Part 12

549 103 27
                                    

Falling. I can't help my self I keep on falling













"Apa yang merasuki mu idiot?"

Taehyung hanya diam tak menjawab.

"Tidak ada angin dan tidak ada hujan kau menghubungiku dan meminta hal yang terdengar sangat tidak masuk akal sekarang" kata sang penerima telepon

"Bisakah kau melakukannya?" Tanya Taehyung





"Taehyung. Aku tidak tahu apa yang baru saja kau lewati. Tapi sungguh ini aneh sekali haha. Kau adalah orang yang akan membunuhku jika aku mendekati Hoseok dan sekarang? Apa kau sadar apa yang baru saja kau katakan? Kau meminta aku menjaga Hoseok. God, are you crazy or something?" Tawa sang penerima telepon lebih besar sekarang


"Aku serius Hyung" kata Taehyung pelan, membuat sang penerima telepon tidak membalas sama sekali.
Hanya hening diantara mereka berdua. Lalu Taehyung melanjutkan



"Aku membuatnya menangis lagi.. and that is not what I want. A-aku tidak ingin menyakiti dia. Tuhan tau melihat dia menangis adalah hal terakhir dan terburuk yang pernah kubayangkan"

Tidak juga dibayangkan Taehyung bahwa membicarakan Hoseok menjadi sesakit ini.






"Damn Tae.. I don't know what to say" kata sang penerima telepon pelan

Taehyung sadar dia egois. Dia juga sadar bahwa dia mengikat kaki Hoseok dengan kuat. Mengikatnya agar Hoseok tetap berada disisinya.

Agar ia terus dapat menjaga Hoseok.

Tapi Hoseok bilang dia sudah bisa sendiri. Dia bisa berjalan sendiri. Dia bisa menjaga dirinya.

Taehyung ingin teriak didepan wajah Hoseok
"Tidak! Kau tidak bisa sendiri! Kau harus bersamaku! Aku harus menjagamu Seok!"

Tapi tidak bisa dia lakukan itu. Karena pada akhirnya dia hanya menyakiti Hoseok. Menghancurkan Hoseok sampai berkeping-keping.







"Aku mempercayaimu hyung, aku tahu kau tidak akan melakukan hal buruk pada Hoseok.. dan.. hanya agar kau tahu Hoseok adalah sosok yang berharga. Kalaupun dia nanti bahagia denganmu, aku tidak akan mengatakan apa-apa"


Demi Tuhan. Kalimat itu menghancurkan Taehyung.



"Tae.." nada suara sang penerima telepon melembut, Taehyung tahu dia ingin memastikan kembali kalimat Taehyung. Dan Taehyung tidak akan merubah pikirannya.

"I hurt him so bad. That I'm s-starting hate my self h-hyung"
Kini dia menangis. Taehyung menangis, tapi diantara hatinya yang sakit, tidak bisa ia singkirkan tatapan Hoseok saat Hoseok memohon pada Taehyung bahwa Hoseok juga ingin bahagia.

Hoseok ingin berjalan sendiri.




















"Don't look at me like that"

Hoseok menghela napas.

"Hyung, tidak paham" kata Hoseok

"Aku paham, makanya aku katakan ini. Aku akan katakan pada director Jay bahwa kau sakit sehingga shooting dapat dilanjutkan tanpamu. Toh tinggal beberapa scene saja" kata Jin

Hoseok mengernyit
"Aku harus profesional hyung. Ini film yang akan membuat namaku naik-naik" pinta Hoseok

"Kalau kau bisa mengecilkan matamu yang bengkak itu, akan kubiarkan kamu kembali ke lokasi shooting" kata Jin

"Susah hyung" rengek Hoseok

"Terus bagaimana? Kau mau terlihat seperti telah menangis 3 bulan nonstop? Terlebih terlihat oleh orang yang membuatmu menangis? Tidakkah Tae akan merasa menang telah menyakitimu?" Kata Jin

"Tapi kalau aku tidak ke lokasi shooting bukannya Tae juga merasa menang karena aku tidak muncul?" Tantang Hoseok

"Tapi setidaknya Taehyung tidak tahu kalau kau menangis sampai hampir mengeluarkan matamu karena dicium olehnya" jawab Jin cepat

Bukan karena dicium aku menangis Hyung" rengek Hoseok

Jin kini menatap Hoseok

"Karena dia bilang dia mencintaiku!" Kata Hoseok

Jin menghela napas
"Taehyung pintar sekali gunakan mulutnya"

"Kenapa sih Taehyung repot-repot mencampuri urusanmu?"

