Ekstra Part 1

5K 221 0
                                    

Apa yang sudah ia lakukan? Apa?

Aku pergi dengan perasaan yang entah. Aku sudah menunggunya beberapa saat malam itu. Namun, nihil. Dia hanya diam, tak ada sesuatu yang ia katakan, setelah aku mendorong keras tubuhnya hingga menjauh dariku.

Hanya menatap, lalu terkadang menunduk diam. Ada rasa yang menyakitkan di dalam sini. Entah dengan suatu alasan, atau tidak sama sekali.

Aku anggap ini suatu perpisahan. Mulai hari ini, aku akan berhenti. Berhenti untuk membuka peluang menyakiti diri sendiri.

Aku pergi dari tempat sejuta kenangan itu dengan rasa yang terus berkecamuk. Memikirkan segala kemungkinan dari segalanya. Menerka-nerka hal yang sebenarnya hanya membuat hatiku kian gundah.

Aku benci ... benci dengan rasa yang terus saja menyiksa.

Jika dulu aku memangis karena suatu hal yang menyesakkan, maka kali ini jauh lebih menyakitkan.

Kupikir, hal yang paling menyedihkan adalah menyaksikan pengkhianatan di depan mata. Namun, aku salah. Hal yang paling menghujam dada ialah, mencintai seseorang dalam diam, lalu berakhir begitu saja saat segalanya belum dimulai.

"Bianca ...," panggilnya saat itu, saat aku menutup kamar. Lalu hanya menangis di balik pintu itu.

Aku seperti telah berhasil terbang melayang dengan mudahnya. Lalu tanpa aba-aba terhempas ke dasar bumi begitu saja. Sehancur itu.

Cukup berlebihan, tapi itulah kenyataannya.

***

Waktu terus merangkak maju. Hari-hari kulalui dengan cukup tertatih dengan hati yang membeku. Aku terus saja membunuh rasa bernama rindu.

Aku membatasi diri dengan sikap yang terus terkendali. Bagaimana cara kami berinteraksi, seakan berbeda dengan yang sudah dilalui.

Seringkali ia menatap. Mungkin sedang mengamati perubahan dari diriku.

Aku tahu betul, bahwa kita tak mampu mengandalikan sebuah rasa. Namun, kita bisa mengendalikan sikap.

"Nanti kamu rekap semua pemasukan dari departemen yang baru beberapa bulan dibuka. Saya ingin lihat, berapa persentase kenaikannya," perintah Pak Reno.

"Baik, Pak."

Hanya sekedar itulah interaksi di antara kami. Aku begitu membatasi kontak mata dengannya.
Cukup sulit, hanya mengalihkan pada berkas, atau folder yang ada di hadapan.

Entah, tetapi sekeras itu aku berusaha. Sedangkan aku tidak tahu, bagaimana dia menghadapi harinya.

Apakah dia baik-baik saja? Atau justru sama sepertiku, bertarung melawan hati sendiri?

Masih saja aku menerka-nerka. Lalu, sesaat menganggap bahwa bagi dia apa yang terjadi di antara kami malam itu adalah hal tanpa arti. Kemudian dengan mudah rasa sakit kembali menghujami.

Padahal bagiku, tentu saja semua itu seharusnya penuh dengan makna. Ah, sudahlah!

"Bianca ...," panggilnya. Membuat lamunanku sesaat terpecah.

Aku mendongak dari menunduk. Akhirnya aku menatap wajah itu, menemui sorot mata yang mematikan itu.

"Kamu lagi enggak baik-baik aja."

Tentu saja, dan semua karenamu. Batinku menjawab.

"Saya minta maaf."

Aku hanya diam. Bukankah sebelum melakukan hal di luar dugaan itu, ia juga minta maaf padaku? Lalu, kenapa justru memaksakan diri dengan suatu yang lebih fatal?

Aku hanya diam, sekedar menikmati sesuatu yang tercekat. Membendung embun yang terus memaksa menghantam pelupuk mata.

"Aku enggak suka sama sikap kamu beberapa hari ini," ucapnya lagi.

"Lalu, saya harus apa?"

"Berhenti bersikap menghindariku."

"Ini bukan soal pekerjaan, jadi enggak seharusnya di bahas."

"Semarah itu kamu sama saya?"

Lidahku kelu. Aku sudah cukup keras berusaha untuk tidak menangis. Padahal, aku ingin meluapkan segalanya, di hadapan dia. Benar, bahwa aku tidak baik-baik saja.

"Menangislah," ucapnya. Seperti tahu apa yang sedari tadi memaksa, tetapi coba kutahan.

"Pak Reno jahat."

Tanpa kuperintahkan, buliran bening dengan mudah mengucur membasahi pipi. Tak mampu lagi aku membendungnya.

"Bianca ... saya ...."

🍂🍂🍂

Kira-kira Pak Reno mau ngomong apa, ya?

Tuh, Gaes, akoh memutuskan akhirnya bikin ekstra part. Sekarang gantian kelen yang order novelnya, ya? Nggak rugi banget, kok. Kelen bakalan puas baca Pov Pak Reno, dapet totebag cantik, gantungan kunci yang nggemesin banget, sama ekstra part dalam bentuk ebook!

Hubungi marketer terdekat, klik link WA di bawah, ya.

Kontak Marketer TIKAR

1. *JAWA BARAT*
Tania
Fb: Tania Noer Anissatya
wa.me/6282219305545
*Garut, Tasik, Ciamis, Cirebon, Cilacap, Purwekerto, Kuningan, Indramayu*

Dini
Fb : Dini Lisdianti II
wa.me/6289674394639
*Bandung kota, Banten, Purwakarta, Cianjur, Subang, Sumedang, Cimahi, dan Sukabumi*

2 *JABODETABEK*
Fiska
wa.me/6285721122647
FB.  Fiska Aimma Andrika

3. *JAWA TENGAH*
Lina
wa.me/6287897750845
Fb Liina Prasetya

4. *SOLO, SUKOHARJO, SRAGEN, KARANGAYAR, WONOGIRI, YOGYAKARTA, DAN SEKITARNYA*
Bintang
Fb : Bintang Pelangi
wa.me/6285747362771

5. *BALI, JATIM, SURABAYA, DAN SEKITARNYA*
Bintang
Fb : Bintang Pelangi
wa.me/6285747362771

6. *BENGKULU*
Irda
Fb : Irda Hs
Wa.me/6281373629645

7. *SUMATRA SELATAN, SUMATRA UTARA, JAMBI, BANGKA BELITUNG, KEPRI, ACEH*
Adinda Silvia
wa.me/6282280417336
Fb Adinda Silvia

8. *SUMATRA BARAT*
Yossi Unank
Wa.me/6281267003253
FB Yossi Unank

8. *LAMPUNG*
Dini
wa.me/6289674394639

9. *Kalsel-Kaltim*
Elsa/Icha
Fb: Elsa Alina
http://wa.me/6281250515271

10. *Kalbar-kalteng-kaltra*
Irene Monica
Wa.me/6281250515271
Fb: Irene Monica

11. *SULAWESI*
Andi Anis Magfiroh
Fb : Andi Anis Magfiroh
http://wa.me/6285719382094

12. *NTB*
Baiq Hermawati
Wa.me/6281803594447
Fb : https://www.facebook.com/baiq.erma.370. (Baiq Erma)

Move On! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang