Part 28

328 72 18
                                    

Hoseok memainkan rambutnya, matanya hanya tertuju pada jendela. Terlalu banyak yang dipikirnya.

"Ini minumlah segelas cokelat panas, mungkin itu akan menenangkan gejolak pikiranmu" kata Seokjin menyodorkan cokelat panas itu.

Hoseok mengambilnya dengan kedua tangannya, mendekatkan cangkir itu kedadanya untuk merasakan hangatnya.


Hoseok telah kembali beberapa hari yang lalu, dan jangan tanya dimana dia kemarin saat Taehyung mendatangi rumahnya.

Dia dirumah.

Tapi dia berbohong.

Tidak jauh berbeda dengan Taehyung yang juga suka berbohong.







Kemarin malam.

Taehyung berdiri begitu saja didepan rumah Hoseok, tidak membunyikan bel, hanya mengetuk perlahan beberapa kali, lalu berhenti.

Jantung Hoseok berhenti saat itu juga.

Semua memori antara keduanya berputar begitu cepat dibenaknya.
Seperti terlalu banyak hal yang mereka lewati bersama.

Pelukan hangat dan tawa geli teman mereka menatap kedua insan yang sedang jatuh cinta.

Lalu berputar kembali saat Taehyung katakan tidak akan ada yang berubah, termasuk antara Hoseok dan dirinya.

Move on bullshit.

This guy named Taehyung stuck in Hoseok's mind.











Hoseok menghela napas, menyesap cokelat panas itu sebelum melemparkan tatapannya pada Seokjin yang sibuk menyiapkan makan siang untuk keduanya

"Hyung.. if my love story was a movie, Taehyung sudah pasti sedang berada di sisiku sekarang kan?"

Seokjin menatap Hoseok dan terkekeh
"Damn, aku bingung sekali. Aku rasa kau butuh waktu move on lebih lama dari yang diperkirakan. Kau mau pergi ke luar negeri supaya lebih jauh lagi dari Taehyung?"

Hoseok ikut tertawa kecil dan menggeleng
"Tidak Hyung.. aku hanya sedikit berpikir. Kalau saja kisah cintaku adalah sebuah film romantis, dan Taehyung menunggu sedikit lebih lama di depan rumahku sampai aku memutuskan untuk keluar, mungkin hari ini semuanya akan berubah"

"Eh?" Seokjin tidak yakin didengarnya, ditatapnya Hoseok, dan Hoseok hanya tersenyum dan menggeleng, menandakan dia tidak akan mengulang kalimatnya

Mungkin selama ini, Hoseok tidak benar-benar mengenal Taehyung. Selama 8 tahun ini apa yang dipikirkan Taehyung mungkin tidak bisa dibayangkan Hoseok

Hoseok tidak habis pikir, Taehyung memutuskan hubungan untuk 'mereka'. Untuk kesuksesan mereka.

Tapi yah tidak bisa disalahkan juga. Toh mimpi seseorang tidak ada yang benar atau salah.







Sesungguhnya soal ini, Hoseok benar-benar tidak yakin. Tapi kalau, kalau saja Taehyung meminta kesempatan kedua..
Haruskah ia berikan?

Ini hanya kalau saja.
Sesungguhnya memikirkan hal ini saja membuat Hoseok malu sekali, karena dia sama sekali tidak tahu apakah Taehyung menginginkannya kembali.

Mungkin Hoseok hanya terlalu berharap.





Tapi kalaupun diberikan kesempatan kedua, bukankah akhirnya akan sama juga?

Taehyung harus putuskan yang mana inginnya? Karir ataukah Hoseok?

Bukankan kalaupun diberikan kesempatan, semua keputusan kembali pada tangan Taehyung?



Hoseok menertawakan dirinya yang membayangkan hal sudah terlalu jauh.













Bukankah Taehyung bilang kalaupun dia memohon hingga berlutut di depan Hoseok untuk menerimanya kembali, Hoseok harus menolaknya?

Bukankah itu berarti meskipun ada kesempatan kedua, Taehyung tetap akan memilih karir?











Move on bullshit.













Hoseok ingin peluk Taehyung.

Melihat mata sayu sembab, serta rambut gelombang berantakan milik Taehyung didepan rumahnya kemarin, mengubah pikir Hoseok.

Mungkin sebuah pelukan hangat dan elusan di kepala dari Hoseok dapat memperbaiki hati Taehyung.






Tapi sebenarnya memang itu yang dibutuhkan Taehyung.













Seokjin mengambil tempat duduk disamping Hoseok yang masih berpikir dengan keras. Menyandarkan kepala Hoseok pada pundaknya dan mengelus helaian rambut Hoseok.

"Jangan terlalu dipikirkan. Kalau memang milik nanti akan kembali,entah caranya bagaimana. Aku tidak kecewa padamu tentang kau yang belum bisa move on.. jangan merasa bersalah karena belum bisa berpindah hati Seok.."

Hoseok menatap Seokjin lekat, seperti hyungnya ini benar tahu apa yang sedang dia bicarakan

"Berpindah hati itu adalah urusanmu dengan hatimu, cintamu pada Taehyung adalah urusanmu, bencimu pada Taehyung juga adalah urusanmu. Kamu sudah berusaha. Aku akan mendukung semua keputusanmu. Jika belum bisa berpindah hati, tidak apa-apa, nanti kita pelan-pelan melangkah.. jika ingin kembali padanya, aku akan pastikan kamu tidak akan tersakiti lagi.. jangan terlalu dipikirkan semua hal.. lakukan apa yang ingin hatimu lakukan, setidaknya nanti tidak ada penyesalan"

Hoseok terkekeh dan mencubit gemas pipi Seokjin
"Aw, Hyung ku sudah dewasa sekali"

Tapi Seokjin benar.
Lakukan yang hatimu inginkan.
Kadang otak terlalu egois.









Tak terpikirkan Taehyung dapat balasan pesan suara pada pesan suara terakhir yang ia kirimkan pada Hoseok. Bahkan tidak dipikiran Taehyung, Hoseok akan sekedar mendengar pesan suara bodoh yang dikirimkannya malam itu.












"Halo Tae.. ini Hoseok. Jung Hoseok, seorang penulis yang patut dibanggakan"
suara Hoseok tergantikan tawa kecil, Taehyung tahu kalau Hoseok pasti malu sekali membanggakan dirinya, padahal memang Hoseok adalah penulis yang baik.





"Kau tahu aku berpatisipasi dalam berbagai cerita dan plot, dan apakah kau tahu.. ada sebuah kisah yang paling buruk, diantara semua cerita yang pernah kutulis?"

"Cerita itu adalah kisah kita, kau juga ikut menulis didalam situ.. terlalu banyak hal manis didalamnya, aku menyukai semua scenenya, entah tawa atau tangis, entah marah atau cinta, aku menyukainya. Aku hanya.. hanya.." Hoseok diam kembali. Taehyung penuh dengan keraguan selama mendengar








"Baby, I don't like the ending.."












Sudah.

Sudah jelas.





Next Chapter 🔜















무너진 - FallenWhere stories live. Discover now