Peace

184 37 3
                                    

Hari ini, waktu ini juga, mereka berdua sedang menuju rumah Seulgi untuk mengatakan suatu hal yang penting, menurutnya. Seulgi sedari tadi yang duduk disebelah Taehyung yang sedang menyetir, memainkan jarinya yang terlihat gugup. Taehyung menyadari itu, ia menoleh ke wanita itu dengan tersenyum. Seulgi pun ikut menoleh ke arah pria sebelahnya. 

"Mwo?" tanya Seulgi.

"Kau lucu." 

Untung saja Seulgi terbiasa dengan pujian yang dilontarkan Taehyung sejak sekolah dulu. Seulgi memang lucu apalagi wajah dan tingkah imutnya. 

"Kau sudah menelpon orangtuamu jika, aku mau kerumahmu?" tanya Taehyung.

"Sudah, cukup mengirimkannya pesan. Mereka menjawab ya." 

Sebenarnya Taehyung dalam hatinya sedang tidak tenang. Berdetak kencang, tangannya yang sedari tadi sudah basah pasti di setiran itu. Pikirannya tidak tau arah, mencoba mencerna semua kalimat nanti ketika dibicarakan pada orangtua Seulgi. Ia berusaha tenang, pikirnya seperti mau melamar Seulgi, tetapi orangtuanya tak setuju karena ia adalah idol. Ya seperti itu. 

Tepat pada jam makan malam, Taehyung sudah memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah Seulgi yang sederhana itu. Taehyung menoleh ke arah Seulgi, Seulgi masih tetap menatap lurus antara takut dan percaya diri. Tae membuka sabuk pengaman Seulgi, sehingga Seulgi terkejut melihat keberadaan pria itu mendekatkan pada dirinya. 

"Tenanglah, pasti orangtuamu percaya padamu dan juga padaku. Tunjukkan bahwa kamu bisa dan mampu menjalani masa depan." 

Tangan Taehyung menepuk-nepuk kepala Seulgi lalu mengelus rambutnya dengan halus. Ia tersenyum dengan membuka pintu keluar, berjalan memutari mobil dan membukakan pintu untuk Seulgi. Tangan Taehyung siap meraih tangan Seulgi, mata Seulgi memperhatikan tangan itu. Dengan perasaan seperti ini, Seulgi menerimanya saja karena ia memang sangat membutuhkan dia. 

Tok.. tok..

Seulgi membuka pintu rumah dan mengintip sebentar apakah ada yang merespon ketukan pintu dari Seulgi. Ibu yang berlari dari dapur mendengar ketukan itu langsung menghampiri Seulgi yang sedang mengintip.

"Eomma.."

"Ibu sekalian membuat makan malam, dimana Taehyung-ssi?" Baru saja masuk, ibu sudah mencari Taehyung.

Taehyung muncul dari belakang Seulgi dan membungkuk kepada Ibu Seulgi. Ibu langsung mendekati Taehyung dengan menangkup wajah Taehyung dengan tangannya.

"Wah, kau sudah dewasa sekarang, tinggi banget. Ayo masuk!" Seulgi melihat kebelakang dengan menunjukkan wajah tidak tau apa artinya, ia hanya mengulum bibirnya. Taehyung tersenyum datar, mencoba beradaptasi dengan suasana di keluarga Seulgi.

Tak lama kemudian, keluarlah ayah Seulgi dari kamar dengan melihat pria asing yang bersama Seulgi. Taehyung menyadarinya langsung membungkuk kepada Ayah. 

"Appa." sapa Seulgi.

"Biasa saja Taehyung-ssi, haha.." Ayah Seulgi memang dikatakan ramah pada semua orang. Jadi sulit menebak wajah Ayah yang sedang sedih atau bahagia, beliau bisa menutupinya.

"Ayo makan dulu!" ajak Ibu.

"Tumben ibu ramah?" Gerutu Seulgi sambil menarik kursi.

"Yah.. Taehyung adalah orang yang spesial, kan dia anak dari Yeonsa-ssi." Jelas Ibu sambil membagi mangkok. Taehyung masih beradaptasi, ia hanya diam. 

"Ayo Taehyung-ssi, makan yang banyak. Wajahmu terlihat tirus daripada dulu waktu sekolah, ya kan Seulgi?"

"Ehh.. Nae." Jawab Seulgi singkat.

SCENERY (You're Mine) #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang