Anna

22 1 0
                                    

Please don't be a sider.
Hope you like it
Happy reading !

JIHYUN POV

Tak semua kecemasan harus kita bagi ke orang lain. Sekalipun itu keluarga. Tapi, akan ada saatnya mereka tau apa yang disembunyikan itu.

Aku salah satunya. Selain mempunyai trauma masa lalu, aku mempunya kepribadian ganda. Dan itu hanya aku, dokter Sam, bang Nando dan Tuhan yang tau.

Beruntungnya, dokter Sam adalah dokter keluarga kami dan sangat amat akrab dengan kami. Maka, aku memintanya untuk menyembunyikannya. Kalau bang Nando sama gilanya dengan sosok lainku.

Seperti pada kebanyakan 'sosok lain' dari kepribadian ganda itu memiliki sifat 'misterius', begitu juga dengan diriku. Tapi, seperti yang aku katakan tadi. Tak selamanya akan tersembunyi.

Anna, sosok lain dari diriku tanpa diundang muncul begitu saja mengendalikan sebagian diriku. Karena hanya sebagian, aku menguasai sebagiannya lagi. Mungkin terpancing dengan sosok yang kami bicarakan tadi.


AUTHOR POV

"Sial"

Desisan dari Chris terdengar. Felix yang memang tidak tau sama sekali mendekat kearah abangnya meminta penjelasan.

Dalam keheningan Nando menatap lekat kearah mata abu-abu dari sang adik yang kini menatapnya balik dengan senyuman licik muncul tiba-tiba.

"Selamat datang kembali, Anna"

Dalam keheningan itu, sontak semua menatap tak mengerti ke Nando. Namun, yang ditatapi berjalan santai kearah Jihyun dan kemudian tersenyum penuh arti.

"Hai, bang"

"Anna-ku kembali, Chris"

Hanya dengan jawaban dari Nando membuat mereka lagi-lagi tak mengerti. Tatapan yang semula menatap Nando kini beralih menatap mereka didepannya dengan raut datar. Bahkan atmosfir dalam ruangan itu sangat mencekam.

"Namaku Anna. Aku sosok lain dari Jihyun. Tapi, tenang. Aku bukan sosok pada umumnya. Aku dan Jihyun sudah lama bersama sehingga memungkinkan kami untuk bertukar posisi. Yang tau tentang ini hanya dokter Sam dan bang Nando"

Penjelasan diberikan tanpa diminta. Membuat mereka tercengang tak percaya. Apalagi Juan, Jeje, Sonia, Chris dan Angela.

"K-kenapa kau bisa m-muncul ? Setauku kami tidak memancingmu" tanya Jeje gemetar.

"Tak perlu takut. Aku terpancing dengan topik kalian. Hah, aku jadi tak sabar untuk membunuh wanita itu. Aku merindukan rintihan kesakitannya"

"H-hah ? A-apa katamu ?"

Tak ada jawaban, Anna hanya menatap Sonia dengan smirk yang terpampang pada wajahnya. Sementara Felix hanya memandangnya dalam diam.

"Kalian tak ingin melanjutkan pembicaraan ? Tenang, Jihyun tetap hadir. Kalian bisa melihat perbedaannya pada warna lensa mata kami. Aku berwarna abu-abu, dan dia berwarna coklat"

"Bukankah kalau kalian berbagi energi seperti itu, akan membuatnya cepat lelah ?" tanya Kenzo ragu.

"Hm. Memang akan kelelahan. Tapi, aku tau cara membuatnya takkan kelelahan. Mungkin dengan sedikit sentuhan...AAWW"

"Kenapa ?" sentak mereka sama-sama.

"Tenanglah, bang. Jangan percaya kata Anna. Aku memukulinya tadi sebelum mengambil seluruh tubuh. Terlalu lama terkurung membuatnya gila"

Helaan nafas lega keluar dari mereka semua ketika tau kalau itu Jihyun.

"Istirahatlah dulu, dek. Pasti 'dia' akan muncul lagi" perintah Nando.

"Lalu, bagaimana dengan rencananya ? Bicarakan sekarang. Aku tak ingin besok-besok" gerutu Jihyun.

"Kita makan dulu kalau begitu. Ini sudah jam makan malam"



JIHYUN POV

Kami berkumpul kembali sehabis makan malam. Dan tentunya, pembicaraan tentang rencana tanpa basa-basi dibicarakan langsung.

Tentunya, dengan diriku yang sebagian Anna dan sebagian diriku. Sangat menyebalkan. Anna mudah terpancing dengan hal-hal seperti ini. Dan tentunya itu juga membuat sifat lainku juga keluar.

