Chp 17

232 35 14
                                    

Heyyo wassup. Habis ujian semester dungs, entah nilaiku gimana hasilnya

wkwkw

Mari budayakan vote sebelum membaca, dan meninggalkan komentar selama membaca

---------------------

Author's POV

"Apa tidak apa-apa buatmu untuk langsung masuk sekolah lagi?" Genya memberikan tatapan tidak setuju kearah Yuki, tentunya ia khawatir mengenai kondisinya, tapi gadis itu hanya memberikan tatapan kesal kearah Genya, "aku tidak sakit kanker stadium 3, Genya. Kau berkata seolah-olah aku akan meninggal" Genya mengerutkan dahinya, langka kakinya terhenti. Dengan kedua lengan yang terlipat didepan dada, "aku hanya khawatir. Bisa saja nanti dampaknya datang terlambat kan?" Genya berjalan mendahului Yuki.

Yuki mendengus, mengikuti cepat langkah kaki lebar dari Genya, "tidak akan ada. Percayalah, lagipula ini tubuhku. Aku yang paling mengenali tubuhku sendiri" , Genya melempar tasnya keatas meja dan langsung menduduki tempatnya, "begitu? Aku tidak yakin orang yang tidak segan-segan menyelesaikan sepuluh misi dalam sehari tanpa mengambil istirahat akan berkata seperti itu" Sindirnya

"Bercemin sana--" , "yang kondisi sehatnya sedang bermasalah bukan aku" Potong Genya

"Pagi-!" Sapa Nezuko yang mendadak muncul, membuat kedua sahabat tersentak, Yuki tersenyum tipis, "selamat pagi, Nezuko-chan. Kanao juga" Kanao mengangguk pelan

"Dimana Kamado dan yang lain?" Tanya Genya, menyadari bahwa kelas tidak seribut disaat trio geng Tanjirou tak berada didalam kelas, "Nii-chan sedang membantu toko, Zenitsu-kun dan Inosuke-kun membantunya. Semoga saja mereka tidak terlambat sih.."

"Ah, sepertinya mereka akan terlambat" Yuki mengenali langkah kaki Sanemi yang mendekat ke kelas. Yah, biasanya Sanemi memang datang 10 menit lebih cepat dari waktu masuk. Sebenarnya ia tidak langsung mengajar, hanya saja memberi teguran dan nasehat kepada murid-murid yang membuat masalah baik secara kepribadian ataupun nilai.

Sesuai yang diperkirakan Yuki, tak lama kemudian pintu kelas terbuka memperlihatkan Sanemi masuk kedalam. Dengan gayanya yang seperti biasa, kemeja putih yang digulung kesiku, bersama tas hitamnya, gaya yang simpel namun cukup memancarkan aura karisma darinya.

Sebagai orang yang memiliki pendengaran yang sangat tajam, Yuki tahu semua rahasia orang. Tidak-tidak, bukan berarti ia sengaja menguping. Tapi memang ia tidak bisa mengendalikannya. Ya, ia bisa menentukan ingin fokus mendengarkan pembicaraan yang apa, tapi tetap saja akan kedengaran. Ia tidak bisa memutuskan Indra pendengarannya begitu saja.

Oh tapi jika seandainya ia bisa, seberapa berterima kasihnya Yuki kepada yang maha kuasa.

Karena ia tahu betul, tak hitung berapa banyak murid-murid yang menaksir wali kelasnya. Terang-terangan mengatakan bahwa mereka tidak keberatan dengan sikap dingin dan kasar dari Sanemi.

'Ya sebenarnya Sanemi-sama tidak kasar atau dingin.. Dia lebih ke tegas kepada murid-muridnya.. Tte, aku tidak mengerti kenapa mereka doyan begituan' Pikir Yuki disusul helaan nafas.

"Perhatian, bocah-bocah" Semua tatapan tertuju ke Sanemi, "Minggu depan, hari Rabu kita akan ulangan harian logaritma dan fungsi eksponen, jadi pastikan kalian persiapkan mulai dari sekarang"

"Eeeeh" Keluh kesah terdengar dari segala arah, "hari ini saya ada urusan saat jam matematika. Jadi nanti saya ingin kalian belajar mandiri. Suzumiya, Genya"

"ya sensei?" Yuki dan Genya bersamaan menatap Sanemi, "saya serahkan kelas kepada kalian berdua. Selama jam pelajaran nanti, jangan ada yang diperbolehkan keluar dari kelas kecuali ke toilet" , "ha'ii

RE: Your Voice||Uzui Tengen ONHOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang