Part 13

480 103 11
                                    

"Hanya aku yang merasa atau kau tidak membicarakan Taehyung sama sekali akhir-akhir ini" tanya Jin

Hoseok terkekeh
"Hyung! Bukankah itu pertanda baik? Aku sama sekali tidak mengeluh padamu!" Jawab Hoseok pasti

"Bukan maksudku ini buruk, aku hanya merasa aneh" kata Jin mengangkat bahunya malas

"Sedetik kau berhenti mengeluh tentangnya dan sedetik kemudian kau tersenyum karena seorang pria bernama Namjoon. Aku hanya merasa ini tidak masuk akal" lanjut Jin

"Aku hanya berharap ini mengarah kearah yang lebih baik" kata Jin sambil menepuk puncak kepala Hoseok

Hoseok tersenyum lebar.





Tentu Hoseok tidak mengatakan apapun atau mengeluh apapun pada Jin.
Memangnya apa yang bisa dia katakan kalau Taehyung menatap matanya saja tidak. Bagaimana bisa dia mengeluh tentang Taehyung?
















Sehabis shooting, Hoseok dan Namjoon sudah berjanji untuk makan malam bersama. Tapi bukan makan malam fancy, hanya makan malam di sebuah restoran favorit mereka saat kuliah dulu.

Hoseok tiba di restoran terlebih dahulu dibanding Namjoon.
Ia menatap seluruh penampilannya dan tak bisa tidak menahan tawanya.

Ia ingat betul, betapa dulu ia memperhatikan penampilannya. Betapa ia harus pastikan ia nampak menawan meski hanya makan malam. Yah dia memang harus pastikan hal itu karena dia tidak ingin Taehyung menatap orang lain.
Meskipun dulu Taehyung memang tidak akan melihat orang lain.

Karen menurut Hoseok waktu itu, mata Taehyung memang hanya tertuju padanya.

Hoseok hanya merasa lucu saja, betapa muda dan bodohnya dia dulu.






Namjoon tidak terlambat, Hoseok hanya datang terlalu cepat.

Namjoon datang dengan setelan jas dan senyum manis, sedikit memalukan jika dibandingkan dengan Hoseok yang menggunakan sweater dan celana training.

"Ah aku malu sekali melihat kau yang terlihat sangat rapih" kata Hoseok

"Oh? Tolong jangan pikirkan pakaianku. Aku baru bertemu klien dan aku tidak berniat menyinggungmu" kekeh Namjoon



Dan tentu, tidak akan Hoseok katakan berbincang dengan Namjoon membosankan. Namjoon sangat pandai, ia bahkan tahu begitu banyak topik. Hoseok tidak ingat ada jeda dalam pembicaraan mereka, dan itu menyenangkan.

Mungkin karena menyenangkan, maka tak terasa mereka telah menghabiskan makanan mereka.

Namjoon mengernyit kesal, tatapannya tertuju pada piring kosong dihadapannya, dan handphonenya ia genggam erat di tangan kanannya.

Hoseok bingung bukan main. Apakah Hoseok lakukan suatu kesalahan?

"Joon? Are you okay?" Tanya Hoseok ragu

Kini Namjoon merengek dan menghentakkan kakinya

"Damn! Aku sudah habiskan makananku dan kau juga sudah habiskan makananmu, dan kini muncullah pertanda kita harus berpisah!"

Hoseok terkekeh

"Apa sih yang kau bicarakan? Kita memang harus pulang pada akhirnya bukan?"

"Kau benar. Tapi aku benci fakta bahwa aku tidak bisa mengantar mu pulang! Maafkan aku tapi ada panggilan mendadak di kantor" kata Namjoon

Hoseok kini tertawa lebih besar
"Oh? Kau marah karena itu? Ayolah Joon aku tidak apa-apa. Aku bisa pulang sendiri" kata Hoseok

"Kau yakin?"

Hoseok mengangguk cepat.

Dan begitulah mereka berpisah. Meski butuh jutaan kalimat agar Namjoon tidak merasa bersalah karena tidak mengantar pulang Hoseok.















Bersama dengan Namjoon, membuat Hoseok mengingat banyak hal.

Namjoon dan Hoseok tidak begitu dekat dulu, karena Taehyung akan terus berada di tengah mereka. Meski Taehyung tahu betul perbedaan jurusan Namjoon dan Hoseok membuat keduanya memang Tidak akan sering bertemu, tapi tetap saja Taehyung tidak izinkan Namjoon dekat dengan Hoseok.

Hoseok jadi ingat juga Namjoon dari sewaktu kuliah memang terus keren, Hoseok bahkan bingung kenapa Namjoon sangat menyukai cerita-cerita Hoseok yang sebenarnya agak cringe, karena ditulis oleh penulis amatiran seperti Hoseok dulu.

Hoseok jadi terkekeh sendiri.

Kalau Namjoon keren

Taehyung manis.




Wah lucu sekali, kenapa Hoseok menjadi ingat banyak hal.













Tepat saat Hoseok injakkan kakinya ke dalam apartemen, handphonenya berdering menggila

Ditatapnya 38 pesan berisikan pesan beruntun dari seorang Namjoon.

Yang sebenarnya hanya berisi

'Hobi telepon aku saat kau sudah dirumah'

Dan bukannya menelepon, Hoseok mengirimi pesan pada Namjoon

"Aku sudah dirumah. Semangat bekerja yah Joon'




Dan Hoseok hanya tidak tahu saja, betapa pesan darinya itu berdampak cukup besar dalam kinerja Namjoon malam itu.


















So, what is Taehyung doing tonight?






















He is doing not fine at all.


Meski Irene ada disisinya dan setia mendengar keluh kesahnya, tapi hati Taehyung sama sekali tidak tenang.

Rasanya dia sudah lakukan kesalahan. Kesalahan besar.

Kesalahan menelepon Namjoon.

Kesalahan membicarakan omong kosong pada Namjoon.

Kesalahan meminta Namjoon menjaga Hoseok.

Rasanya Taehyung telah lakukan kesalahan besar yang tidak bisa dia jelaskan.

Rasanya tidak nyaman. Tentu.


Tapi apa yang harus dia lakukan?

Feeling buruk ini sedikit memuakkan. Bahkan menjepit perutnya.

Saat ia lihat Hoseok pulang bersama Namjoon, memang ada rasa tenang terselip disana. Karena ia tahu Hoseok pulang dengan seseorang yang bisa menjaganya.

Tapi bagaimana kalau si jahat adalah seseorang yang malah Taehyung mintai tolong?
Bagaimana kalau yang akan melakukan hal buruk pada Hoseok adalah orang yang kini berada dekat dengannya.

Tapi kembali lagi, siapa Taehyung berani menjudge Namjoon?

Sudah sempurnakah dia untuk mencurigai Namjoon?

Tidak cacat moralkah dia saat dia menganggap Namjoon adalah si jahat ketika Taehyunglah yang meminta pertolongan?















Next Chapter 🔜

무너진 - FallenWhere stories live. Discover now