Hoseok menengadah dan mengangkat bahunya lemah
"Aku harap aku tahu alasannya"





















Hoseok patuh pada Jin dan memutuskan untuk tidak pergi ke lokasi shooting untuk sekali ini.

"Apakah kau sendiri, manis?"

Hoseok mendengar kalimat dan tahu betul suara siapa yang menyapanya. Hoseok memeluk sosok itu dan tersenyum lebar.

"Namjoonie!!"

Namjoon balas memeluk Hoseok dengan erat.

"Lama tidak bertemu denganmu" kata Hoseok

Namjoon terkekeh
"Maaf, aku memang sangat sibuk setelah kelulusan kuliah. Apa kabar?" Tanya Namjoon

"Aku baik, bagaimana denganmu?" Jawab Hoseok

Namjoon mengangkat bahunya
"Aku sangat baik, maksudku aku hidup tentram dan masyur" sombong Namjoon

Hoseok terkekeh
"Aku paham sekarang. Kau sudah menjadi kaya raya"

Namjoon mengangkat alisnya, membenarkan kalimat Hoseok

"Lalu? ceritakan tentang kegiatanmu sekarang"   kata Hoseok

"Yah, aku pindah dari NYC beberapa Minggu yang lalu karena aku harus mengurus proyek baru disini. Bagaimana denganmu? Kau masih jatuh cinta pada menulis?"

Hoseok tersenyum
"Yah.. menulis adalah hidupku. Dan bukan kau saja Yang dapat sombong. Aku juga bisa! Aku sedang bekerja bersama director Jay! Kau pasti tahu director yang baru saja mendapatkan nominasi di Grammy!" Kata Hoseok segera

Namjoon terkekeh dan menepuk puncak kepala Hoseok

"Selamat Seok! Aku rasa kita memang pantas membanggakan diri kita sendiri"

"Ngomong-ngomong, apa nama filmnya? Bolehkah aku tahu?"

Hoseok menggeleng tidak yakin
"Hm, bagaimana yah.. judulnya masih rahasia karena kami belum rampung. Tapi aku yakin kau pasti suka ceritanya!" Kata Hoseok

Namjoon mengangkat bahunya
"Yah, selama Hoseokie yang menulis, aku rasa aku akan suka semuanya" kata Namjoon

"Wah aku jadi mengingat masa kuliah. Kau terus membuntutiku untuk menyelesaikan cerita di Mading kampus!" Teriak Hoseok

Namjoon terkekeh
"Yah sebut saja begitu. Salahmu membuat cerita yang terlalu bagus untuk sebuah mading!"

"Ngomong-ngomong, aku harus pamit. Aku punya janji dengan klien" kata Namjoon

Hoseok mengangguk

"Menyenangkan bercerita denganmu, jika kau tidak masalah aku ingin bercerita banyak hal denganmu" kata Namjoon

Hoseok mengernyit
"Kau mau meminta nomorku yah?" Goda Hoseok

Namjoon tertawa
"Yah seperti itulah. Tapi kau membuatnya menjadi terlalu to the point"

"Jangan malu kalau didepanku Joon. Aku juga tidak menggigit" kata Hoseok sembari memasukkan nomor handphonenya pada handphone Namjoon

Dan dengan begitu, mereka berpisah.



















Kalau dari sudut pandang Taehyung, dia mengira-ngira kapan waktunya ia dan Hoseok bisa duduk bersama, bercerita dengan santai, dan tidak lupa mengatakan pada Hoseok bahwa luka yang dialaminya sekarang sama dengan luka yang ada pada Taehyung.



Sedangkan dalam sudut pandang Hoseok, menyebut nama Taehyung saja terasa seperti teriris. Taehyung lakukan apapun yang dia inginkan, dan tinggalkan Hoseok sendiri. Oh Taehyung yang egois.










Next Chapter 🔜

무너진 - FallenWhere stories live. Discover now