Hug

243 38 2
                                    

Seulgi duduk di kursi meja belajarnya, menatap dua gelang yang tergeletak di atas meja. Sebenarnya ia tidak terlalu suka mengenakan gelang kecuali ia terpaksa harus memakainya. Ia berpikir apa yang harus ia buat untuk jadikan gelang ini berguna. 

Ia membuka laci mejanya yang terdapat banyak aksesoris, seperti anting-anting, cincin, gelang, dan kalung. Seulgi mendapat ide setelah melihat seuntai kalung di dalamnya. Ia meraihnya dan mendapat seuntai kalung polos yang berbahan emas perak. Lagipula Seulgi sangat suka dengan kalung, walau sekarang ia jarang memakainya. 

Ia pun meletakkan kalung tersebut bersebelahan dengan gelangnya, ia pun meraih gelang yang diberi oleh Taehyung. Seulgi meneliti liontin itu, apakah bisa di lepas. Ternyata dari gelangnya bisa dilepas, bukan dari liontin. Seulgi tersenyum senang. 

Lalu Seulgi memasukkan liontin gembok itu ke dalam untai kalung dan ia langsung memasangnya ke leher. Sudah selesai. Akhirnya ia memakai kalung dengan liontin pemberian dari Taehyung. 

Ia mengambil hp-nya untuk berselfi dengan kalung barunya. Ia jadikan foto itu sebagai profil chatnya, agar dilihat oleh Taehyung. 

...

"Wae, wae, wae.. kau harus kerumahku?" Jimin sedang mengenakan pakaian atasannya sambil menutup pintu lemari. Taehyung yang sedari tadi menunggu sembari menaruh badannya di atas kasur Jimin.

"Kau adalah teman terdekatku sejak dulu." Jawabnya sungguh masuk akal. Jimin memperhatikan temannya itu dengan menghela nafasnya karena merasa resah. Ia berjalan menuju cermin dan menyemprotkan minyak wangi pada tubuhnya.

"Kau tidak pulang kerumah?" tanya Jimin. Taehyung berganti posisi membelakangi Jimin.
"Yaah! apa karena kau kabur dari rumah, tidak ingin kembali?" Taehyung menutupi telinganya dengan bantal.

"Taehyung-ah.. kau harus kembali kerumah, orang tuamu pasti memaafkanlah. Mereka sudah melihatmu di TV sukses dengan karirmu." Jelasnya menduduki pinggiran kasur.

"Tunggu waktu yang tepat." Jawabnya singkat. Jimin pun menampar pantat Taehyung dengan keras. Taehyung kesakitan dengan mengelus yang sudah dilakukan Jimin.

"Haish.. anak ini. kau sungguh misterius. Kemarin malam langsung kabur aja. Kau sedang berkencan kah?" Gerutu Jimin, Taehyung menoleh ke arah Jimin.

"Wae?" 

"Aku cuma tanya. Apakah kau sedang berkencan?" Jimin mulai menyidang Taehyung. Taehyung kembali ke posisinya. Tak menjawab pertanyaan dari Jimin.

"Seulgi? kau sedang bersamanya?" Pertanyaan Jimin membuat Taehyung pupilnya membesar. Untung ia membelakangi Jimin, tidak melihat ekpresi wajahnya yang menandakan sesuatu. 

"Yah! Jawablah!" Jimin menarik bantal dari telinga Taehyung, tetapi Tae menahannya dan kakinya mulai beraksi. "Kau tidak usah ikut campur urusanku."

Jimin melepas genggamannya dari bantal tidak lagi menariknya lagi setelah Taehyung berkata seperti itu. Ia mengangkat sudut bibir kanannya, Taehyung memang tidak bisa dibohongi soal cinta. Sangat mencolok jika Taehyung sedang kasmaran dengan gadis itu. 

"Oke.. aku tidak mengurusi perjalanan cintamu." Jimin beranjak dari kasur dan berjalan keluar dari kamar. 

Taehyung membalikkan posisinya menghadap ke dinding langit dengan menghela nafas. Hatinya sudah tidak bisa dibohongi lagi oleh perasaannya. Ia benar-benar mengaguminya sejak dulu, bukan sejak SMA. Melainkan sejak di Ansan, ketika Seulgi dengan seseorang yang selalu bersamanya.

SCENERY (You're Mine) #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang