BeMine#45

1.1K 43 4
                                    

Happy Reading📖
Jangan lupa tinggalkan jejak⭐

( Davichi ~ This Love. )

" Kamu ngomong apasih Al? " tanya Atasya dengan tenang, bukan, lebih tepatnya berusaha tenang. Perasaannya sudah berkecamuk sekarang. Sambil melepaskan pelukannya, ia menatap Alfaro menuntut jawaban. Tapi Alfaro sama sekali tidak buka suara, melainkan tetap menatap Atasya dengan raut yang membuat Atasya semakin khawatir. Ia akan mendesak Alfaro untuk buka suara ketika suara temannya mengintrupsi " Kalian ngomong di ruang kerja aja, kalian butuh bicara. "

Atasya menoleh sekilas ke arah temannya yang menatap mereka berdua, lalu menarik tangan Alfaro agar mengikutinya. Baru setelah berada di dalam ruang kerja Alfaro, ia kembali menatap Alfaro.

" Apa maksut kamu tadi? Emang apasih yang diminta sama Ali sampai buat kamu setakut ini?! "

" Alfaro, jawab! " Tekan Atasya sedikit meninggikan suaranya. Ia sudah tidak bisa lagi bersikap tenang, ia sungguh khawatir.

Alfaro menatap kembali Atasya, sesekali ia membasahi bibirnya yang kering. " Ali minta aku buat ngasih salah satu anak kita untuk mereka adopsi. "

DEG

Terkejut? Sangat. Bahkan ia merasa lemas, seolah tubuhnya berat dan kaki-nya tidak dapat menopang tubuhnya dengan baik. Atasya meraba kesampingnya mencari pegangan dan dipegangnya dinding disebelahnya untuk menopang tubuhnya, lalu ia berjalan menuju Sofa. Hah? Meminta salah satu anaknya?  Atasya mengusap perut buncitnya, kembar mereka diprediksi akan lahir minggu depan. 9 bulan bukan-lah waktu yang singkat bagi-nya, ia mengakui kehamilan pertamanya ini memang banyak sekali rintangannya. Dimulai bulan kedua janinnya yang lemah dokter menganjurkannya untuk istirahat, lalu di bulan ke 5 ia mengalami pendarahan, dan di bulan ke sembilan pun yang mendekati proses lahiran berat badan bayi-nya kurang dan untunglah sekarang sudah stabil. Dan seorang penyelamat meminta bayi-nya? Gila. Semua-nya sangat berarti baginya.

Alfaro tau Atasya pasti terkejut, dia-pun juga sama terkejutnya. Alfaro mendekati Atasya untuk menenangkannya yang sedang menangis sesenggukan, ia menggenggam tangan Atasya. " Dia bilang Sandra baru keguguran dan dia sangat kehilangan, dan juga Sandra didiagnosis gak bisa hamil lagi. "

" Dan mereka minta anak aku karena aku berhutang nyawa sama dia. "

Tangisnya semakin pecah. " Seharusnya mereka gak nyelametin aku saat itu, biarin aku mati sekalian. " Desis-nya biarlah dia sedikit egois.

Alfaro langsung lemas mendengar penuturan Atasya, ia sudah menyakiti Atasya. Ia sudah membuat wanitanya menangis. Tanpa memedulikan ekspresi Alfaro, ia kembali bertanya dengan suara tercekat. " Lalu apa keputusan kamu? "

" Aku gak akan ngasih anak kita. "

Ragu. Atasya tersenyum sinis, ia tau suaminya ragu dengan jawabannya. Atasya menghapus sisa air mata-nya lalu beranjak pergi meninggalkan Alfaro. Ia menaiki lift menuju kamar-nya, tidak ia pedulikan tatapan khawatir dan panggilan semua sahabatnya. Yang ia inginkan sekarang adalah sendiri.

Atasya membuka knop pintu kamarnya dan berjalan menuju ruangan yang sudah mereka dekor untuk kamar kembar mereka, tapi ia merasa perutnya sangat sakit ia memilih untuk duduk disofa sambil mengelus perut buncitnya agar rasa sakit itu mereda. Atasya memejamkan matanya hingga kepingan puzzle ingatannya tentang cerita kami bertiga kembali berputar, saat itu memang Atasya sudah berpacaran dengan Alfaro dan menduga ia telah menang atas hati Alfaro, tapi ternyata setelah kedatangan Sandra ia kalah. Ia kalah dengan seorang masa lalu, setiap Sandra meminta Alfaro memberikannya dan jika ia yang meminta maka ia harus berusaha. Dan sekarang-pun ia tetap kalah, ia kalah dengan Sandra yang langsung meminta.

BE MINE ✔( Squel The Perfect Boy )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang