Ancaman

23 3 0
                                    


AUTHOR POV

Bel istirahat berbunyi, segera para murid berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali Black Devil dan Blue Devil, geng Chris.

Kali ini Jihyun tidak di jemput dari kelasnya. Kali ini dia keluar kelas sendiri membuat para siswa-siswi yang masih berlalu-lalang menatapnya heran. Tak biasanya, seorang putri Black Devil tak dijemput. Kira-kira seperti itu pertanyaan mereka.

Langkahnya membawanya menuju lokernya. Terdiam sejenak didepan loker sebelum kemudian membuka pelan lokernya. Ketika terbuka, bisa ia lihat terdapat sebuah kotak sedang dengan selembar kertas diatasnya.

Segera diambilnya, namun setelahnya ia terdiam dengan tubuh yang gemetaran. Mencoba melawan tremornya, ia membaca tulisan dikertas itu kemudian membuka kotaknya.

Betapa terkejutnya ketika mendapati selembar fotonya yang di tusuk dengan pisau kecil dan dicoret-coret menggunakan spidol merah.

Segera ia menutup kotak tersebut dan membuang kotak itu setelah membaca kembali tulisan itu

JAUHI FELIX

Kemudian pergi sambil menelpon seseorang, tanpa tau kegiatannya tadi di liatin dari belakang.

Kambuh, huh ?


JUAN POV

Sedari tadi yang aku lakukan hanya duduk diam dikelas seorang diri. Pikiranku masih mengingat soal semalam. Bukan tentang siapa sosok di depan rumah Felix semalam. Tapi, tentang siapa yang kali ini bertingkah.

Drrt
Drrt

Lamunanku buyar oleh dering hpku. Kerutan pada dahiku muncul ketika membaca siapa yang menelponku. Tak ingin membuat si penelpon menunggu aku pun segera mengangkat telepon sembari berdiri keluar kelas. Entah mengapa perasaanku tak tenang.

'Hal-'

'Ju, a-aku takut'

'Dimana kamu ?'

'A-aku dalam perjalanan k-keluar kawasan loker'

'Tenang. Aku akan menyusul. Tetaplah berjalan, jangan melihat kebelakang. Aku akan menyusul'

'C-cepat, Ju. Ak-aku hiks..t-takut'

'Okay. Aku dalam perjalanan. Tetaplah berjalan. Jangan berhenti. Bentar lagi aku sampai'

Ternyata benar. Perasaanku sangat peka jika sudah menyangkut Jihyun. Segera kulangkahkan kakiku secepat mungkin. Kemudian berlari kecil ketika mendapati Jihyun yang berjalan dari arah berlawanan dengan menunduk ketakutan dan tangan yang saling terkait bergemetaran.

"Ji, kau tak apa-apa ?"

Kataku ketika sampai didepannya dan segera kutarik kepelukanku. Aku juga takut, tapi tak ku perlihatkan jelas. Aku menangkup wajahnya dan mengusap pipinya yang basah karena air matanya.

"Hikss..Ju, aku t-takut. Me-mereka mengancamku. Me-mereka datang"

"Sstt...sudah sudah. Mereka tak ada. Kau aman. Ayo, kita ke UKS, ya ?"

Akhirnya aku membawanya ke UKS dengan menggendong bridal style. Bukan modus, tapi ia lemah. Tremornya kambuh membuat tenaganya hilang entah kemana.

Sesampai di UKS segera ku tidurkan dia kemudian mencoba menghubungi Sonia dan yang lainnya. Sambil menunggu yang lainnya, aku berdiri disamping kanan ranjang dan mengelus kepalanya lembut. Aku sangat khawatir.

Tapi, mengingat ternyata mereka, yang aku tak tau siapa mereka itu, sudah mulai menjalankan aksi mereka. Tanpa kusadari, kedua tanganku sudah mengepal kuat.

I Love You [Lee Felix And You]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang