Please stay at home and take care of your body everyone!
Yah, pilihan Taehyung dan Jimin tak buruk juga jika Jasmine pikir-pikir. Saat ini, tapak langkahnya berjalan memasuki sebuah taman wisata yang dipenuhi anak kecil dan orang tua mereka. Komidi putar setinggi 135 meter berada di depan netranya. Kapan terakhir ia bermain itu, ya? Saat kecil atau bahkan tak pernah?
Taehyung menarik tangan Jasmine menuju antrean yang memanjang layaknya ular. Jimin hanya mengikuti dengan santai, tangan dimasukkan ke saku angkuh. Ketiganya berbaris dengan beberapa keluarga dan pasangan, menarik perhatian para wisatawan yang mengamati 3 manusia berparas pualam itu.
"Memang ketampananku terlalu memancar ke segala sudut," gumam Taehyung yang menyadari lirikan-lirikan penasaran itu.
Jasmine menjitak kepala pria itu, tersenyum lebar sambil menyindir, "Agaknya kebodohanmu yang memancar ke segala sudut, Kim."
Dan, Jimin hanya jadi penonton yang tergelak kecil.
...
Mereka sudah menaiki komidi putar itu. Dengan Jasmine yang duduk sendirian di sudut kiri. Kepalanya menengok ke kanan, mengamati bagaimana langit London nampak dihiasi warna jingga yang hangat. Mata gadis itu tanpa sadar berbinar senang, mengundang senyum lega pada dua pemuda di hadapannya.
"Langitnya indah sekali."
"Apa kau suka?" tanya Jimin pelan.
"Yup! Ini menyenangkan."
"Hei, aku jamin kau akan lebih suka tempat kita selanjutnya," sahut Taehyung antusias. Melihat kebahagiaan di netra Jasmine, menularkan kebahagiaan juga pada Jimin dan Taehyung.
Jasmine menantikan hal itu. Setelah kakinya menapak, ia segera menarik tangan Taehyung dan Jimin menuju mobil mereka. Langit sudah menggelap, peran matahari mulai digantikan anak bulan.
"Semangat sekali," sindir Taehyung, melempar pembalasan pada Jasmine kala di atas komidi putar tadi.
Jasmine memilih tak menghiraukan Taehyung.
...
Mobil mereka terparkir rapi di halaman depan Aviary. Angin malam sempat membuat Jasmine meremang kedinginan. Taehyung yang menilik dari ekor mata kontan melepas mantelnya dan meletakannya di bahu Jasmine. Jimin mengamati dari belakang, tersenyum kecil seperti yang sudah-sudah.
"Terima kasih," ucap Jasmine yang segera memakai mantel Taehyung. Mantel itu tentu kebesaran di tubuhnya yang ramping. Taehyung mengusak poni Jasmine selagi bibirnya tersenyum lebar.
Kendati tempat itu tergolong ramai, Jasmine bisa lihat langit malam dan balkon terbuka yang dihiasi beberapa meja dan bangku. Seorang pelayan membawa mereka ke meja yang sudah Taehyung reservasi. Jasmine mendongak, memandang langit yang malam ini dibingkai bulan penuh. Bintang-bintang mengelilingi bulan dengan sinarnya yang redup. Jasmine tersenyum tanpa ia sadari.
"Bukankah langit malam begitu indah?" gumam gadis itu dalam kesibukannya.
"Iya. Tapi, aku selalu penasaran. Kenapa sejak dulu kau suka bintang, Jasmine?" tanya Taehyung penasaran.
Jasmine kembali menempatkan kepalanya seperti semula, menengok ke Taehyung di sisi kanannya dan mengulas senyum tipis.
"Sebab Jungkook dan Ibu juga ada di sana. Ibu pernah bilang orang yang kita sayangi akan jadi bintang dan hidup akur satu sama lain. Tidak ada baku tembak, tidak ada yang hilang. Lalu, aku selalu bertanya-tanya, apakah aku juga akan jadi bintang atau hanya angin malam yang meresahkan."
"Kau akan jadi bulan," balas Taehyung cepat. Menanggapi perkataan Jasmine yang ia dengar seksama.
Jasmine menaikkan sudut bibirnya. Ah, malam ini ia tak ingin mengingat hal sedih.[]
KAMU SEDANG MEMBACA
ɓɭɑck cɑt. [ ɱiɳ yѳѳɳgi ] ✔
Fiksi Penggemar[[ Cʀᴏɪʀᴇ Cʟᴜꜱᴛᴇʀ Pʀᴏᴊᴇᴄᴛ ]] jαsmínє tαk pєrnαh tαhu síαpα sσsσk sєвєnαrnчα príα pucαt чαng kєrαp mαmpír dαlαm hαrí-hαrínчα. lαntαs sααt αkhír dαrí sєgαlαnчα mulαí tєrkuαk, íα tαhu вαhwα príα pucαt dєngαn αntusíαsmє mєndєkαtí mínus ítu íαlαh mαlαíkα...