9. Meyka & Tian

6.3K 743 131
                                    

Happy Reading and Enjoy

Kami tidak berbicara sama sekali saat berpiah dengan teman-teman kami, aku yang tadi berangkat bersama Clara dengan go car sudah pasrah akan pulang sendiri dengan ojol lagi, tapi saat hendak berpisah Clara mengomel, aku tidak boleh pulang sendiri dan bla bla bla, lalu dia meminta Tian mengantarku dan disinilah aku, didalam mobil Tiam berselimut keheningan.

Mengingat Clara, aku jadi ingat kejadian didalam tadi.

"Lo berdua pasti ada something kan?" tuduh Clara saat aku baru saja kembali menarik diri darinya, Tian baru saja melepaskanku setelah entah berapa kama kami berciuman dengan panas, bahkan aku dapat merasakan kecanggungan yang muncul, dan juga seluruh tubuhku terasa panas, karena nafsuku naik ditambah alcohol sialan yang ku minum tak seberapa.

"Nggak ada, lo kasih gue tantangan cium siapapun, dan gue nggak mungkin cium cewek yang nggak gue kenal"

Dia benar, aku juga kalau ditantang seperti itu akan lebih memilih salah satu laki-laki dimeja untuk ku cium.

Tapi.....

"Kenapa kita ke hotel?" aku melotot kearahnya, dia masih diam sampai mobil berhenti didepan loby dan dia turun, membuka pintu mobilku dan menarikku turun dari mobil.

Sialan!!!! Apa yang Tian lakukan?

"Tunggu disini" nafasku terengah saat melihat Christian berjalan ke arah resepsionis dan aku hanya bisa terdiam ditengah loby hotel yang luas.

"Ayo" dia menarik tanganku dan aku langsung menyentaknya.

"Apa yang Lo lakuin?"

"Ikut gue atau gue gendong lo sampai keatas?"

Tian POV

Aku membuka kemejaku memunggungi Meyka yang ku yakin masih berdiri didekat pintu, entah apa yang membuatku berbuat aneh seperti ini. Ini adalah pertama kalinya.

"Tian, please...."

"Apapun yang ada dikepala lo, gue nggak akan melakukannya, gue Cuma mau tidur. nyokap lagi sakit dan gue nggak mungkin pulang tengah malam kaya gini dan menggangunya" aku bohong, bahkan ketika lembur aku dengan mudah pulang malam seperti biasanya. Hanya itu alasan yang ku temukan dalam kepalaku agar Meyka tidak berpikir macam-macam.

"Ayo tidur" matanya melotot, aku ingin tertawa, sungguh. Tapi ku tahan mati-matian.

"Sumpah Mey, gue nggak akan ngapa-ngapain kalau lo nggak kasih izin" aku mengedip kearahnya berusaha mencairkan suasana canggung yang aneh ini.

"Gue tidur di sofa aja" Meyka memilih bergerak duduk disofa yang aku yakin sangat cukup untuk mengampung tubuhnya yang mungil, tapi aku tidak akan setega itu.

"Okey, kalau lo nggak percaya, gue aja yang tidur disofa" aku menariknya dan mendorongnya ke ranjang, dan mengambil bantal untukku tidur.

"Lo beneran nggak ngapa-ngapain kan, bang?" dia menahan tanganku dan aku menatapnya sejenak dan mengangguk.

Sial!!! Beberapa detik yang lalu, aku bersumpah aku tidak akan menyentuhnya kalau dia memang tidak mengizinkan. Tapi sentuhannya benar-benar berpengaruh besar padaku didetik berikutnya.

Aku bahkan mulai ragu dengan diriku sendiri.

"Beneran" kataku meyakinkannya, atau aku juga berusaha meyakinkan diriku sendiri.

"Ya udah, tidur di ranjang aja, lagian kasurnya juga luas" aku menatapnya, bahkan aku dalam beberapa detik menahan nafas atas kalimatnya.

Shit!!! Ini akan menjadi malam yang panjang.

"Gue bisa tidur di...."

"Ya udah, terserah, gue juga nggak maksa" dia langsung beranjak menuju kamar mandi sementara aku termenung. Kenapa Meyka nggak maksa coba? Aku menggerutu dalam hati, tapi tetap merebahkan diri diatas ranjang, mengambil bagian paling ujung dan memberikan ruang yang cukup luas untuk Meyka.

Tidak, Meyka tidak sebesar itu, hanya saja.... Aku tidak akan bisa lagi menahan diri untuk tidak menyentuhnya. Atau, aku akan mencuri beberapa sentuhan atau kecupan disaat dia terlelap.

Aku menyeringai kecil. Sialan sekali, aku macam laki-laki bajingan malam ini. Dan berapa lama aku tidak menyentuh wanita? Em.... 3 atau 4 bulan?

"Katanya nggak mau tidur diranjang" Meyka muncul dengan wajah yang jauh lebih segar, semua make up tipis yang tadi ada diwajahnya kini sudah menghilang. Sudahkah aku bilang kalau Meyka itu cantik? Ya walau harus diakui kalau dia sedikit tidak mempedulikan penampilannya.

"Setelah dipikir-pikir lagi, gue juga bakal pindah ke sini tengah malam nanti, dan dari pada nunggu sakit semua badan gue, mending gue langsung tidur disini" sepertinya suasana sudah mulai mencair karena dia tampak sudah sedikit lebih rileks.

"Ya udah, gue capek. Inget!!! Jangan ambil kesempatan" dia mengacungkan jari telunjuknya untuk memperingatiku dan aku hanya bisa mengangguk pasrah.

Ranjang bergerak, space diantara kami membentang lebar, bahkan masih muat satu orang dewasa lagi. Aku melipat kedua tanganku dan ku jadikan bantal, sementara Meyka tidur memunggungiku. Lelahku setelah seharian bekerja mendadak hilang, aku yang tadi datang ke pesta kecil-kecilan Clara sudah mengantuk kini mendadak tidak bisa tidur.

Alasannya jelas, karena perempuan disampingku sekarang ini.

5 menit....

10 menit..... sama sekali tidak ada pergerakan dari perempuan itu. Dia benar-benar sudah tidur?

"Mey?" aku bergerak ketengah ranjang dan menyentuh bahunya. Melihat pakaiannya membuatku meringis pelan. Dia pasti tidak nyaman mengenakan pakaian seperti itu.

"Meyka" panggilku sekali lagi seraya memanjangkan leherku, menatap wajah Meyka. Dia benar-benar sudah tidur, bahkan tampak sudah sangat pulas.

"Hem" dia hanya bergumam tidak sadar dan membalikkan tubuhnya hingga telentang, aku bergerak menjauh dengan pelan karena tubuh kami begitu menempel sekarang. Tapi..... erangan putus asa lolos dari bibirku karena tiba-tiba Meyka melilit tubuhku, seolah dia sedang memeluk bantal guling.

Aku menyingkirkan tangannya, tapi dia malah semakin merapatkan pelukannya.

Yap... aku benar-benar tidak bisa tidur sampai pagi.

-------

Nah lohhh, gimana nih????

Semoga kalian suka part ini.

With Love,
Bella

Hidden AgendaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang