Chp 6

400 70 7
                                    

Mari vote dan meramaikan kolom komentar^^
--------

Author's POV

Berulang kali lelaki itu berfikir, apa dia dalam kondisi waras saat memutuskan untuk melakukan hal ini? Bukankah melihat data pribadi seorang murid itu termasuk tindakan ilegal, yah karena mau dilihat dari manapun, itu tetaplah informasi pribadi seseorang.

Tengen, tenang, kau guru, kau berhak melihat informasi muridmu.., itulah yang sejak tadi ia pikirkan demi menenangkan dirinya.

Tapi kakinya sejak tadi tidak berpindah dan memilih untuk menyembunyikan dirinya dibalik pohon besar, memperhatikan gadis itu perlahan masuk kedalam rumah.

"Aku sudah pergi sejauh ini.. Mana mungkin aku akan mundur.. Tsk, lagipula mana mungkin seorang Uzui Tengen mundur!" Serunya

Matanya memperhatikan sekitar, hingga disaat ia menyadari hanya ada dia disitu, ia pun segera berlari dan melompati pagar itu, kemudian bersembunyi dibawah jendela rumah sambil memasang telinga.

"Kau benar-benar berani ya, pulang malam meski aku melarangmu," indra pendengarannya menajam, Uzui perlahan-lahan mengeluarkan hp dari kantongnya. Ia mengambil nafas panjang, berusaha menenangkan detak jantungnya yang melaju, "ah, aku tahu! Kau pasti menginginkannya, bukan begitu?"

"Kau terlalu banyak menggunakan narkoba. Menjauh dariku!" , "Kau berani menolakku sekarang?! Dasar anak sialan! Aku sudah berbaik hati tidak membuangmu di jalan!"

Lelaki itu menggertakkan giginya, ia membuka kamera kemudian mengarahkan gadget tersebut ke jendela, matanya mengintip perlahan melihat apa yang di layar kameranya tayangkan. Ia merasakan dadanya sesak. Meski tidak melihatnya secara langsung, tapi sudah cukup membuat amarah di dalam dirinya memuncak.

Kemudian ia baru tersadar, agar tak ketahuan oleh kedua insan didalam, ia harus selalu memperhatikan gerak-gerik Yuki dan ayahnya melalui kameranya. Menyimpulkan bahwa,

Uzui harus melihat semua kejadian buruk itu, dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Nanti.. Sabar, semuanya akan membaik.., batinnya

Suzumiya Yuki's POV

"Yuki-san, oha--eh, Yuki-san, muka dan leher Yuki-san kenapa?" Ah, sudah kuduga seharusnya aku menggunakan turtle-neck dibalik seragamku, setidaknya agar menutupi leherku. Kalau hanya muka yang terlihat, setidaknya aku bisa beralasan--terkena bola, atau jatuh segala macam.

"Yah.. Bisa dibilang, aku hanya ceroboh dalam melakukan.. aktivitas?" Kerja bagus Suzumiya Yuki, mana mungkin Tanjirou-kun sebodoh itu untuk mempercayaimu, "begitu? Lain kali hati-hati, Yuki-san! Ini masih awal tahun pembelajaran, bahaya kalau jadwal belajar Yuki-san berantakan karena terluka"

Ah, oke. Sepertinya dia memang bodoh. Yah, lebih baik begini. Dan sepertinya, yang lain tidak tertarik, atau lebih tepatnya tidak berani untuk bertanya mengenai mengapa aku diperban seperti mumi.

"oi, kau benar-benar pergi tadi malam?! Kau bodoh ya?" Apa tidak apa-apa Shinazugawa-sensei berkata seperti itu didepan banyak murid. Yah, mungkin ia orang realistis yang berfikir, 'meski gurunya memiliki etika bahasa baik, belum tentu murid mau mengikutinya' semacam itu.

"Aku lebih suka jika kau memanggilku pemberani, Shinazugawa" Balas Uzui-sensei

Guru disekolah selalu saja memiliki sesuatu untuk digosipkan. Aku tidak menyangka kalau Shinazugawa-sensei suka bergosip. Apa yang kira-kira mereka bicarakan?

"Aku mendapatkan semua buktinya. Tidak perlu khawatir! Nanti sore aku akan mengunjungi kantor polisi," baiklah, aku merasa sebaiknya aku segera berhenti menguping pembicaraan mereka.

RE: Your Voice||Uzui Tengen ONHOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang