Part 2

723 109 8
                                    

Suara gunting, hairspray, suara percakapan, hingga suara lembar perlembar halaman yang kini sedang dibaca Seokjin sangat menganggu Hoseok. Setiap helai rambut yang terpotong darinya, seakan membuatnya terpaku. Tentu, saat ini pikirannya harus terganggu.

Jangan.

Dia tidak boleh pikirkan hal lain.





Mungkin beberapa menit setelahnya barulah Hoseok sadar kini tidak ada lagi rambut panjang menjuntai hingga bahunya, atau rambut panjang yang menutupi pandangannya. Sudah. Dia sudah potong rambut.


Dia tidak lagi cantik.



Seokjin menatap hasil kerja sang pemotong rambut yang katanya profesional itu. Kesal tidak bisa dia sembunyikan.

"Seingatku aku memintamu untuk membuatnya nampak manly"   kata Seokjin

"Ta-tapi saya sudah berusaha.." kata sang pemotong rambut

Seokjin mendekati Hoseok dan menatapnya lekat-lekat.
"Seok-ah.. ini tidak adil kau malah tampak manis! Aku minta manly! Aku benci kumis, tapi kalau kumis bisa membuatmu nampak garang sepertinya aku harus menyuruhmu menumbuhkan kumis mu!"

Hoseok terkekeh
"Hyung kau sebutkan satu kalimat bodoh lagi dan aku akan putuskan rambutku kupirangkan hijau neon seperti yang kau benci"

Seokjin agak kesal. Tentu dia kesal. Dia ingin orang yang dianggapnya adiknya ini bisa dipandang sangar oleh orang lain.
Hoseok harus nampak garang agar tidak dianggap remeh.
Karena dengan senyuman secerah matahari dan wajah semanis ini, bagaimana tidak Hoseok dianggap mudah dibodohi?
Yah, meskipun dia memang dapat dibodohi.

Seokjin kesal betul, pria yang sudah patahkan hati adiknya sangat tidak berakhlak.
8 tahun bukan waktu yang singkat, kalau dihitung2 sudah melewati 8 kali tahun baru!
Dan 8 kali tahun baru berarti ada 365 hari   setiap tahunnya!
Itu sangat panjang, Seokjin saja tidak mau buang-buang waktunya sebanyak itu.

Adiknya yang rapuh.

Yang bahkan tidak bisa sakiti serangga.

Yang bahkan tidak kuat berlari

Yang hanya makan mie instan dan pesanan jadi karena tenggelam dengan tulisannya.

Yang bahkan jarang sekali keluar rumah dan terkena matahari

Yang bahkan punya sikat gigi dan pasta gigi merk Pororo

Yang bahkan punya jutaan plushie.

Tega sekali ada yang sakiti dia sampai Hoseok tidak terurus begini.

Hoseok turun dari kursi dan memohon maaf atas perlakuan sang editor.
Karena yang Hoseok lihat,  sang pemotong rambut  memang sudah melakukan yang terbaik.
Dan Hoseok nampak lebih segar.





Hari ini Hoseok akan bertemu dengan penulis lain untuk projek film Count Ten yang juga akan digarap oleh director Jay.

Hoseok kembali membaca script yang ada ditangannya, menulis mini note sebagai data tambahan atau perubahan cerita yang akan dibahas.

"Maaf membuatmu menunggu Seok-ssi"

Hoseok mengangkat wajahnya dan tersenyum manis, mempersilahkan gadis dihadapannya untuk duduk.

"Bagaimana kabarmu Seulgi-ssi?"  Tanya Hoseok membuka pembicaraan.

"Aku baik Hoseok-ssi dan kau nampak rapi sekali Hoseok-ssi" kata Seulgi

"Yah, aku mau memberikan image yang baik" kekeh Hoseok

"Berarti Hoseok-ssi sebenarnya tidak baik?" Seulgi mengernyit ragu

Hoseok tertawa dan merasa bersalah sedikit bermain dengan gadis seperti Seulgi.