"Okay. Langsung saja kita membicarakannya. Mulai besok seperti yang aku katakan tadi siang, Kenzo dan Rino akan memata-matai seseorang yang menurut kalian mencurigakan di sekolah. Jangan membuat mereka mencurigai balik tindakan kalian. Aku yakin mereka ada disekitar kita-"

"-yah, bahkan yang ada didepan pintu pun ada seseorang yang menguping pembicaraan kita sekarang"

Potongku pelan namun masih bisa terdengar oleh mereka yang berada di dalam ruangan itu. Bang Rino yang yang kebetulan dekat dengan pintu ruangan yang entah sejak kapan sudah terbuka sedikit itu, mengintip siapa yang menguping itu.

"Dia menyadari keberadaanku" kesal bang Rino.

Lalu, Felix dengan secepat mungkin bergerak membuka pintu dan mencoba melihat.

"Gotcha !" ujar Felix.

"Pelaku pertama...Felicia Tesa" lanjut Felix tenang.

Bisa kulihat bang Nando menulis namanya disebuah kertas. Dan sepertinya itu daftar. Woahh, seperti para detektif saja.

"Aku ganti strategi kita. Rino dan Sonia berpencar disekitaran rumah Adam bersaudara, karena awalnya mereka mengamati rumah itu terlebih dahulu. Nando dan Kenzo berpencar diluar rumah sakit, selama Jihyun dirawat. Aku yakin mereka pasti masih akan datang ketempat ini. Jangan sampai lengah sedikitpun. Kalian akan dibantu anak buahku. Juan, Jeje dan Angela pulang. Kalian akan tetap kesekolah sekaligus memantau siapa gadis misterius itu-"

"-Jangan terlalu memperlihatkan tingkah kalian. Tenang, disana masih ada anak buahnya Jihyun. Dia sekelas dengan Jihyun. Dia akan membantu kalian. Aku dan Felix yang akan menjaga Jihyun di sekitarannya. Ingat, jangan sampai lengah. Dan untuk sementara, Felix dan Jihyun jangan dulu memperlihatkan kedekatan kalian didepan umum. Sepertinya, dia mengincar Jihyun karena dekat dengan Felix"

Jelas bang Chris panjang lebar. Semuanya terdiam mendengar penjelasannya sambil sesekali menganggukkan kepala mereka. Kecuali satu orang. Kalian bisa tebak siapa dia.

"Hah ?! Masa ngga boleh sih, bang ?" bantah Felix. Hm, sudah kuduga.

"Kamu mau, aku tak merestuimu dengan adikku ? Kalau ya, lakukanlah" sarkas bang Chris. Kutahu, sebenarnya dia hanya bercanda. Bang Chris tidak sejahat itu.

"Tapi..."

"Sstt..sudah sudah. Dengarkan saja bang Chris daripada kamu menderita sendiri" potongku cepat.

"Baiklah..." jawabnya pasrah, lalu menggenggam tanganku.

"Yeuu..bucin banget" seru Juan, Jeje, Sonia, Angela dan bang Rino. Sedangkan yang diledek hanya memeletkan lidah kearah mereka.


Setelah acara menyusun strategi itu selesai, mereka menjalankannya sekarang. Juan, Jeje, Angela kembali ke rumah karena mereka besok sekolah. Sedangkan, bang Rino dan Sonia berangkat ke rumah Adam bersaudara itu. Yah, setelah tadinya mendapatkan penolakan dari Sonia, akhirnya ia mau menginap di rumah itu. Lagian, kan ada ortunya bang Rino sama si Felix.

Bang Nando dan bang Kenzo balik ke rumah. Rencananya sih, mereka balik ke rumah sakit paginya jam 4 subuh. Sedangkan Felix dan bang Chris masih diruanganku. Yah, karena tugas mereka menjagaku disekitarku. Otomatis, dimanapun aku berada dan kemanapun aku pergi mereka ikut. Seketat itu memang. Tapi, aku mengerti.

Hah, rasanya sudah tak sabar menunggu hari selanjutnya. Kira-kira ada kejadian seru apa lagi, ya ? Aku sudah tak sabar menyaksikannya, walau sebenarnya aku merasa takut sejak tadi.

Takut kejadian itu kembali terjadi. Aku takut tak bisa mengendalikan emosiku. Apalagi sosok. Anna yang mudah terpancing jika sudah membahas tentang hal-hal yang berbau pembunuhan. Aku aja ngeri. Padahal aku dan Anna adalah satu.

Hm. Andaikan waktu itu aku tak mengalami kejadian mengerikan itu. Maka Anna tidak akan ada bersamaku sekarang.



TBC
Please vote and comment
I need your opinion 'bout ma story
See you in next chapter...

I Love You [Lee Felix And You]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang