029

455 80 7
                                    

Min Yoongi harus katakan bahwa ia benar-benar frustasi atas hilangnya entitas tiga orang sialan yang baru-baru ini mengusik kehidupan tenangnya. Salahkan kelalaiannya membunuh satu orang berharga bagi tiga sialan itu. Kalau saja ia tak ikut campur dalam mempercepat kematian Jeon Jungkook, pasti ia bisa menjalankan misinya dengan cepat tanpa perlu susah payah mempertahankan hidupnya.

Ia sudah mendapat informasi kapan diselenggarakannya rapat akbar seluruh mafia penting, tapi tetap saja hilangnya tiga orang itu menjadi tanda tanya besar bagi Yoongi. Kemana mereka? Apa yang coba mereka rencanakan? Yang pasti semua pertanyaan itu hanya berakhir dengan jawaban tak menyenangkan.

Pria itu sudah mencari selama sebulan ini. Mencoba mengorek informasi melalui orang dalam maupun bawahannya yang menganggur tak ada kerjaan. Yoongi membuang napas gusar. Di jemari panjangnya, terselip sepuntung rokok yang setengah batangnya habis terbakar. Pemuda itu menatap pada langit-langit ruangan yang menyisakan asap sisa tar dan nikotin yang mengepul tak tahu cara keluar.

"Dimana kalian?" gumamnya mengawang-awang. Ia kehabisan sumbu kesabaran untuk terus diam dan bertingkah seolah gagak yang menunggu mangsanya sekarat. Ia lebih suka menyerang duluan, mengamati bagaimana cakarnya mampu mengoyak tubuh mangsanya hingga meringis meminta pengampunan, seperti Jeon Jungkook kala itu.

Yoongi menaikkan salah satu sudut bibirnya. Ia masih mengingat dengan jelas bagaimana rupa kesakitan Jungkook dalam cekikan lehernya. Astaga, anak manis itu harus mati di tangan malaikat maut seperti Min Yoongi. Sungguh kesialan yang ajaib.

"Lihat saja saat kita bertemu lagi. Akan kubuat kalian merasakan apa yang sahabat kalian rasakan. Bukankah mati bersama-sama lebih romantis ketimbang membalas dendam?"

Yoongi tergelak setelahnya, terbatuk-batuk sinting dengan sengal kegirangan. Ia tak bisa menunggu lebih lama lagi. Bayangan kematian tiga orang sialan itu sungguh membuatnya merasakan kebahagiaan absolut.

"Baiklah. Jika kalian tak akan menampakkan batang hidung sekarang, aku yakin kalian akan muncul sebulan lagi, tepat di rapat akbar manusia-manusia pendosa. Aku akan berlatih hingga kalian bisa kubunuh hanya dengan sekali jentikan jariku," ujar Yoongi bersama senyuman lebar yang menakutkan.

Pria itu menjatuhkan sisa rokoknya yang masih mengeluarkan bara api, menginjaknya hingga apinya benar-benar mati. Lantas bangun dan merapikan jas kusut yang ia gunakan saat rapat ketua tim sejam lalu.

"Mari bertaruh siapa yang akan menang. Aku atau kalian."

Perkataan itu diakhiri dengan seringai menyeramkan dari Yoongi yang melangkah keluar ruangan. Di belakang punggungnya, terdapat benang merah yang dijepit pin membentuk garis-garis acak dan juga foto Taehyung, Jasmine, dan Jimin yang dicoret dengan cat merah darah.[]

ɓɭɑck cɑt. [ ɱiɳ yѳѳɳgi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang