Part 34

703 81 60
                                    

"Apakah kamu sudah benar-benar melupakan aku? Maksudku semua tentang kita?" Tanya Taehyung, hatinya berada di ujung tanduk saat tanyakan hal itu, makanan yang masuk ke dalam mulutnya bahkan tidak berasa lagi.

Hoseok menghela napas, menatap keluar jendela kantin dan menyunggingkan senyum pada wajahnya
"Ini masih siang dan kita sudah terperangkap dalam pembicaraan yang berat" katanya, tangannya memainkan perlahan makanan didepannya

"It is hard to tell, entah melupakan atau hati ini sudah sembuh, aku juga tidak begitu yakin.. tapi yang kurasakan terhadap mu sudah sebaliknya.." lanjut Hoseok

"Sebaliknya?" Tanya Taehyung dengan hati yang masih tidak menentu.

"Iya sebaliknya, seperti dulu aku kesal dan penuh dengan amarah tiap mengingatmu atau menatapmu, tapi sekarang, rasanya seperti aku menghargai waktu bersamamu.. aneh yah?" Kata Hoseok dengan terkekeh

"Sungguh? Kini aku merasa bingung harus menempatkan diriku dimana" kata Taehyung ragu, menggosok pelan punggung lehernya


Hoseok terkekeh
"Tidak usah terlalu memikirkan menempatkan dirimu dimana-mana Tae, just stay the way you are. Sudah kukatakan aku mendukungmu. Aku serius tentang itu, aku terlalu kekanak-kanakan terakhir kali kita bertemu. Aku marah dan kesal tentang kamu yang memilih mimpimu, aku marah juga karena hubungan yang pupus ini" kata Hoseok perlahan

"Kalau kau benar-benar marah dan kesal, kenapa kau tidak memukulku? Atau setidaknya maki aku.. kenapa kau diam? Kenapa?" Tanya Taehyung

Hoseok mengangkat bahunya
"Entahlah, kemarin aku berpikir dengan begitu, dengan aku yang tidak berteriak benci dan marah dihadapan mu mungkin kita masih punya kesempatan bersama. Mungkin kalau aku tetap memandangi dan memperhatikan mu dari jauh, mungkin kita bisa bersama. Tapi yah begitulah.. tidak semuanya bisa terjadi di dunia ini kan?"









Taehyung menyandarkan kepalanya diatas meja, jantungnya sakit sekali.
Kalau bisa dia putar waktu, bolehkah dia kembali dan katakan mereka melakukan hal yang sama?
Taehyung ingin menjilat ludahnya sendiri.
Tapi seberapa pengecutnya dia melakukan hal itu?

"Sial, aku harap aku bukan pengecut yang bodoh" katanya perlahan, ingin ia peluk Hoseok dan mengatakan bahwa dia akan jadi pria terkutuk atas dirinya yang pengecut tapi  bisakah Hoseok menerimanya kembali?
















Hoseok menatap jam tangannya, jarum jam menunjukkan waktu istirahat makan siang sedikit lagi akan usai.
"Kalau sudah selesai, ayo kembali bekerja" kata Hoseok lembut berusaha bangkit dari kursinya

"Aku ingin sekali membicarakan banyak hal denganmu, bisakah kita berbincang lagi sepulang pertemuan kita nanti dengan director?" Tanya Taehyung masih menahan genggaman nya pada tangan Hoseok.

Hoseok kembali menatap jam tangannya, ia kembali mendudukkan dirinya dan kembali menatap Taehyung.

"Kekasihku tidak mempercayai mu jika kau berada disekitar ku" kata Hoseok lembut dengan perlahan mengelus puncak kepala Taehyung










Taehyung mengangkat kepalanya, menatap Hoseok lekat-lekat, hatinya hancur sekali. Napasnya tercekat, nadinya mendidih, matanya terasa panas, seperti ingin menangis tapi marah dengan mengamuk di saat yang bersamaan.

"Kekasih?" Suara Taehyung tercekat, satu kata yang keluar seperti suatu racun yang meninggalkan pahit di pangkal lidah Taehyung.




Hoseok tersenyum lembut dan mengangguk
"Namjoon.. dia kekasihku sekarang" kata Hoseok, saat dengar nama Namjoon keluar dari bibir Hoseok, Taehyung seketika menangis, air mata mengalir tanpa disadarinya.
Hatinya hancur berkeping-keping.
Namjoon tahu betul betapa ia cinta pria dihadapannya ini, mengapa kini Namjoon yang dapatkan hati pria terpenting dalam hidup Taehyung ini?
Dia lebih dari tahu, Taehyung mencintai Hoseok.

무너진 - FallenWhere stories live. Discover now