Tidak diragukan lagi, saat Hoseok dan Seulgi saling bertukar pikiran, seakan ide terus membanjiri pikiran mereka. Seakan mereka sangat mudah membangun chemistry dan kecocokan sehingga muncul naskah film perbaikan diantara mereka.

Sungguh 3 jam bersama dan naskah drama sudah siap dikirim kepada sang director.


"Wah bagus sekali kita bisa dapatkan Park Seo Jun dan Bae Irene sebagai pemain utama.  Ini sangat luar biasa!" Kata Hoseok gembira setelah mendengar kabar baik dari Seulgi. Tentu, mereka yang terbaik. Hoseok sungguh ingin Hoseok bekerja bersama mereka.

" Dan Seok-ssi, untuk protagonis kedua director belum mendapatkan cast terbaik. Kemungkinan director Jay akan mengambil dari agensi permodelan dan kuharap director Jay dapat memilih pria yang dapat menggambarkan diri karakter Hansung dengan baik" kata Seulgi

Hoseok mengangguk pelan.

"Kurasa pada akhirnya, director Jay memang tahu yang terbaik untuk filmnya"

"Oh iya, Seok-ssi bagaimana dengana adegan romansa? Kita melewatkan adegan romansa panas mereka di ranjang"

Hoseok mengernyit, dia baru ingat bahwa dia memang melewatkan   bagian itu. Karena tidak bisa ia tuliskan romansa terlebih adegan panas.

Bisa  ia bayangkan tapi tidak bisa ia tuangkan.

"Apakah mencium sebelum tidur dan merawat saat sakit adalah adegan romansa?" Tanya Hoseok

Seulgi terkekeh dan mengangkat bahunya "memang romansa tapi sepertinya bukan scene yang kita butuhkan, nampaknya Seok-ssi lebih suka menulis thriller scene yah?"

Hoseok mengangguk malu
"Maaf tidak bisa membantu banyak tentang romansa, tapi aku bisa membaca dan mungkin menambah sedikit. Bolehkah?"

"Baiklah, aku akan tambahkan romansanya dan Hoseok-ssi akan memeriksanya kembali" kata Seulgi konfirmasi ulang.



Pertemuan Seulgi sudah berakhir beberapa jam yang lalu. Tapi masih saja 'romansa' berputar-putar di kepalanya.

Hoseok tidak bisa ingat bagian romansa saat ia bersama pria itu dulu.

Karena menurut Hoseok, setiap saat adalah bagian yang manis yang tidak bisa ia pilih mana yang terbaik.

Hoseok bangun dengan sarapan simple, sebuah roti, susu strawberry atau segelas kopi dan sepotong buah dan sebagai pelengkapnya ada kecupan setiap pagi.
Kata Taehyung, kecupan itu membawa keberuntungan untuk 1 hari penuh, jadi Hoseok tidak perlu takut apa yang akan terjadi nanti.

Lalu pada siang hari, Taehyung akan kirimkan setiap gambar absurd yang berisikan kata-kata manis. Mungkin hanya berisikan pick up lines yang sesungguhnya agak cringe
'i wanna go swimming, but i already drowning in your eyes'
Atau
'your lips look lonely, they wanna meet mine?"
Sunngguh, entah apa yang ada di kepala Taehyung.

Pada malam harinya Taehyung, mereka akan berbaring satu sama lain. saling bercumbu melepas lelah  dan beratnya rindu. Saling bertukar cerita seharian.
Kadang Hoseok bercerita tentang script yang sedang dia kerjakan dan Taehyung ceritakan pekerjaannya.
Dan mereka akan berakhir tenggelam dalam pelukan masing-masing.

Berdoa untuk bertemu dalam mimpi.

Karena ciuman dan sentuhan tidak akan pernah cukup bagi mereka.




Tapi dulu.

Hoseok hanya bisa tertawa.
Betapa manis.

Dan langsung ia tutup kotak ingatan itu dengan segera.



Katanya supaya tidak sakit lagi.







Next Chapter 🔜

무너진 - FallenWhere stories live. Discover now