Nikmat Allah kini Aku rasakan

31 10 1
                                    

03:20

pagi ini aku ingin melaksanakan sholat tahajud di mesjid sendiri,saat jam tiga ini santri masih terlelap dalam tidurnya karna santri biasanya tahajud jam 4 pagi.

Aku ingin belajar bangun jam tiga pagi untuk senantiasa beribadah khusyuk sendiri tanpa ramai-ramai dengan santri lain,baru kali ini aku melakukan sholat tahajud karna allah tanpa paksaan ,tanpa ajakan aku mengerjakan karna keinginanku
“ya allah terimakasih engkau telah memberiku hidayah hingga aku mau melaksanakan sholat tahajud karna-MU, ya allah. Teruslah beri aku hidayah agar aku senantiasa selalu
mengingatmu,maafkan hamba ini kadang selalu lalai dalam kewajibannya sebagai seorang muslim terkadang aku abaikan” do’aku setelah selesai melaksanakan sholat tahajud dengan penuh harapan hingga mata ini meneteskan air mata  hari ini aku merasakanya akan dekat dengan tuhanku
Naufal yang terbangun dari tidurnya terkejut saat kakaknya,muzib. Tidak ada di tempat tidurnya, naufal mencari muzib di sekitaran kamar tapi tidak ada, perasaan dirinya mengatakan bahwa muzib seakan berada di mesjid, tapi apa salahnya jika mencarinya di sana naufal tak ingin suudzon namun ingin husnudzon bagaimana pun muzib yang susah dibangunin dan sedikit mustahil ke mesjid jam tiga shubuh begini, saat di cari ke mesjid...benar saja muzib sedang teparan di sejadah mesjid
“Kak..bangun” ucap naufal membangunkan muzib yang sedang tidur
“Astagfirullahalajim!..” ucap muzib. Bangun dari tidurnya
“Kakak sholat tahajud?.” tanya naufal ketika melihat muzib tidur di sejadahnya
“ah..iyah, apa sudah sholat shubuh” ucap muzib sedikit linglung
“ belum, aku mencari Kakak soalnya tak ada di tempat tidur”
“Kakak tadi sholat tahajud sendiri di mesjid jam 3 shubuh. Makanya aku ke mesjid sendiri”
Setelah 1 jam berlalu adzan shubuh pun berkumandang dan kami pun melaksanakan sholat shubuh berjamaah.

       ***

Pondok pesantren yang ku kira tempat yang so alim bagiku, namun jika ku rasakannya sendiri di pesantren akan berbeda dengan apa yang aku duga sebelumnya
Pertama aku terkagum akan awal ku bertemu dengan seorang wanita yang ku lihat waktu di pesawat dengan sebuah pakaian syar’i yang menutupi dirinya, Masyallah kata yang ku ucapkan saat melihat penampilannya.

Aku terkagum pada nama yang cantik seperti kisah atikah sama seperti namanya atikah yang pernah ku baca buku kisah wanita hebat pada zaman nabi yang tak sengaja ku baca.

Jumat, hari ini jumat..sepertinya ini akan menjadi awal ku akan jumatan di pondok ini dengan para santri disini, sebelum menginjak siang, pagi ini para santri diajak untuk berkebun oleh Ustad Maulana beliau adalah pemilik yayasan pondok ini, katanya beliau orang yang ramah,baik,pekerja keras, itulah yang dikata para santri disini aku hanya mendengar ceritanya belum merasakannya sendiri
Saat aku menginjakkan diri di kebun dengan para santri rasanya aku terbawa suasana menyenangkan disini, raut wajah santri yang banyak tersenyum hingga aku pun tersenyum saat melihat senyuman mereka semua. Tenang hati ini melihat kebahagiaan mereka.

Ustad maulana mengajakku untuk menanam bunga dengan semua santri disini rasanya sangat ramai dan penuh tawa, mereka rela-rela main kotor-kotoran demi sebuah kebersamaan dan kebahagiaan, betapa sayangnya ustad maulana terhadap santrinya mangajak untuk menanam bunga meski
sederhana dan melelahkan tapi itu bermakna banyak bagi santrinya.

Hari ini aku pun merasakan seperti hal  nya apa yang para santri rasakan, mereka mengajariku mencangkul, menanam, hingga menyirami bunga yang sudah mekar, sampai bermain tanah sabagai candaan kami. Aku merasa telah menemukan sesuatu yang tidak pernah ada selama ini pada kehidupanku, orang-orang tidak pernah mengkritikku atau menghakimi ku mereka malah menerimaku dengan baik.
“kamu tahu tentang menanam bunga disini” ucap ustad maulana mengajakku mengobrol dan duduk disebuah kursi taman kebun ini
“tidak ustadz, Memangnya kenapa ustadz?” jawabku peanasaran
“bunga ini menandakan akan kenangan semua pribadi santri disini,mereka menanam bunga pribadinya yang mereka inginkan untuk ditanam disini untuk perlu dikenang dengan cara baik, kamu lihat pohon atau bunga disini adalah pengingat yang menyenangkan”
“apa yang ingin kau tanam disini” ajaknya ustad maulana padaku
“aku tak perlu di monumenkan,ustadz. Aku hanya seorang pesinggah saja disini, aku tidak pantas untuk itu” ucapku yang tidak yakin jika aku menanam sesuatu di kebun ini karna aku sadar aku bukanlah seorang santri disini melainkan seorang pesinggah sementara untuk mencari ilmu agama
“ kenangan bukan hanya untuk santri saja, siapa pun bisa. Ayo.. tanamlah sesuatu disini” ustad memintaku untuk menanam aku tidak ingin menolak ajakanya yang baik padaku
Ajakannya yang membuatku terharu ternyata ustadz maulana begitu perhatiaanya padaku untuk ku menanam bunga disini dan sebagai kenangan yang baik, kini aku menanam bunga mawar putih yang bermakna akan harapanku dan perlindungan.

Doa Dan HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang