! Sean akan mengatakan pada Uncle Plan perut Daddy ada adiknya!"

Mew nyengir kecut, "Sayang, tunggu... Papa hanya bercanda hehe," kekeh Mew hambar.

Sean memanyukan bibirnya kesal. Melihat bibir kecil Sean mencembik orang-orang kembali tertawa.

Tawa renyah selalu mengisi bangunan itu. Suasana yang hangat. Suasana yang penuh cinta. Suasana yang pernah Ann dapatkan dan rasakan juga sebelumnya.

Di luar sana, di balik jendela, Ann menatap ke dalam area ruang makan dengan wajah yang murung. Air matanya jatuh saat ia melihat pada Mew dan Sean. Dua laki-laki yang Ann sangat cintai. Dulu, bahkan hingga sekarang.

"Apa kalian sangat baik-baik saja tanpa Ann?" Isak Ann sebelum pada akhirnya dia menyingkir, membawa tangisnya pergi.

🌻

        Malam semakin larut, satu persatu mulai pergi meninggalkan movie room tempat mereka semua baru saja menonton film Train to Busan 2. Mild, Boat dan Gun masih mengoceh tentang zombie di dalam film itu sementara Gulf dengan fikiran nyelenehnya berjalan sambil menggendong Sean dengan pandangan yang kosong. Sial, hidup Gulf sudah tidak tenang karena dihantui oleh Ann dan malam ini orang-orang memaksanya ikut menonton zombi. Tadinya Gulf dan Sean sebagai team yang mengingkan menonton Finding Nemo, tapi sialnya Nyonya Han dan antek-anteknya memenangkan poling suara. Jadi jika Gulf semakin paranoid seperti sekarang maka itu kesalahan Nyonya Han.

ᴏᴜʀ sᴇᴀɴsʜɪɴᴇ (ᴘʀᴇǫᴜᴇʟ ʙᴏᴏᴋ ᴘᴀᴘᴀ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang