Chp 3

483 67 7
                                    

Author's POV

"Aku penasaran" Teman-temannya menoleh kearahnya, "Yuki-kun sekarang tinggal dengan siapa?" Tanya Uzui

Sanemi mengedikkan bahunya, ia menelan makanan didalam mulutnya, "palingan orangtuanya bukan?" Uzui mendengus, memiringkan kepalanya, "waktu itu aku memintanya ke rumah sakit bersama orangtuanya tapi dia menolak. Balasannya juga aneh"

"Uzui-san" Mengejutkan, Uzui menatap lelaki berambut hitam itu, "apa Yuki mengatakan sesuatu?" Tanya Giyuu

"Ah.. Dia tidak mengatakan apa-apa. Hanya saja, saat aku meminta nomor orangtuanya dia mengatakan sesuatu.. Uh.. Orang itu itu tidak akan membacanya" Tutur Uzui.

Bahu Giyuu merosot, ia memijat dahinya yang terasa pening, "terjadi lagi, sepertinya.."

"Apanya?" Tanya Uzui, Sanemi melirik diam-diam dengan penuh penasaran kearah Giyuu, "ah.. Ini belum pasti. Hanya saja, karena dikehidupan sebelumnya dia mengalami hal seperti itu jadi bisa saja..."

"Aku tidak mengerti. Apa yang berusaha kau katakan?" Jari-jari Uzui mengetuk-ngetuk meja tersebut.

Giyuu mengelus tengkuk lehernya, "sepertinya dia tidak memberitahu kalian dulu ya," lelaki itu menegakkan badannya kemudian memutar posisinya mengadap kearah kedua temannya, "jangan beritahu yang lain. Dan berpura-puralah kalian tidak tahu mengenai hal ini hingga tiba waktunya Yuki sendiri yang menceritakan kepada kalian"

Disisi lain, gadis berambut panjang itu mendadak bersin, "ugh," lelaki disampingnya memandangnya khawatir, "apa kau sedang flu?" Tanya Genya

"Uh?" Yuki menoleh kearah Genya sambil menggosok hidungnya, "tidak, tidak. Hanya debu kok" Balasnya sambil menarik ingusnya, membuat Genya melemparkan tatapan aneh.

"Ngomong-ngomong, apa kita benar-benar akan bebas selama lima hari kedepannya?" Genya mengangguk, "masa PLS kan? Tapi yah.. Mungkin akan ada semacam pengarahan ditengah-tengahnya" Lanjut Genya

"Ah!" Keduanya berbalik bersamaan, melihat sang wakil ketua osis berjalan kearah mereka, "Genya, Yuki?" Sabito menatap mereka satu per satu, "kenapa?" Tanya Genya dengan nada ketus.

"Ada perlu apa, Sabito-san?" Tanya Yuki, membuat wakil ketua osis itu tersenyum kecut mendengar balasan dingin dari kedua adik kelasnya. Ia menghela nafas, mendadak ia menarik tangan Yuki kemudian berlari, meninggalkan Genya terpatung disitu, "a-apa-apaan orang itu?" Ia berdecak kesal. Baru ia mengeluarkan hpnya, mengingat ia belum meminta nomor gadis itu.

"Hmph" Ia melipat kedua lengannya didepan dada kemudian kembali berjalan, "oya? Genya?" Genya melirik malas kearah gurunya yang berjalan keluar dari kantor guru, "Uzui-san..." , "Mana Yuki-kun? Bukankah kau bersamanya?" 

Genya menelan ludah, ia memegang tengkuknya dengan canggung, "ah.. Soal itu.. Tadi Sabito pergi menariknya, entah kemana, " alis  Uzui menekuk, "hm? Sabito-kun? Si wakil ketua osis playboy itu?" 

Beneran playboy ternyata.., batin Genya

"Ha'i. Dia mendadak datang kemudian pergi menarik Yuki. Aku ingin menelponnya tapi aku baru ingat, aku belum meminta nomornya.." Jelas Genya, disusul oleh helaan nafas panjang.

"Bocah sialan itu..." Uzui berjalan mendahului Genya, "kerjanya mengerdus kesemua siswi di sekolah! Kapan dia mengerjakan kewajibannya sebagai wakil ketua osis dengan benar?" Gerutu Uzui

Disisi lain, Yuki kebingungan menatap lelaki disampingnya. Kenapa mereka pergi disini? Tidak, kenapa juga ia dibawa kesini?

"Sabito-san, kita mau melakukan apa disini?" Tanya Yuki menatap bosan langit biru diatas kepalanya.

RE: Your Voice||Uzui Tengen ONHOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang