Part 1

1.2K 126 14
                                    

Sakit.


Akan menjadi pembohong jika Hoseok mengatakan dia sudah baik-baik saja.

Kontak orang itu saja masih menjadi nomor yang muncul pertama didalam handphonenya, Gambar orang itu saja masih menjadi wallpaper handphonenya. Bahkan tanggal anniversary mereka masih muncul di kalender pengingat Hoseok.

Bukan.

Bukan karena Hoseok sangat putus asa dan tidak ingin melepaskan sosok itu.

Hanya.

Hanya karena Hoseok sedang sibuk. Dia sangat sibuk sampai dia tidak sempat mengubah apapun.
Dia sangat sibuk sampai dia masih mengingat parfume dan wangi pria itu.

Hoseok sangat sibuk.







Hari yang baru, tapi tidak dengan keadaan Hoseok. Dia masih saja begitu. Menggulung dibalik selimutnya. Padahal matahari telah menyapa kota Seoul sejak beberapa jam yang lalu. Hoseok tentu tidak tertidur, dia terjaga. Terjaga sejak malam, namun enggan meninggalkan tempat tidurnya.

Mungkin hanya bel pintu dan teriakan geram yang dapat membuatnya bergerak dari atas tempat tidur.



Hoseok berjalan perlahan mendekati pintu apartemennya untuk mendapati Seokjin berada didepan pintunya dengan berkacak pinggang.

“katamu kau sudah baikan. Tapi apa ini? Kau baru bangun?” kata Seokjin, tidak cukup marah setelah melihat keadaan Hoseok yang menyedihkan.

Rambutnya berantakan sekali, wajahnya kacau. Kantung matanya menjelaskan berapa juta malam yang ia habiskan dengan terjaga, tubuhnya yang kurus itu hanya berlapiskan kaus kebesaran yang bahkan ingin Seokjin jelaskan sebagai kain lap.

Hoseok menggeleng enggan.

Entah pertanyaan  Seokjin mana yang dijawabnya dengan gelengan itu.

“pergilah mandi sekarang” perintah Seokjin yang langsung dituruti Hoseok dengan lunglai.

“kau sudah menyelesaikan scriptnya?’ tanya Seokjin

Hoseok segera mengangguk dan langsung menuju ke kamar mandi.



Hati Seokjin sedikit terobati melihat Hoseok nampak lebih baik dengan mandi. Tapi sama sekali tidak mengurungkan niat Seokjin untuk memotong sedikit rambut Hoseok dan membuatnya terlihat manly dan lebih sangar.
Karena Hoseok sama sekali tidak memancarkan itu.


“kita mau kemana?” tanya Hoseok

“aku berencana untuk memotong rambutmu, tapi karena kita memiliki jadwal menemui Direktor Jay pagi ini, maka aku putuskan agar kita bertemu dengan Jay terlebih dahulu sebelum pergi memotong rambutmu”

“siapa bilang aku akan memotong rambutku?” tanya Hoseok

Seokjin menunjuk dirinya sendiri dengan bangga “Seorang editor yang baik sangat mengetahui apa yang dibutuhkan talent nya” kata Seokjin

Hoseok menggeleng, “Berikan aku sesuatu dan aku akan mengizinkanmu memotong rambutku” kata Hoseok pasti

Seokjin menatap Hoseok agak kesal.
Tapi yah, tentu. Akan dia kabulkan. Akan dia lakukan sesuai keinginan Jung Hoseok.

Mereka kini telah sampai ke lokasi shooting yang dituju. Situasinya tidak banyak berbeda dengan lokasi shooting yang biasanya didatangi Hoseok. Begitu banyak kru mengelilingi setting, entah itu kru makeup, lightning hinga kru direktornya sendiri.

Terlalu banyak orang terlibat dalam sebuah pembuatan film. Tapi dalam pembuatan naskah, cukuplah satu orang bergelut dengan pikirannya. Hoseok bersyukur dia bukan bagian dari kru film dilapangan.

Hoseok dan Seokjin mendekati mereka. tapi belum lagi kata terucap, Jay melompat kearah Hoseok dan memeluknya erat, setelah itu ia menarik tangan Seokjin dan menyalaminya dengan sangat antusias.

Bukan karena apa, ternyata script bantuan yang ditulis Hoseok untuk Jay dan naskah dramanya membuat drama yang sedang di shooting ini melejit tinggi. Ratingnya mencapai 8.2 minggu lalu. Bagaimana mereka tidak sangat berterima kasih?

“Hoseok, pikiranmu sangat menganggumkanku. Plot cerita yang kau kirimkan kukira tidak bisa ku eksekusi dengan baik tapi nyatanya rating yang berbicara” kata director Jay dengan hampir berteriak girang

Hoseok tersenyum sumringah dan menggeleng dengan cepat “oh tidak, jangan katakan itu. aku tidak mungkin membuat plot yang luar biasa jika tidak ada basic cerita yang kuat oleh Jae in” kata Hoseok malu

Jay segera menggeleng “ oh kau sangat merendah. Aku harusnya mengajakmu makan malam untuk memberikan penghargaanku. Tapi aku rasa kau benci untuk duduk lama dengan orang tua seperti ku, jadi kuajak kalian ketempat shooting yang biasa saja ini” kata Jay

Seokjin menggeleng dengan cepat “tidak tuan, ini adalah tempat yang bagus. Terima kasih sudah mengajak kami kesisi lain kota yang penuh sesak ini, aku sekaligus ingin mengajak Hoseok untuk merefresh otaknya” kata Seokjin

“ya, kau benar. Otak memang harus sekali-kali direfresh. Hoseok jangan terlalu terbebani oleh tulisan yang minta dituangkan yah?” kata Jay yang mendapat anggukan lemah dari Hoseok.



Untuk beberapa saat mereka pergi meninggalkan lokasi itu. Jay banyak bercerita mengenai banyak hal selama pershootingan film yang sedang dilakukannya. Hadiah yang dijanjikan Jay juga kini telah berada ditangan Seokjin. Dan Hoseok lebih dari ingin segera pergi dari sana.

Hoseok izin menjauh sebentar.


Ia terduduk disalah satu kursi taman yang jauh dari tempat Seokjin dan director Jay sedang berdiskusi, serta jauh dari lokasi shooting.
Hoseok ingin kembali bergelung didalam selimutnya.



“Hi”

Suara yang cukup familiar dan Hoseok sesungguhnya tidak perlu menengadah untuk mengetahui sang pemilik suara

“Hi Tae” jawab Hoseok

Sosok itu mengambil tempat duduk disisi Hoseok, menghela napas pelan sebelum kembali membuka mulutnya

“sedang apa kau Disini?” tanya Taehyung

“kami dipanggil director Jay, bagaimana denganmu?” tanya Hoseok

Taehyung mengangkat bahunya malas dan tertawa

“entahlah mengapa aku berada disini”

Hoseok ikut sedikit tertawa sebelum ia melihat sosok Seokjin yang sudah nampak pamit pada director Jay.

“Oh. Nampaknya aku harus segera pergi. Selamat tinggal Tae” kata Hoseok

“oh, ya. Tentu. Sampai jumpa”

Hoseok berdiri dengan cepat dan ingin segera menjauh


“Seok? Rambutmu bagus sekali. Jangan dipotong yah. Kau cantik berambut panjang” kata Teehyung

Hoseok berbalik tersenyum kecil sebelum benar-benar pergi dan berlari kearah Seokjin









Seokjin menatap Hoseok yang memiliki tatapan yang kosong.

“Seok, are u okay?” tanya Seokjin khawatir

Hoseok menoleh pada Seokjin dan mengatakan dengan lantang

“hyung, aku mau potong rambut”




Next Chapter 🔜

무너진 - FallenWhere stories live. Discover now