Saat Azel berjalan di koridor kelas, semua siswa dan siswi berbisik-bisik sambil melihat Azel yang membuat Azel tersinggung. Ada yang aneh dengan dirinya hari ini? Sesampainya ia di kelas, teman sekelas pun menggosip kan dirinya.
Begitu Eros sampai di tempat duduknya, Radit menghapiri dirinya. Tanpa basa-basi sedikitpun ia melihat kan layar ponselnya kepada Eros. Eros terkejut, dan marah kepada Radit.
"Woi!"
"Gapapa kali, semua orang juga udah tau," Balas Radit.
Dengan wajah yang merah padam Azel mengambil ponsel milik Lina. Ia melihat foto yang semalam ia lihat dari kiriman nomor yang ia tidak kenal.
Sialan! Batinnya.
____
"Kenapa lo? Belum keramas ya?" tanya Lina saat melihat Azel mengecak-ngecak rambutnya di salah satu meja kantin.
"Ngga gue lagi pusing nih..." tanggap Azel ogah-ogahan.
Wajah Azel terlihat tidak bersemangat. Dia bingung harus berbuat apa. Masalah foto ketelanjangan dirinya pun sudah menyebar luas, walaupun itu hanya editan masih saja mereka bergosip tentang itu. Dan ternyata dia tidak bisa ngelak kalo dia jatuh cinta sama Agral. Tapi itu tidak bisa dibenarkan. Ngga akan kebayang kalau Egi sampai tau soal ini.
"Udah lo ngga usah mikirin foto itu lagi! Anggap aja udah kelar." ujar Lina.
Tiba-tiba seorang cewek dengan ogah-ogahan menghampiri mereka berdua. Azel dan Lina pun melihat cewek tersebut dengan seksama. Kulit putih, bola mata cokelat, rambut lurus. Siapa lagi kalau bukan Egi?
"Gimana? Puas Egi udah buat Azel malu?" Azel membuka suara.
"Enak aja lo salahin gue! Bukan kerjaan gue kaya gitu anjirr!"
"Pinter banget ngeditnya!"
"Anjing bukan gue!"
Azel hanya menganggukan kepalanya ia merasa males basa basi dengan tuh cewek. Azel lebih memilih pergi dari hadapan Egi dari pada tambah banyak masalah lagi dengan dia.
"Udah deh, elo biasa aja kali, lagian..... Kenapa sih? Jangan-jangan elo emang suka ya sama tuh cowok!" celetuk Egi seenak jidatnya yang bikin ujung-ujungnya Azel tambah bete.
"Azel mau ke kelas. Lina mau ikut nggak?" tanya Azel pada Lina yang sejak tadi sibuk dengan novelnya dan mengabaikan ocehan Egi tadi.
Ngajak bicara Lina dengan novel yang ia pegang sama aja kayak ngajak bicara orang tidur.
"Lin, Lina dengarin Azel nggak?" ulang Azel dengan lebih keras dari yang tadi.
"Iya... Iya ... Gue dengar." Lina menutup novelnya dan berdiri mengikuti Azel meninggalkan Egi sendirian.
Berani ya tuh cewek ngabain gue!
Dengan riang Azel dan Lina masuk kedalam kelas. Begitu didalam kelas, dua pasang mata menatap mereka dengan tajam. Ternyata Risa dan satunya lagi perempuan, siapa lagi kalau bukan Egi. Jelas Egi bakalan main sama Risa jelas sifat mereka sebelas duabelas.
Azel mengumpat dalam hati. Kenapa hari ini lagi-lagi dia berurusan dengan orang yang berkaitan dengan Eros dan Agral?
Tidak seperti biasa, Risa mengamati Azel begitu juga Egi. Mata mereka seakan menerkam Dona.
"Pengkhianat!" kata-kata itu keluar dari mulut Egi dan ditujukan ke arah Azel. Lina jelas tidak terkejut lagi dengan ucapan Egi.
Mata cokelat Risa menatap tajam ke arah Lina. Kemudian satu persatu ke arah Azel. Tidak ada yang paling bersalah kecuali Azel. Belum sempat Azel dan Lina duduk, Risa beranjak dari tempat duduknya dan mendekati mereka.
"Ingat lo ya! Elo itu ngga pantes sama Agral! Ngga level!" bentak Risa sambil terus menatap Azel.
"Dan elo!" Risa menoleh ke arah Lina. "Ternyata lo adek tirinya Erick? Seorang pembunuh yang membunuh kekasih nya sendiri itu?!"
Tiba-tiba Lina terdiam, Risa tau dari mana semua itu? Siapa yang menyebar luas kan berita itu? Sebenarnya ia dengan Erick saudara kandung beda ibu, ayahnya Lina menikah lagi dengan ibu nya Erick yang membuat mereka harus menjadi saudara. Erick beda satu tingkat dengan Lina. Lina duduk di bangku 10 sedangkan Erick duduk di bangku kelas 11. Di suatu hari Lina dan keluarga mendengar bahwa kekasih nya Erick bunuh diri. Tetapi ada salah seorang saksi mata membuka suara bahwasanya ia tidak bunuh diri melainkan di bunuh.
Setelah polisi menyelidiki lebih mendalam, sampai sekarang kasusnya belum terselesaikan. Dan berita itu mulai menghilang dari media dan terlupakan. Sampai saat ini Risa? Seorang siswa yang seangkatan dengan dirinya mengetahui berita itu. Padahal berita itu terjadi saat dirinya tengah duduk di bangku kelas 9 SMP. Tau dari mana dia?
"Lo tau dari mana?" celetuk Lina memecahkan keheningan.
"Emang kenapa? Malah bagus kan... Jadi besok disekolah kita bakalan viral nih, bahwa seorang Lina, sang idola, ternyata punya saudara psikopat."
"Sembarangan!" kata Lina.
Risa dan Egi terkekeh. Lalu pergi dari hadapan Azel dan Lina.
Mungkin Erick yang cerita semuanya itu kepada Risa. Benar-benar cowok sebleng, pikir Lina.
♡♡♡
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
EROZEL
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA!) Mendung belum tentu hujan Dikasi harapan belum tentu suka! ___ " I lope you," Kata-kata itu keluar manis dalam mulut perempuan ini yang membuat Eros semakin mengerutkan keningnya. "Sinting!" Ujar Eros lalu pergi meninggalka...