- Kelak kita akan berterima kasih, karena waktu mengajarkan kita bagaimana memaknai kata sabar dalam berjuang!
SELAMAT MEMBACA 💛💛💛
Jangan lupa untuk selalu bubuhkan VOTE and COMMENT kalian!
Selow untuk update setiap chapternya🤗
Dan terkhusus ang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1441 H sahabat wattpad akuuuuuuuu :*
Minal aizin walfaizin ya 🤗🤗🤗
Terimakasih atas kesetiaan kalian uda mau nunggu dan baca cerita aku🤍🤍 semoga gak bosen bosennya untuk nunggu, aaminn ....
Jangan lupa nih follow akun instagram dan akun wattpad author. Karena setiap RW update bakal ada notifikasi yang masuk 🤗🤗
Happy Reading gaessss 🥰🥰🥰
💦💦💦
Pelajaran Bahasa Inggris di kelas Melody sudah dimulai sejak sepuluh menit yang lalu, Miss May menuliskan materi yang akan dipelajari untuk hari ini. Dika melirik ke Danu, temannya yang satu ini sangat bersemangat menerima materi hari ini. Tumben!
Dika kembali melihat kedepan, memastikan bahwa Miss May masih fokus menulis didepan sana. Heran sih sebenarnya Dika dengan Miss May, di jaman yang secanggih ini kenapa masih suka menulis di papan tulis? Padahal beliau bisa mengandalkan laptop dan proyektor seperti guru lain.
Dika mencoba memakluminya, namanya juga guru yang sudah mengabdi lama di SMA Trisakti, mungkin masih ingin mengajar dengan tema tempoe doloe, Dika sangat hargai itu.
Setelah yakin Miss May tidak akan balik kanan, Dika menyenggol lengan Danu.
Danu menoleh kesamping, mengerutkan kening.
Sesekali Dika melihat kedepan, takut jika Miss May berbalik kebelakang! Bisa tamat riwayatnya!
"Kemaren gue ketemu Angel" jelas Dika secara lirih.
"Trus?" Jawab Danu bingung.
"Dia bilang terimakasih ke gue" ucap Dika semangat, masih dengan suara lirihnya.
Danu menghela nafasnya dengan kasar "astagaaa gitu doang! Kirain apaan!"
"Hm ya emang sih cuman gitu doang! Tapi dia berhasil bikin jantung gue marathon! Gue belum pernah ngerasain itu sebelumnya" curhat Dika dramastis.
"Suka, lo sama dia?" Tanya Danu penasaran.
"Gue nggak tau!" Jawab Dika melemas.
Buuuuuukkkkkkkkk
Sebuah penghapus mendarat tepat di meja Danu dan Dika, menghantam cukup keras. Keduanya terpelonjat kaget, bukan hanya Danu dan Dika, tapi juga seisi kelas ikut terkejut.
Danu dan Dika mengangkat kepala mereka pelan pelan, sebuah tatapan tajam mengarah ke mereka. Siapa lagi jika bukan sorotan tajam mata Miss May.
"Kalau mau ngobrol diluar! Jangan di jam pelajaran saya!" Peringat Miss May.
