I want to end this book as fast as possible. Tolong kasih tahu aku jika nanti alurnya kecepetan buat klen. 🤗👌
...6 April 2020.
Itu berarti seminggu dari sekarang Yoongi akan bertemu manusia-manusia sialan yang membuatnya susah payah rajin berlatih. Padahal biasanya Yoongi paling anti ikut pelatihan di markasnya tiap minggu. Saat ini pria dengan rambut yang sudah disemir sewarna daun mint pudar itu sedang sibuk mengistirahatkan diri di kursi panjang. Keringat bercucuran dari dadanya yang tak tertutupi apapun. Hanya memakai celana kain sebatas mata kaki.
"Kau rajin berlatih belakangan ini," ujar rekan sekerjanya, Choi Soobin.
"Aku sedang berusaha menyamakan kelas dengan manusia-manusia pendosa."
"Misimu yang itu?"
"Hm," gumam Yoongi malas.
Rasa kantuk telah mengelilingi pria itu bersama sisa letih sesudah berlatih. Ia memejam lambat, tak bisa menahan matanya untuk tetap terjaga.
...
Ah, dimana Yoongi sekarang? Kenapa rasanya familier?
"Kumohon biarkan aku hidup."
Rintihan sarat akan permohonan terdengar. Yoongi sedikit kaget saat mendapati Jungkook di depannya saat ini. Dengan muka babak belur dan ruangan yang sudah porak-poranda, Yoongi yang bingung karena tak bisa berhenti memukuli Jungkook pun tersadar. Ini mimpi. Ia memimpikan saat terakhir Jungkook mengembus napas.
Sialnya, Yoongi tetap tak terbangun kendati ia benci jika menatap netra yang mulai dipenuhi air mata itu. Gumaman penuh belas ampun terdengar dari ranum Jeon Jungkook yang luka-luka.
"Berisik!"
Yoongi tahu apa yang akan ia lakukan setelah ini. Meraih pistol di samping mereka, pria bermarga Min itu sudah bersiap menembak ke dada Jungkook yang bebas. Jungkook yang kehabisan daya hanya sanggup menangis dan merintih parau. Namun, dalam tarikan pelatuk pistol Min Yoongi, Yoongi baru ingat kata terakhir pria yang lebih muda darinya itu.
"Maafkan aku, J."
...
Yoongi terbangun dengan keringat penuh di dahinya. Ia mengambil napas secara rakus, meminum segelas air dengan ketergesaan. Mimpi itu membuatnya kacau. Jujur saja, Yoongi selalu terpuruk tiap membunuh orang kendati penjahat sekalipun. Namun, tuntutan pekerjaan adalah tanggung jawab miliknya.
"Mimpi sialan," umpatnya kesal. Meraup keringat di wajah dengan telapak tangan.
Yoongi bangkit dari duduknya, mengambil kemeja putih yang ia pakai dan meraih kunci mobil di gantungan tembok. Ia masih amat mengantuk, tapi tidur lagi di sini rasa-rasanya hanya akan membawa mimpi buruk lagi. Ia ingin segera sampai rumah dan tidur lelap tanpa mimpi.
Kala telapaknya hendak membuka pintu mobil, panggilan dari seorang teman membuatnya berhenti. Mengangkat panggilan itu, suara seseorang di seberang sana terdengar, "Mereka baru saja keluar dari bandara."
"Mereka sudah kembali?"
"Iya. Aku yakin itu mereka."
"Terima kasih, Bro. Aku akan mengirimkan bayaranmu segera."
"Senang bekerja sama denganmu, Yoongi."
Panggilan itu diputus sepihak. Yoongi tersenyum miring mengetahui bahwa Jasmine dan kawan-kawan sudah keluar dari persembunyiannya. Namun, Yoongi tak mau merusak kesenangan mereka. Ia akan muncul di waktu yang tepat, sesuai rencana Jasmine dari awal. Mari ikuti alur permainan gadis itu dan membunuhnya dengan cepat.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
ɓɭɑck cɑt. [ ɱiɳ yѳѳɳgi ] ✔
Fanfiction[[ Cʀᴏɪʀᴇ Cʟᴜꜱᴛᴇʀ Pʀᴏᴊᴇᴄᴛ ]] jαsmínє tαk pєrnαh tαhu síαpα sσsσk sєвєnαrnчα príα pucαt чαng kєrαp mαmpír dαlαm hαrí-hαrínчα. lαntαs sααt αkhír dαrí sєgαlαnчα mulαí tєrkuαk, íα tαhu вαhwα príα pucαt dєngαn αntusíαsmє mєndєkαtí mínus ítu íαlαh mαlαíkα...