Chapter - 1

322 7 3
                                    


Trrriiiinggggg trrriiiinggggg

Suara lonceng berbunyi, menandakan jam waktu istirahat telah tiba. Surga bagi para pelajar diseluruh dunia. Semua siswi sibuk mempersiapkan bekal makan mereka masing masing, sedangkan siswanya sibuk mempersiapkan tournamen game online mereka.

"Shil lo ngga ke kantin?" Ajak seorang gadis manis, berparas tirus, dan berkulit sawo matang. Sebut saja dia Melody!

Ya ... Melody Ardhias. Pemeran utama dalam cerita ini.

"Ngga deh" tolak sosok gadis lain teman sebangku melody.

Melody beranjak dan segera bergegas pergi ke kantin, sendirian tidak bersama siapapun yang menemaninya.

Melody tidak seperti teman temannya yang selalu dibawakan bekal oleh ibu mereka. Ia hanya sebatas anak kosan yang harus mencoba hidup mandiri, setiap bulan ia mendapatkan uang saku dari menteri keuangan di rumah, tidak banyak! Hanya melody pintar menyisikan sebagian uangnya untuk keperluan mendesak.

"Jadi semuanya goceng" ucap seorang penjaga kantin kepada Melody.

Selesai membayar, Melody kembali ke kelasnya dengan membawa semua jajan yang ia beli.

Sesampainya di kelas, belum sempat menikmati jajan siang sudah ada pemberitahuan untuk kumpulan seluruh ketua kelas, terkhusus kelas 12 untuk rapat di ruang laboratorium anak ipa! Begitu katanya.

Bimantara Mahardika - begitu nama lengkapnya, seorang cowo berbadan tinggi berisi dan memiliki wajah lumayan tampan yang menjadi teman 1 kelas Melody dan menjabat sebagai ketua kelas abal abal yang mau tidak mau ia harus terima walau hanya numpang nama.

"Bim kumpulan ketua kelas!" Teriak Melody pada salah satu cowo yang asik meneriaki game yang tidak bersalah.

"Bim bim !!! Lo kira gue tongkat sihir. Dika! Panggil gue DIKA, Oke!"

"Terserah! CEPAT KUMPULAN !!!" nada bicara Melody mulai meninggi.

"Gue? Malas ah. Lo aja sana!" sorot mata yang masih fokus pada layar ponselnya.

Jawaban yang malas buat didengar!

Bima atau Dika (terserah kalian mau manggil dia apa-,) selalu begitu, tidak pernah mau kalau dirinya dipanggil Bima, ia berfikir kalau panggilan itu terlalu desa untuk dirinya yang super ganteng (katanya), ia hanya mau dipanggil Dika menurutnya itu panggilan orang kota. Oke suka suka dia mau gimana!

Tugas Dika sebagai ketua kelas 12 ipa tidak pernah ia jalankan dengan baik, selogan "Orang ganteng bebas!!!" Menjadi salah satu faktor yang mendasari Dika untuk bertindak seenaknya. (Oke gue akui Dika emang ganteng bgt :v !)

Tidak sering! Kalau guru yang menyuruhnya baru ia mau berangkat. Menyebalkan !!!

Mau tidak mau Melody harus mengalah, siapa lagi yang bakal ia suruh, jelas semua teman temannya pasti tidak ada yang mau. Apalagi anak kelas Melody orangnya susah susah.

Melody tidak menjabat sebagai wakil ketua kelas, melainkan sebagai bendahara kelas. Jabatan yang paling dibenci oleh kebanyakan siswa dan yang paling ditakuti, gak tau kenapa bisa begitu?

"Mel lo mau kemana?" Kali ini yang bertanya adalah Gadis Athela.

Cewe mungil berambut sepanjang bahu, beragama hindu dan terkenal pintar di angkatan Melody. Sebenarnya tidak mungil sih - hanya saja Melody memiliki tubuh lebih tinggi dari Gadis.

"Gue mau kumpulan ketua kelas, kenapa lo mau ikut?" Ajak Melody yang langsung dibalas anggukan oleh Gadis.

Biasanya Gadis akan selalu ikut dan tidak pernah telat hadir kalau ada pemberitahuan seputar kumpulan ketua kelas, - Melody rasa ini sudah menjadi hobby Gadis.

💦💦💦

Semenit, dua menit menunggu kepulangan Melody dan Gadis dari rapat paripurna, anak anak kelas masih disibukkan dengan kegiatan mereka masing masing. Belum ada tanda tanda guru akan masuk padahal jam pelajaran sudah dimulai dari tadi.

"Rapat apa si? Lama bgt" ucap Shila.

"Paling juga perpisahan. Tau sendirikan sebentar lagi kita lulus" sambung Bianca Anastasya, gadis yang terbilang cukup tomboy diantara teman teman yang lainnya, namun selalu berpakaian sederhana dan terlihat sangat elegant.

Aurel yang mendengar pernyataan itu mendongak, mengalihkan pandangnya dari layar ponsel sekilas. "Bakal diadain ngga ya? Semoga aja!" Cueknya kemudian kembali memainkan kamera ponselnya.

Aurelia Giberline, terkenal sebagai ratu foto di kelas Melody, bagaimana tidak? Dalam situasi apapun ia selalu mengabadikan moment demi moment. Jadi jangan heran kalau memori ponselnya cepat penuh gara gara foto yang tertimbun berjuta juta detik lamanya.

💦💦💦

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya Melody dan Gadis kembali ke kelas. Dan mendapatkan antusias dari para kaum hawa, kaum adam gimana? Tau sendiri sibuk dengan ponsel miring mereka masing masing.

Semua menanyakan hasil rapat paripurna tersebut. Rapat yang digelar cukup lama dan banyak menyita waktu belajar kelas 12, namun begitu bagi anak seusia Melody lebih senang jam kosong dari pada harus belajar. Padahal mereka sebentar lagi akan menghadapi Ujian Sekolah.

Arshila yang menyadari bahwa teman sebangkunya telah kembali segera menanyakan hal yang sudah memenuhi otak pikirannya.

"Mel apa hasil rapatnya?"

Melody hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Arshila, disusul Gadis yang meneriaki seisi kelas untuk tenang sebentar saja.

"Jadi gini ya gaes hasilnya, bakal diadakan perpisahan kelas 12. Tapi harus bayar 75.000 per'anak dikasih ke bendahara kelas, nanti bakal disetorkan ke bendahara guru" ucap Gadis lantang.

"Apaan si duit lagi duit lagi !!! Bangkrut emak gua lama lama"

"Iya nih"

"Ngepet dulu ini maunya"

"Udah gitu doang rapatnya? Astaga. Buang buang waktu"

"Udah weh bayar aja, daripada ngga perpisahan"

"Bohong apa lagi gua ama emak gua. Aduuuuhhh!!!"

"ALHAMDULILLAH !!!"

"Ngga ada duit ANJAY!"

"Tuh kan bener bahas perpisahan" Bianca makin antusias.

Begitu celotehan anak anak kelas 12 mipa maupun ips, kalau sudah berbicara soal uang pasti semuanya susah, malas, bodoamad. Tapi giliran mau senang senang tanpa melibatkan uang semuanya pasti mau jadi yang pertama! Maklum usia mereka masih 18 tahun.

💦💦💦



Chapter 1! Semoga suka yaaa🤗🤗 aamiin.


Terus tunggu kelanjutan kisah Melody Ardhias bersama angkatan 2020'nya. Jangan bosen bosen nunggu update terbaru okeee😂 orang sabar disayang author ko😍😍







Salam.







Pipitandarstaapriani

Rentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang