Semakin Akrab (2)

24 2 0
                                    


FELIX POV

Rooftop.

Semilir angin pelan.

Keheningan.

Itulah suasana yg aku rasakan sedari aku dan Jihyun sampai di tempat ini. Lumayan lama dan kami hanya berdiam diri. Tidak berdiri lebih tepatnya duduk bersebelahan di kursi kayu yg berhadapan langsung dengan lapangan sekolah.

"Apa kau pernah jatuh cinta ?"

Pertanyaan yang sontak membuatku seketika memandangnya heran. Tapi melihatnya hanya menatap kedepan dengan tatapan sendu, segera kupalingkan wajahku menghadap kedepan dan menghela nafas pelan sebelum menjawab.


"Untuk sebelumnya belum. Tapi, untuk saat ini...aku sedang jatuh cinta"

"Aku pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Tapi, ternyata tak pernah seindah yang aku bayangkan"


Kualihkan pandanganku padanya sekali lagi, dia sedang memandangku dengan tatapan sendunya. Kami saling berpandangan cukup lama.

"Wanita tadi...dia sahabatku, sekaligus sumber dari patah hatiku"

Aku hanya diam memandangnya, menunggunya melanjutkan ceritanya. Bahkan kini aku sudah duduk mengahadapnya, masih saling menatap.

Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kemudian menghela nafas pelan dan melanjutkan ceritanya.


"Aku menyukai kakak kelasku saat aku kelas 2 SMP. Awal kedekatan kami terlihat baik-baik saja. Aku juga menerima kedatangannya dengan murah hati tanpa tau tujuan sebenarnya. Aku menceritakan kedekatanku pada mereka semua. Abangku, temanku, Juan, Jeje dan Sonia. Mereka merespon dengan baik. Bahkan mereka mendukung kedekatanku dengannya. Sampai selama 2 bulan kedekatan kami yang tak pernah maju, aku berencana menemuinya. Aku ingin meminta kejelasannya tentang hubungan kami. Tapi, yang kudapat adalah...dia menyatakan perasaannya pada temanku. Pada orang terdekatku. Dan menjelaskan tujuan sebenarnya hubungan kedekatan kami. Aku sedih, ingin marah. Tapi, sedikit lega waktu mendengar jawaban dari temanku itu. Dia menolaknya entah apakah dia memang tak menyukainya atau hanya tak ingin berbuat serakah. Tapi itu cukup membuatku lega, setidaknya dia tidak menyakiti lebih dalam. Aku tak marah padanya. Aku hanya berusaha melupakan kejadian itu dengan menjauhkan diriku dari mereka. Aku juga tak marah pada lelaki itu, dan menyalahkan diriku sendiri karena terlalu berharap ketinggian. Setelah kejadian itu, Juan, Jeje dan Abangku melabraknya. Sedangkan Sonia hanya memarahinya dengan kata-katanya. Dan sialnya, kami bertemu lagi disini"

Ia menyelesaikan ceritanya. Lalu menatapku sambil tersenyum tipis. Sekali lagi membuatku terpesona dengannya. Aku membalas senyumannya.

"Bolehkah aku bertanya ?"

Kulihat dia menganggukan kepalanya ketika mendengar pertanyaanku.

"...siapa lelaki dan wanita itu ?"

"Mereka...Angella, wanita tadi dan Kak Kenzo, Kenzo Aditya"






OTHER SIDE
AUTHOR POV


Mereka berempat-Juan, Jeje, Sonia dan Angella- sampai di taman belakang sekolah. Taman yang letaknya lumayan jauh dari halaman belakang sekolah dengan suasana yang sangat damai dan tenang itu sangat mendukung untuk keadaan seperti saat ini.

Keempatnya duduk berhadapan disebuah tempat duduk melingkar di taman itu, dengan Sonia duduk berhadapan dengan Angella yang sedang menundukkan kepalanya, sedangkan Juan dan Jeje berdiri dibelakang Sonia layaknya seorang penjaga.

"Jadi, ada yang ingin kau jelaskan ?"

Ia mengangkat kepalanya setelah Sonia bertanya. Ia hanya menghela napasnya, gugup.

"A-aku...huft..aku minta maaf atas semua kesalahanku di masa lalu"

"Seharusnya kau meminta maaf ke Jihyun. Kami hanya minta penjelasan"

"Aku sudah meminta maaf padanya. Sekarang aku meminta maaf pada kalian. Aku...merasa bersalah walaupun itu bukan kesalahanku..."

"Apa maksudmu bukan kesalahanmu ?"

"Son, tenanglah dahulu"

Jeje segera menahan kedua pundak Sonia ketika ia beranjak berdiri sambil menunjukkan jari telunjuknya pada Angella.

"Apa kalian sudah mendengar cerita sepenuhnya dari Jihyun ? Kalau belum, wajar kalian membenciku dengan menuduhku sebagai PHO diantara Jihyun dan kak Kenzo"

Mereka terdiam sejenak mencerna kembali perkataan wanita didepan mereka itu. Memang sejak kejadian itu, Jihyun tidak pernah menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Dia hanya mengatakan bahwa Kenzo lebih memilih Angella daripadanya.

Perkataan itu justru membuat mereka berpikir bahwa Angella biang masalahnya tanpa meminta penjelasan yang lebih rinci.

Sebenarnya Jihyun tidak salah. Ia sengaja tidak mengatakannya karena ia tak mau Jeje dan Juan memukuli habis-habisan Kenzo. Ia tak mau melihat Kenzo dipukuli walau ia sudah disakiti.


"Aku mengerti kenapa dia tak menceritakannya pada kalian. Aku juga mengerti kenapa kalian membenciku. Tapi, itu bukanlah salahku. Sama sekali bukan. Apa kalian pernah menanyakannya pada Jihyun ?"

"Kalian bahkan tidak mengetahui kejadiannya seluruhnya. Memang benar Kenzo mendekatinya karena menyukaiku. Tapi, aku tak menyukainya. Aku bahkan menolaknya waktu itu dan Jihyun mendengar semuanya. Aku mempunyai orang lain yang aku sukai. Sekalipun aku menyukai Kenzo, aku takkan pernah berpikir untuk menikungnya. Aku...menganggap Jihyun sebagai saudara perempuanku. Aku tak mungkin berbuat jahat pada dia yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri"

Mereka terdiam mendengar penjelasan dari gadis yang didepan mereka itu. Helaan nafas terdengar dari mereka satu persatu.

"Maafkan kami. Okay, kami memang salah, kami bahkan tak berusaha meminta penjelasannya terlebih dahulu dan malah menuduhmu yang tidak-tidak" jawab Jeje yang sedari menyimak.

"Kami hanya tak ingin melihat kesedihan di wajahnya. Melihat kesedihan itu justru sangat menyakitkan bagi kami. Kami hanya ingin melindunginya dari apapun yang mengganggunya. Jadi, maklumkan saja kami" lanjut Sonia, membuat Angella yang tadinya menunduk segera mengangkat kepalanya menatap mereka dengan tatapan kelegaan.


"-ehmm, tapi bolehkah aku tau siapa orang yang kau sukai ?"






TBC
Please Vote and comment
I need your opinion too wkwk...

I Love You [Lee Felix And You]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang