Dari 5 hari yang yang lalu, Muzib disuruh oleh ustad fahmi untuk mengajar di ekstra kulikuler atau bisa disebut atau disingkatnya dengan Eskul yang bisa kami sebut dengan mudah.Muzib mengajar eskul bahasa atau bisa disebut LC (Language comunity),karna komunitas bahasa ini hanya ada dua, inggris dan arab dan kelasnya pun di pisah namun kelas bahasa tidak berjauhan tapi bersebelahan, muzib disuruh untuk mengajar di kelas inggris.
Setiap malam jum’at adalah malam dimana para santri untuk mengikuti komunitas yang dipilihnya,sebelum aku kuliah aku memang sudah aktif mengajar di pesantren Abi ku ini, dan aku mengajar di eskul LC arab, karna aku suka mengajar bahasa arab dibanding inggris karna kemampuan ku di bahasa arab,dulu semenjak aku kecil dan remaja aku sering belajar dengan Abi di rumah belajar membaca kitab kuning, belajar ilmu alat seperti nahwu dan shorof, orang lain bilang belajar ilmu alat itu susah namun jika kita mempunyai niat dan keinginan dari kata susah itu bisa menjadi kata “BISA” itulah yang pernah abi sampaikan kepadaku,cara abi ajarkan padaku
menyenangkan dan membuatku ingin lebih tahu,hingga kini aku berkeinginan ingin mengajar bahasa arab di LC saat aku berumur 17 tahun.Kini aku akan mengajar bahasa arab dengan sahabatku Santi Naila dia adalah sahabatku yang kini sedang menjadi ustadzah di pesantren ini,dia yang selalu menemaniku dan menggantikanku ketika aku sedang kuliah di turkey.
“Santi..” bisikku padanya saat kami sudah memulai untuk mengajar
“iyah..”ucapnya langsung memandangiku
“kamu punya speaker kecil ngak buat listening sekarang” ucapku dari sebelahnya karna kami selalu duduk di depan berdua
“ngak,Ti..coba ke muzib biar minjemin speaker kecil milik ustad fahmi di rumahnya”
Aku pun mencoba untuk meminjam speaker kecil milik ustad fahmi melalui muzib,kulangkahkan langkahku menuju kelas inggris yang berada disebelah kelas kananku“Assalamualaikum” ucapku lalu mengetuk pintu kelas itu
“walaikumsalam” dibukanya pintu itu
“hmm..muzib” tiba-tiba aku gugup
“Atikah..” ujarnya saat melihatku
“kedatanganku kemari ingin meminjam speaker kecil,milik ustad fahmi..bolehkah aku menyuruh mu”
“tentu boleh” ucapnya dengan penuh semangat
Sambil menunggu muzib mengambil speaker kini aku menunggunya di luar tempat kelasku dan sambil melihat santi di luar jendela yang sedang mengajar
“I’am sorry but..” tiba-tiba dia berbisik dengan alunan nada musik.dia memang berbisik namun tak terlalu dekat diantara kami,bisikannya terdengar jelas olehku sontak aku membalik badanku kearahnya
Aku bersikap biasa saat ia berbisik seperti itu dihadapanku“ sorry, there is no fahmi in the room ” ujarnya dengan berbahasa inggris nya
“na’am, لا يهم ، شكرا جزيلا لك .(iyah,tidak apa-apaa..terimakasih” ucapku menjawab dengan bahasa arab.
rasanya aku dan dia seperti sedang menyombongkan dengan bahasanya,lucu rasanya..namun aku tergerak ingin menjawabnya dengan bahasa arab karna ia memulai berbahasa dengan inggris yang ia tahu,hingga aku jawab dengah bahasa arab yang aku tahu.
Kini ia pun masuk ke kelasnya dan aku pun sama masuk ke kelas ku, bayang-bayang tadi serasa terulang kembali meski sepatah kata itu membuat hati ini serasa berdegup kencang tak karuan,hingga aku tersenyum senyum sendiri
“ati!” tiba-tiba santi menjatuhkan lamunanku saat santi melihatku yang sedang duduk bersamanya aku sedang tersenyum sendiri.Jangan pernah berhenti dalam berharap, karena Allah itu lebih tau kapan waktu yang tepat untuk mengabulkan permintaanmu.”
Hingga malam jum’at kemudian,suasana itu yang kurindukan di pesantren ini jadi penuh makna bagiku saat kehadirannya datang.
Sekarang muzib tak hadir di Lc karna ada ustad fahmi yang mengisi, muzib ikut mengisi di komunitas seni musik yang membuatku heran padanya, apakah dia memang suka bernyanyi atau hanya menyinggah saja disana untuk menghibur diri,disela-sela saat aku sedang memberikan sebuah soal latihan kepada mereka aku pun menunggu mereka mengisi sambil ku berdiam diri sambil melihat suasana di luar,aku melihat kelas atas dari arah depan ku tempat seni musik berada
“atikah..kamu sedang apa diluar” ujar ustad fahmi ketika melihat ku sedang berdiam diri di luar kelas
“tidak,ustad” ucapku
“Ati..boleh ustad menyuruhmu?”
“iyah ustad”
“boleh panggilkan muzib kemari, ustad ada urusan mendadak”
“baik ustad”
Setibanya didepan kelas musik, aku mendengar sebuah nyanyian di dalam kelas ternyata itu muzib dengan sebuah gitar yang ia alunkan,aku melihatnya diluar jendela.
Aku sejenak mendengarkan nyanyianya sebelum aku mengucapkan salam ke kelas ituALBI NADAK
Liik,Ana milki liik
Ta’ala arrob dummini, makhtaga liik
Liik , u rukhi fiik
Ya hobba’umrana’umri kullu hakhyishu liik
Hawak huwal hayah
Wintall ana ba’ashyak hawa
Kaan albi muna agmal malak yikuun ma’ah
Yah albi nadak witmannak tib anta wayaya
Yah ba’d esniin shuk wa haniin alaiik hina ma’aya
Yah dummini liik,danta habibi hayati liik wa ha’iish’umri’ashana’ineek wa’umri fadak..Lagu itu seperti ia menyampaikan peraaanya padaku dengan melalui syair lagu itu, astagfirullah! Aku terlalu geer untuk itu.
Aku tak ingin berdiam diri, ku ucapkann salam ke kelas, seorang santri laki-laki keluar dan menanyakan akan keberadaanku disini aku menjawab alasanku disini untuk bertemu muzib,lalu di panggil nya muzib saat muzib menghampiriku di luar aku pun menyampaikan pesan dari ustad fahmi tadi kepadaku.
Aku pun langsung meninggalkanya tanpa basa-basi,diri ini benar-benar tak sanggup berlalu lama berhadapan dengannya,hatiku bergetar saat engkau ada di hadapanku meski jarak kami tak begitu dekat,bahkan aku tak ingin berniat dekat pada mahkluk yang bernama laki-laki yang bukan muhrimku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doa Dan Harapan
Teen Fictionaku tak berharap Akan aku dan Kamu bisa Bersatu Dan menjadi pelengkap agamaKu, Mungkinkah? Namun Aku hanya bisa Berdoa dan berusaha untuk bisa memilikiMu dalam Doa disetiap Sholat tahajudKu, Dan jika Memang DiriMu memang bukanlah Takdirku aku hanya...