45. Tian

7.2K 901 48
                                    

Happy Reading and Enjoy

Aku kembali ke hotel dengan pikiran yang kacau, beberapa kali aku menghubungi Meyka, tapi dia sama sekali tidak merespon. Rasanya ingin menyusul ke divisinya, tapi aku belum bisa karena ada meeting diluar dengan GM sampai sore nanti.

Desahan nafas lega lolos saat chat'ku dibalas oleh Meyka, dia mengatakan kalau dia sudah makan siang dan akan kembali menyelesaikan pekerjaannya.

Meyka akan pulang lebih awal hari ini, sementara aku harus bertahan untuk beberapa hal yang harus ku selesaikan agar weekend nanti, aku memiliki waktu berdua dengan Meyka. Tidak selalu berkutat dengan pekerjaan yang ku bawa pulang.

"Kenapa?" Mr. Yuan, GM hotel yang baru bertanya. Yuan lebih tua 5 tahun diatasku, dia jauh lebih santai dari GM sebelumnya, mungkin karena jarak umur kami tidak terlalu jauh.

"Nggak papa, lagi capek aja" jawabku singkat, Yuan hanya bisa menangguk dan kami kembali membahas masalah pekerjaan, tapi otakku tidak berada disini, kepalaku dipenuhi oleh Meyka.

Sekalipun kami masih bertukar pesan sampai beberapa detik yang lalu, aku masih gelisah, entah karena apa.

"Okey, kita mulai yah"

***

"Thank you buat hari ini, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" aku menyalami perwakilan dari perusahaan Wine yang cukup terkenal, bergantian dengan Yuan yang cukup mengenal laki-laki bule itu.

Aku hanya mengangguk-angguk ketika kami berbasa-basi santai, diam-diam aku mengirimkan pesan pada Meyka yang tidak dibalas. Ku hela nafas pelan, aku semakin gelisah karena sampai 5 menit kemudian Meyka belum membahas pesanku.

"Gue balik ke hotel dulu" bisikku pada Yuan dan dia mengangguk. Aku bangkit dan pamit kepada para bule itu. Sembari berjalan aku kembali mengecek phonselku yang berdering, nama Mama tertera dilayar phonselku.

"Ya Ma?" kataku saat aku memasuki mobil.

"Nita tadi dateng ke rumah, kamu tau dia udah pulang?" aku belum menyalakan mobil dan memilih berbicara dulu dengan Mama.

"Udah" jawabku singkat, aku tidak mau membahas Nita lebih banyak. Bukan karena apa-apa, tapi Nita memang bukan siapa-siapa.

"Kamu nggak papa kan?" tanya Mama.

"Nggak papa lah, emang kenapa? Tian udah punya Meyka, Nita bukan lagi siapa-siapa" aku dapat mendengar suara helaan nafas lega dari seberang sana. Lebih baik begini, mama tidak tau kalau Nita mengatakan kalau ingin kembali melanjutkan pertunangan kami yang sudah hancur sejak tahun lalu. Sedikit kebohongan tidak akan mengubah dunia.

"Baik-baik sama Meyka, dia pasti yang terbaik buat kamu" kalimat Mama membuatku tersenyum kecil.

"Iya ma" sahutku dan panggilan berakhir.

Aku segera memacu mobil ke arah hotel yang berjarak 30 menit dari tempatku sekarang, 30 menit tanpa macet tentunya. Kalau dengan macet, minimal 45 menit.

Sesekali aku melirik phonselku yang anteng, pesan yang ku kirimkan pada Meyka sama sekali tidak di balas, apakah dia sesibuk itu?

Aku mendesah pasrah, setelah sampai hotel, aku perlu melihatnya. Mungkin mengunjungi divisinya hanya untuk menyapa istriku tercinta, agar kegelisahanku hilang. Mungkin aku merindukannya.

Sesampainya di hotel, aku segera keluar dari mobil, berlari kecil menuju lift seraya menghubungi Clara. Aku semakin resah karena Meyka belum juga ada kabar.

"Ra....."

"Lo dimana?" tembak Clara langsung, aku mengerit bingung mendengar suaranya yang panic, dan juga terdengar suara grasak grusuk diseberang sana, "Lo dimana?" tanya Clara sekali lagi, tapi kali ini nada suaranya agak sedikit naik.

Hidden AgendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang