Awalan

142 10 0
                                    

Don't be a sider...
Tolong hargai karyaku...

JIHYUN POV

Lari

Lari

Lari

Lari

Sial. Tersisa 20 menit lagi, gerbang akan tutup. Kenapa harus telat sih ? Huh, aku bahkan tak tau harus marah pada siapa, lagian ini adalah salahku. Sempat-sempatnya tergoda marathon drakor semalam tanpa berpikir resiko apa yang akan aku dapat nanti. Dan juga, KENAPA BANG CHRIS DAN BANG NANDO TAK MEMBANGUNKANKU ?? Lihat, saja mereka nanti. Akan kubalas.

"Aishh...kenapa harus telat, sih ?" gerutuku.

Sampai di sekolah, yang untungnya masih tersisa 10 menit, akupun segera melesat masuk kelas yang sudah mulai ramai.

"Hosh..hosh...akhirnya sampai"

"Hey, kenapa kau terburu-buru, Ji ?"

Dengan kondisi masih terengah-engah, aku menengadahkan kepalaku dan mendapati teman-temanku, Imanuel Juan, yang bertanya padaku, Dimas Jeje dan Sonia Natalie.

"Tumben kau datang 10 menit sebelum bel. Apa kau marathon lagi ?" tanya Sonia.

Sudah dipastikan sebentar lagi aku akan diceramahi, setelah aku menganggukan kepalaku, mengiyakan tuduhannya.

"Bukankah sudah kubilang, untuk mengurangi kebiasaanmu marathon pada minggu malam ? Lihatlah, akibat dari kebiasaan burukmu itu. Pokoknya, mulai hari ini kita akan mengawasimu. Kau tak ingin anemiamu kambuh, kan ? Jadi, kau harus mengikuti saranku ini. Kau hanya boleh menonton drakormu saat jumat malam dan hari sabtu dan juga untuk hari libur. Diluar dari hari itu, tak boleh menonton drakor, mengerti ?" ujar panjang lebar si penceramah, aka Dimas Jeje, atau biasa kami memanggilnya Jeje.

"Hm. Baiklah, baiklah. Aku akan melakukannya, jika kuingat" jawabku jengah, dan dibalas dengan tatapan protes dari mereka.

Belum sempat membuka mulut mereka, bel masuk berbunyi. Kujulurkan lidahku mengejek mereka.

"Awas aja. Jangan bolos pelajaran. Jika kedapatan bolos..." ancam Juan menggantung perkataannya ketika guru kelasku sudah memasuki kelas.

"Imanuel, Dimas dan Sonia apa yang kalian lakukan dikelas ini ?" seru guru kelasku.

Memang kami terpisah. Dan sialnya, mereka bertiga sekelas dan aku sendirian. Ah, ya. Kami juga menamai kelompok kami Black Devil. Aku yang menyarankan nama itu. Selain sesuai dengan tingkah kami, aku juga penggemar Black Devil Marching Band. Ada yang tau ? Jika tak ada yang tau, tak apa. Jika ada yang tau, aku harap kita sesama penggemar. Okay, back to the story.

"Hehe...maaf, Bu. Kami sedang mengunjungi adik kami" ujar Sonia.

Dan satu fakta lagi, aku termuda diantara kami berempat.

"Cepatlah, kembali kekelas" kata guruku.

"Bye, Ji. Ingat, jangan membolos dan tunggu kami saat istirahat. Jangan keluar duluan sebelum kami datang" ujar Juan kemudian mereka bertiga pergi meninggalkan kelasku.

"Tumben kau berada di kelasku, Jihyun" ujar guruku, atau lebih tepatnya meledekku.

"Bertobat, Bu" ujarku malas membalas perkataannya dibalas tatapan tak percaya dari teman kelasku, dan kubalas dengan satu alis diangkat mempertanyakan apa ada yang salah dengan perkataanku.

"Okay, saya pegang kata-katamu" katanya kemudian melanjutkan kegiatan pembelajaran kami.


AUTHOR POV

Beberapa saat setelah Jeje dkk masuk kelas, guru kelas mereka pun masuk. Namun tak sendiri.

"Anak-anak, hari ini kalian kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan namamu" ucapnya.

"Nama saya Adam Felix. Pindahan dari SMA Gardenia. Mohon kerjasamanya"

Woahh...suaranya sangat keren

Muka imut, suara gentle ?

Kurasa ia akan masuk deretan Most Wanted

Aku meleleh...


Begitulah bisikan-bisikan dari para murid. Lebih khususnya murid perempuan.

"Okay. Tak ada pertanyaan. Nah, Felix silahkan duduk disamping Jeje. Jeje, tolong angkat tanganmu" perintah sang guru.

Setelah mengetahui yang mana Jeje, ia pun segera berjalan menuju tempat duduk Jeje. Tempatnya di bagian kedua belakang dengan posisi tepat di sebelah jendela kelas.

Belum benar-benar duduk, Sonia, Jeje dan Juan sontak memposisikan tubuh mereka mengahadap anak baru itu, karena kebetulan tempat duduk Sonia dan Juan berada tepat didepan Jeje dan Felix, membuatnya terkejut dan hampir terjatuh jika ketiganya tak segera menahannya.

"Maaf...apa kau terkejut ?" tanya Sonia mewakili mereka.

"Oh...ya, sedikit terkejut" jawabnya pelan. Lalu mengarahkan pandangan kearah tangannya yang digenggam erat.

"Ehm..bisa lepaskan tanganku ?" tanyanya pelan lagi.

"Eh..maaf hehe..." kata mereka serentak.

"Ekhmm...Tuan-Tuan dan Nona Black Devil, bisakah kalian fokus kedepan sekarang ?" ucapan sang guru menyadarkan mereka yang masih terlibat percakapan itu.

"Teman-teman, Felix punya kami, okay ?" ujar Juan membuat teman kelas mereka membuang napas kecewa. Karena, mereka tau resiko yang akan mereka terima jika membantah.

"Sudah, sudah. Sekarang fokus didepan" kata guru.

"Apa maksudmu 'punya kami' ?" tanyanya heran.

"Kupikir kau sudah tau tentang kami. Tapi tak apa. Kami akan menjelaskannya padamu nanti, ehm...Adam" jawab Jeje.

Ia pun menganggukan kepalanya ragu mengiyakan perkataannya.Tak ingin membuat si guru tambah marah, mereka pun segera menaruh perhatian pada pelajaran.

Namun walaupun begitu, lelaki itu tetap tak bisa fokus. Yang ada dipikirannya sekarang adalah, 'Ternyata benar. Mereka merekrutku. Apa mereka baik ? Ah...apa mereka mengenalku sebagai adik Bang Rino ? Ah...Abang, tolong aku...' batinnya mengeluh.

Flashback

'Ada yang ingin aku katakan padamu' katanya menghentikan langkah lelaki yang lebih muda darinya itu.

'Apa itu ? Cepatlah, aku akan telat' jawabnya bergerutu.

'Kau jangan sampai terlibat Black Devil. Jangan sampai kau membuat masalah dengan kelompok mereka' katanya serius.

'Apaan sih. Emang mereka kenapa ?' tanyanya penasaran.

'Bukankah sudah kujelaskan semalam ?Tapi, yang pasti jangan terlibat dengan mereka. Kalau sampai kau terlibat masalah dengan mereka, aku tak yakin bisa membantumu. Bahkan kami takut mereka. Hanya saja berbuat baiklah dengan mereka. Perhatikan cara berbicaramu. Ah tapi, aku tak yakin sih. Sepertinya mereka akan merekrutmu. Mereka kenal dekat denganku. Bahkan sangat dekat, karena mereka memang mempunyai hubungan relasi diantara kita. Jadi jangan khawatir' jelasnya.

'Aku saja tak tau yang mana orangnya' gerutunya lagi.

'Orang-orang semalam yang aku tunjukan padamu, itulah mereka. Kemungkinan kau akan sekelas dengan tiga dari mereka. Sudah waktunya kau kekelas, pergilah. Kau akan terlambat' katanya.

'Eh tapi, ingat. Turuti saja kata-kata mereka jika tak ingin mendapat masalah' katanya lagi sebelum pergi dari sana menuju kelasnya.

'Apaan sih. Hah...kenapa harus seperti ini ?' gumamnya lalu pergi menuju ruang guru.

Flashback end




TBC
Please Vote and Comment
I need your opinion too wkwk...
See you next Chapter...

I Love You [Lee Felix And You]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang