Are you ready?? Let's Go!!
____
"Di kelas ini ada Ardan?" Tanya buk Lisna. Wajah buk lisna saat itu merah padam.
"Hah? Ardan??" Radit yang berada di jendela melongo mendengar ucapan buk Lisna barusan.
"Ibuk disini bertanya kok pada bengong!" Ujar buk Lisna dengan nada agak meninggi dari yang tadi karena tidak ada respon satu pun dari siswa yang berada di kelas.
"Ardan kayaknya ga masuk buk," Ujar Egi setelah melirik ke semua isi ruangan.
"Emang kenapa buk, kok nanya Ardan??" Tanya Radit kepo.
"Kamu bukannya temannya Ardan kan?" Tanya Ibuk Lisna setelah melihat Radit di pojokan.
"Iya buk, kenapa si Ardan??" Tanya Radit lagi.
"Ini loh, dia bilang kalau Ardan abis ngelakuin yang tidak-tidak ke temannya mereka." Tunjuk ibuk Lisna ke Roni yang berada dari tadi disisinya.
"Hah? Serius buk?? Lo fitnah Ardan kan?" Radit tak percaya dengan omongan buk Lisna barusan.
"Jelas-jelas dengan kepala mata gue sendiri semalam gue ngeliat mereka sedang anu--" Ujar Roni.
"Gak-gak gak mungkin deh Ardan kayak gitu," Radit diam sejenak seketika terlintas di pikiran Radit bahwasanya semalem Ardan menelepon nya.
"Yaudah kalo ga percaya kita samperin aja dia ke rumahnya, buktinya aja dia ga masuk sekolah kan hari ini." Ujar Roni penuh dengan kemenangan.
"Yaudah kita samperin aja kerumah nya, gue ga percaya semua omong kosong lo!"
"Lina! Beneran Ardan kaya gitu?" Tanya Azel yang sempat menguping pembicaraan mereka.
"Gue juga ga abis pikir kalo Ardan beneran ngelakuin kaya gitu." Ujar Lina tak percaya. "Eros mana?" Tanya Lina.
"Tadi pergi ke luar,"
"Yaudah sekarang kita cari Eros," Ajak Lina.
"Buat apa, Na?" Tanya Azel polos.
"Buat nikahin lo!" Lina emosian.
"Azel masih belum siap nikah sekarang Lina,"
"Jadi lo siapnya kapan?"
"Bulan depan." Ujar Azel dengan semangat empat lima.
"Kelamaan," Lina menarik pergelangan tangan Azel dan berjalan meninggal kan kelas jahanam itu.
___
"Woi, Eros!" Panggil Lina dari kejauhan. Sontak yang dipanggil namanya pun melirik ke sumber suara.
Setelah mendekat ke tempat tongkrongan Eros dan yang lainnya Lina menyampaikan berita duka tersebut ke Eros. "Teman lo Ardan kayaknya bermasalah sama anak Taruna," Ujarnya memberitahu.
"Maksud lo?" Eros menaikkan sebelah alisnya.
"Itu loh, Ardan udah ngelecehin salah satu siswa Taruna." Jalas Lina tak mau berbasa basi.
Eros terdiam, seketika ia melirik ke arah Azel. Ia melihat Azel yang diam termenung menunduk ke bawah. Eros merasa bersalah karena tak mengangkat semalam telepon dari Ardan.
Eros mengambil ponsel miliknya dari kantong celananya. Ia segera menelpon Ardan.
"Dimana lo sekarang?" Ujar Eros seketika telepon tersambung.
"Gue lagi di jembatan layang,"
"Mau bunuh diri abis ketauan? Ga mau tanggung jawab?" Tanya Eros.
KAMU SEDANG MEMBACA
EROZEL
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA!) Mendung belum tentu hujan Dikasi harapan belum tentu suka! ___ " I lope you," Kata-kata itu keluar manis dalam mulut perempuan ini yang membuat Eros semakin mengerutkan keningnya. "Sinting!" Ujar Eros lalu pergi meninggalka...